05. tiga hari 💫

5.3K 532 15
                                    

Suara tangis balita terdengar rumah petak itu, menangis dengan sangat nyaring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara tangis balita terdengar rumah petak itu, menangis dengan sangat nyaring. Tidak biasanya balita itu menangis dengan kejer seperti itu.

"Ini ada apa pak mas duda?" July membuka suara, pagi pagi gini Reza sudah datang kerumahnya dengan membawa syakila yang menangis'.

"Boleh tolong berhentiin dulu nangisnya syakila?"

Mengangguk, July mengambil balita itu. Dia usap punggung syakila yang bergetar, dia juga tepuk tepuk pantat syakila. Bibirnya terus bergumam, entah apa yang gadis itu guman kan sehingga syakila mulai berhenti menangis.

"Saya harus pergi, sakila nangis karena tahu kalau saya mau pergi. Dia nggak mau saya tinggal" tanpa diminta Reza memulai menceritakan nya "saya mau menitipkan syakila disini!"

July dan buk marwa saling pandang, ibu dan anak itu mengernyit tidak mengerti "maksudnya?"

"Dirumah tidak ada siapa siapa, mama saya baru semalem terbang ke Singapore ikut papa, baby sister tidak ada, karena, syakila tidak mau diasuh orang lain. Selain, saya dan ke-dua orang tua saya."

"Saya juga orang lain loh pak? Pasti syakila juga nggak mau diasuh sama saya!"

Reza menggeleng "beda!"

"Bedanya?"

"Sudah beberapa kali saya liat syakila anteng kalau sama kamu, contohnya sekarang, dia mau dipangku sama kamu bahkan bisa berhenti menangis. Dia, anaknya tidak langsung bisa akrab sama orang baru!"

Memang benar, syakila, balita itu kalau dekat dengan July akan banyak ketawa. Balita itu akan anteng bersama July bahkan tawa dan senyum yang jarang keluar, bersama July akan keluar.

"Saya titipkan syakila disini, saya ada pekerjaan penting. Saya siang ini harus berangkat ke Sidney, cuman tiga hari kok!"

"Kamu mau kan? Saya titipkan syakila kekamu. Saya gak tahu harus titipkan dia sama siapa lagi, mau cari baby sister pun waktunya udah mepet dan syakila juga tidak akan mau."

July nampak berpikir, perempuan itu menunduk melihat syakila yang menyembunyikan wajahnya dibelahan dadanya, perempuan itu mengangkat wajah syakil sehingga wajah balita yang merah karena menangis' itu melihat dirinya "syakila kalau tinggal sama Tante mau gak?"

Balita itu mengerjap, mengangguk kecil "nggal momy?"

"Hah?" July melihat pada Reza.

Reza meneguk ludahnya, momy segala! Duh dia merasa menyesal karena bilang kalau July calon momy nya anak itu.

"Iya, syakila bakal tinggal sama Tante July untuk tiga hari. Syakila mau?" Ucap Reza.

Anak itu mengangguk semangat, memeluk tubuh July "mauuuu.."

Reza terseyum, menghembuskan nafas lega. "Ini baju dan keperluan syakila, semuanya ada disana" jelas Reza "dan ini, uang jajan dan makan syakila" Reza menyimpan amplop coklat dimeja yang sudah usang "25 Jeti!" Lanjutnya.

Hallo, Mr. Husband [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang