34% = Irene

469 52 6
                                    

"Nih bocah gak nanggung-nanggung nge-spam!!"

Taehyung menghapus semua bekas panggilan Jimin yang ia tolak sembari menunggu Rosé sebelum berangkat sekolah.

Taehyung menghela napas panjang. Saat sudah melihat Rosé keluar dari kamarnya. Mata adiknya yang sembab membuatnya sedih. Taehyung sudah tahu Rosé pasti menangis semalaman. Karena hubungannya putus sama Jimin.

"Fine?"

Rosé menggeleng kecil. "Gue gak semangat sekolah.."

Taehyung mengangguk paham. Ia mengerti. Tapi mau bagaimanapun mereka berdua harus pergi bersekolah.

Ponsel Taehyung berdering saat mereka berdua hendak menuju mobil. "Irene?"

"Chie, lo duluan masuk mobil. Gue angkat panggilan dari Irene dulu."

Rosé tidak menurut. Ia malah memperhatikan gerak-gerik Taehyung.

"Lo kenapa malah liatin gue? Sana masuk!" titah Taehyung lagi. Rosé mendengus, lalu nurut apa kata Taehyung.

"Ada apa, Ren?" Taehyung mulai menjawab panggilan Irene.

"Kamu gak mau berangket bareng gitu? Sama aku?"

Taehyung agak geli dan belum terbiasa mendengar Irene sudah mulai ngomong pake aku-kamu padanya. Setelah mereka berdua jadian semalam.

Yah, Taehyung menerima Irene begitu saja. Saat semalam cewek itu menyatakan perasaannya. Taehyungpun tidak ada pilihan lain. Lagipula harapan mendapatkan Jennie sudah tiada. Mangkannya ia main menerima Irene begitu saja. Padahal hatinya masih bimbang karna Jennie.

"Gak bisa. Gue bareng Rosé. Gue tutup, ya. Nanti gue temuin lo disekolah."

Taehyung menutup panggilannya. Kemudian dengan cepat memasuki mobil.

🖤🖤🖤

Jimin akhirnya keluar kamar. Setelah satu hari dua malam ia mengeram dikamar. Yumi berlari kecil, ketika melihat Jimin sudah keluar dengan keadaannya yang terlihat berantakan, wajah pucat dan mata sembab membuatnya khawatir.

"Yaampun, Jimin!"

Jimin menepis pelan tangan Mamanya saat Mamanya menyentuhnya. "Aku mau sekolah."

"Kamu belum makan dari kemarin. Kenapa kamu jadi nyiksa diri gini, sih? Liat muka kamu pucet gitu, kamu nahan laper, kan? Sekarang ayo sarapan!"

Jimin menghindari tangan Mamanya. "Gak usah peduli, Ma. Mama juga gak peduli sama perasaan aku. Kan, Mama sendiri yang buat aku begini!'

"Kamu cuma putus sama Rosé kenapa sampai gini, sih?"

"Cuma?!" Jimin emosi saat Yumi mengentengkan permasalahannya. "Jimin sayang banget sama Rosé, Ma! Mama ngertiin aku dong, Ma!"

"Dia gak baik buat kamu!"

"Gak baik apanya si, Ma! Dari kemarin Mama terus bilang dia gak baik mulu-"

"Ya gimana Mama gak bilang gitu! Irene sendiri teman satu sekolah kamu yang bilang!"

Jimin memejamkan matanya kuat-kuat. "Mama belum jawab Jimin kemarin malam. Mama ketemu Irene dimana? Dia kan yang ngasih tau rumah Rosé ke Mama?"

EVIDENCE | ᴶⁱʳᵒˢᵉ ˣ ᵀᵃᵉⁿⁿⁱᵉ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang