"ibu itu yang menjaga dan menyayangi anaknya sepenuh hati. Kalau ibu yang malah membuat anak trauma dan menjadikan anak sebagai bahan untuk mencari uang, apakah pantas di sebut ibu?"
......
Sudah di pusing, khawatir, karena syakila hilang dan sampai sekarang suaminya belum pulang. July di tambah di pusingkan dengan perempuan berambut panjang berwarna merah menyala yang katanya sahabatnya dari suaminya, Reza.
Lagi, July menghela napas dengan mengurut keningnya. Dia pusing, sangat pusing.
"Cepet panggil sahabat gue, bilang, sahabatnya nunggu di sini!"
"Mbak, sudah saya katakan dari tadi. Suami saya gak ada. Dia lagi gak di rumah." Mencoba sabar meski kesabarannya sudah menipis.
Tangannya sudah gatal ingin menonjok wajah belepotan karena makeup itu.
"Jangan bohong. Gue tahu, Reza ada di rumah!" Rani masih kekeuh, Bahwa Reza ada di rumah. Namun, July menahannya, menyembunyikannya--itu pemikiran Rani.
"Mbak," gram, gigi gigi perempuan yang sedang khawatir dan pusing itu bergeletuk "sudah saya katakan dari tadi. Suami saya tidak ada di rumah. Dia, sedang di Singapura." Berbicara dengan sejelas-jelasnya supaya perempuan yang ngeyel itu mengerti.
"Saya. Tidak. Percaya." Mengunakan tekanan, Rani bersidekap dada.
Brak!!!
Terlonjat kaget, memegang dadanya Rani melotot dengan marah "apa apaan sih Lo?! Gila ya! Untung gue gak jantungan!!" Keluar sudah sifat asli Rani, tadi anggun sekarang seperti reog kepasan.
"Heh, anjing, pulang Lo!" Keluar juga sifat asli July yang sudah lama terpendam. Perempuan itu bangkit dari duduknya dengan dada kembang kembis.
Benar benar sudah marah dan muak!
"Heh, babi. Lo bilang gue apa?" Berdiri,Rani menyolot dengan menunjuk wajah July "jaga ya, mulut bau Lo itu!!"
"Mulut Lo yang bau!! Bau tai!!" July juga menyolot, melotot.
Sengit, mata keduanya menyipit saling melirik tajam. Maju beberapa langkah dan.......
Mereka pun saling Jambak, jurus ibu ibu.
"Udah gue bilang, suami gue nggak ada! Lo jadi tamu gak sopan banget!!!" Rambut merah menyala panjang itu terombang ambing sesuai arah jambakan July.
"Aaaaaaaaa..... Lo juga sebagai tuan rumah seharusnya sopan sama tamu!!" Menjambak, mencakar, berteriak.
Rumah itu jadilah diisi dengan kegaduhan.
July sudah seperti banteng kepanasan. Dia menarik tangan Rani Lalau membalikkan tubuh Rani sehingga membelakanginya.
Satu....
Dua....
Tiga....
Bugh!!
Pantat palsu Rani yang semok ditendang dengan enteng, oleng, jatuh sudah. Wajah cantik dan berwarna-warni itu mencium lantai.
Lantai berwarna putih itu ternodai dengan gambar bibir Rani yang lebar.
"Mati, Lo!!"
"ANJING, SETAN LO. GIGI GUE PATAH!!!"
....
Di lain tempat, yaitu di negara Singapura. Dua komplotan sedang adu Jetos. Saling memukul dan menembak. Ternyata, Dewi sudah menyiapkan beberapa anak buah untuk menjaga dirinya juga lelaki yang bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mr. Husband [Selesai]
Random[spin off 'menikah dengan CEO?' cerita sahabatnya Aya!] .... "Will you marry me?" Terdiam kaku dengan mulut menganga, ungkapan tadi membuat dirinya terkejut bukan main. Lelaki didepannya melamarnya? Sang duda melamarnya? "E-egh....." "Saya tidak men...