62% = Kritis

218 25 5
                                    

Sejak kecil, Taehyung tidak bisa jauh dari Rosé, begitu juga sebaliknya. Makanya kenapa Rosé sangat manja pada Taehyung. Karena Taehyung selalu berada di sisinya, menjaganya bahkan terkadang selalu menuruti keinginannya.

Dari Rosé masih duduk di bangku sekolah dasar saja, jika ada yang mengusik Rosé di sekolah Taehyung akan langsung turun tangan. Rasa tanggung jawab Taehyung melindungi Rosé memang sangat luar biasa. Perannya sebagai Kakak laki-laki satu-satunya Rosé sangat Taehyung jiwai. Sesayang itu Taehyung terhadap Rosé.

"Tae! Ada yang nangisin Adek lo anjir!"

Taehyung yang semula tengah sibuk di hukum membersihkan kamar mandi karena ketahuan tidur di kelas, seketika langsung berlari secepat kilat menuju kelas Rosé.

"WOI SIAPA YANG NANGISIN ADEK GUE?!!"

Taehyung memang patut di acungkan jempol jika soal tanggung jawabnya sebagai seorang Kakak laki-laki untuk Rosé. Rosé bersyukur memiliki Kakak seperti Taehyung. Tapi ada satu sifat yang membuat Rosé kesal pada Kakaknya, yah sifat posesifnya Taehyung yang sangat over.

Mungkin saking sayangnya, kadang cara Taehyung menyampaikan rasa sayangnya itu terlalu berlebihan yang jatuhnya jadi posesif, itu lah yang membuat Rosé gedeg.

Tapi mau bagaimanapun juga, Rosé juga sayang banget sama Taehyung. Sayang, sayang, sayangnya sampai tidak bisa di deskripsikan.

🖤🖤🖤

.

.

.

"Oh jadi, lo bakal ngebiarin Rosé hidup tanpa Kakaknya cuma karena larangan nggak jelas lo gini?"

Jimin melebarkan matanya, Rosé menggeleng cepat. "Enggak! Gue nggak mau! Aku nggak mau, Jimin... Abang nggak boleh ninggalin aku..."

Rosé tidak pernah membayangkan hidupnya tanpa Taehyung. Saat berjauhan dengan Taehyung dulu saja, Rosé sebenarnya tidak bisa. Hanya saja dia terpaksa. Tapi jika Taehyung meninggalkannya untuk selamanya? Rosé mungkin akan di buat gila.

Sementara itu, isakan Rosé membuat hati Jimin tersayat. Jimin memang paling tidak bisa melihat Rosé menangis memilukan seperti itu.

"Lo denger?" Jennie menatap sinis pada Jimin.

"Udah-udah! Biarin g-gue yang donorin, walaupun sebenernya ini gue takut bukan main. Tapi dari pada lo semua ribut-ribut begini." ucap Jhope tiba-tiba yang membuat semua orang menatap kearahnya.

"Dari tadi kek." celetuk Hanbin.

"Goldar lo O-?" tanya Hyunjin.

"Iya kenapa nggak boleh?" Jhope malah sewot.

"Jelas boleh banget lah. Jadi lo bisa nolongin sohib kita, dah sana!" Bobby mendorong-dorong Jhope. "Ini Dok ambil aja darahnya, sampe kering juga gapapa!"

"Gue telanjangin lo ya!" kesal Jhope dan Bobby hanya terkekeh tanpa dosa.

Jimin tersenyum sambil menghela napas lega, dirinya benar-benar bersyukur akhirnya menemukan jalan keluar dari situasi membingungkan tadi. "Makasih, Jhope. Untung ada lo, tolongin Tae ya gue mohon."

"Ini nggak gratis ya btw!" canda Jhope dengan raut wajah tengilnya.

"Bang Jhope..." Rosé memanggilnya sambil menjalankan sendiri kursi rodanya menuju Jhope. "Makasih banyak. Makasih udah mau donorin darahnya buat Abang..." Rosé memegang lengan Jhope, yang membuat Jhope senang bukan main karena dapat memanasi Jimin yang sedang menatapnya dengan sinis.

EVIDENCE | ᴶⁱʳᵒˢᵉ ˣ ᵀᵃᵉⁿⁿⁱᵉ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang