32. Sakit 💫

3.2K 398 44
                                    

Karena mimpi buruknya July langsung jatuh sakit, perempuan yang sedang hamil tua itu demam tinggi, terus mengigau dan tidurnya tidak nyaman, keringat dingin terus bercucuran membuat tubuh July basah. Matanya yang sebab itu tertutup dengan damainya.

Reza khawatir dengan keadaan istrinya, lelaki itu terus saja menemani July dari malam sampai saat ini siang, hanya beranjak ketika dia mau ke kamar mandi. Mendengar anaknya sedang sakit buk Marwa langsung berangkat kerumah anaknya, wanita paruh baya itu sangat mengkhawatirkan keadaan anaknya itu. Tidak hanya buk Marwa, Wenda dan Dani serta syakila pun langsung meluncur kerumah Reza untuk melihat keadaan menantu mereka.

"Reza, menurut mama bawa aja istrimu kerumah sakit," Wenda memberikan saran. Wanita itu merasa khawatir dengan keadaan menantunya, tangannya terus memijat kaki menantunya yang membengkak.

"Iya, papa setuju Reza."

Reza terdiam, terus menggenggam tangan dingin yang basah istrinya. Reza melihat kedua orang tuanya dan mertuanya, Reza bingung, saat pagi tadi Reza mengajak July untuk kerumah sakit tapi perempuan itu menolak tidak ingin kerumah sakit, "July gak mau dibawa kerumah sakit, kalau dia dibawa kerumah sakit pasti marah. Tadi juga udah ada dokter kepercayaan keluarga kita kesini, katanya tidak apa apa kalau tidak dibawa kerumah sakit pun, July hanya demam aja."

Semuanya mengangguk mengerti, "kenapa anak ibu sampai gini Reza? Dia salah makan atau bandel?" Buk Marwa bertanya pada menantunya itu, anaknya ini bandel susah dibilangin.

"Semalam July mimpi buruk buk,"

Reza mengangguk, dia mulai menceritakan apa sebab July demam "semalam baru selesai shalat isya July langsung minta tidur, dan gak biasanya dia kaya gitu. Malam hari July ngigo tidurnya kayak keganggu dan gak nyenyak. Aku bangunin dia karena khawatir. Bangun bangun July langsung nangis dan bilang ke aku bahwa aku katanya mau ambil cincin pemberian aku buat dikasih ke Dewi. Katanya aku juga udah gak cinta sama dia gara gara tubuhnya gendut gak kayak dulu, dia bilang aku selingkuhin dia."

"Udah dua hari ini emang July selalu insecure gara gara berat tubuhnya, mungkin juga karena terus kepikiran sampai kebawa mimpi."

"Ya, Allah sayang..."

"Padahal mantu mama ini tetep cantik kok dengan kondisi tubuhnya saat ini. July gendut juga kan gara gara dia sedang mengandung, kembar lagi. Pantas aja tubuhnya jadi berkali-kali lipat lebih besar. Jangan khawatir sayang nanti juga kalau udah lahiran tubuh kamu kecil lagi," Wenda terus mengusap kedua kaki menantunya, dia akui memang July saat ini gendut, tapi, menantunya ini tetap cantik kok, malahan lebih cantik dan aura aura seorang ibunya sudah keluar. Perempuan yang sedang hamil pasti punya aura tersendiri, lebih bersinar dan lebih cantik.

"Lebih tepatnya July bukan takut sama gendutnya menurut papa, tapi, July takut kamu Reza, sebagai suaminya tidak mau menerima keadaan July saat ini, July takut kamu berpaling sama dia."

.....

"Ayo makan dulu sayang, kamu harus minum obat. Kasian juga baby twins nya kelaparan nanti kalau mamahnya gak mau makan," buk Marwa terus saja membujuk anaknya yang tidak mau makam.

"Ayo, anak cantik ibu harus makam, aaaaaa..... " Masih menggeleng, July menolak suapan dari ibunya dengan gelengan.

"Aku gak mau... " July bersuara meski sangat kecil. Buk Marwa menghela nafasnya "kalau kamu gak mau makan, gapapa. Tapi, makannya buat anak kamu aja, kasian dia."

"Sayang, dari pagi perut kamu belum diisi apa apa, ayo makan. Kalau gak mau makan, mau mama kupasin buah buahan?" Wenda ikut membujuk menantunya itu, sama, jawaban dari July gelengan.

Kedua wanita paruh baya itu saling melirik, menghela nafasnya, "gak mau makan, aku udah gendut! Takut gendut lagi, nanti mas Reza pergi ninggalin aku..." Suara kecil dan parau, July menggeleng menunduk. Ini ketakutannya sekarang, takut Reza meninggalkannya karena ia gendut.

Hallo, Mr. Husband [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang