65% = LDR

401 20 4
                                    

"Mama setuju, Pa." ucap Sara. "Sayang, kita pindahin kamu ke Aussie ya. Kita obatin kamu di sana sampai sembuh, Mama sama Papa bakal rujuk kamu ke Rumah sakit yang paling bagus di sana biar kamu cepet sembuh. Oke?"

Deg!

Mendengar perkataan Ibu dan Ayahnya Taehyung, Jennie tidak terima. Jennie tidak bisa LDR-an, apalagi Taehyung dalam kondisi seperti itu, memikirkannya saja Jennie tidak bisa.

"Apasih, Ma? Kenapa harus di Aussie? Rumah sakit ini juga, bagus kok!" ucap Rosé.

"Kita pindahin Abang kamu biar kita juga bisa rawat dia, Sayang. Mama sama Papa 'kan belum bisa di sini terus, urusannya masih banyak di Aussie. Mama juga mana mau ninggalin Abang kamu dalam kondisi kayak gitu." ucap Papanya.

"Aku bisa rawat Abang kok, Pa! Di sini banyak yang bakal rawat Abang. Aku, Bi Lim, Jennie, ada Jimin juga yang selalu standby kalo Abang mau BAB segala macem kayak tadi, dia bisa ngurus." tegas Rosé. Jimin yang paham hanya mengangguk pasrah.

"Tapi Jimin 'kan nggak mungkin selalu standby, Sayang. Jimin masih harus kuliah juga, 'kan? Lagian kamu kalo Abang kamu pindah, kamu juga harus ikut pindah---"

"NGGAK MAU!" potong Rosé.

"Sementara doang, Sayang. Sampai Abang kamu sembuh." bujuk Ji Hyeok. Rosé tetap tidak mau.

"Nggak mau, Pa! Jangan maksa-maksa aku lagi!" Mata Rosé sudah mulai berkaca-kaca. Rosé mana mau juga LDR-an sama Jimin, apalagi dalam kondisi berbadan dua seperti ini.

"T-Tae juga nggak mau, Pa..." ucap Taehyung yang akhirnya buka suara.

"Sayang..." Sara mengenggam tangan kanan Taehyung. "Kenapa nggak mau? 'Kan kalo di sana Mama sama Papa bisa rawat kamu sampai sembuh total. Jadi mau ya?"

Taehyung menggelengkan kepalanya. "K-kalo Mama sama Papa nggak b-bisa rawat Tae, k-kalian bisa sewa perawat di sini."

Sara menggelengkan kepalanya. "Nggak. Kamu harus pindah. Pa, kalo Rosé nggak mau biarin aja Rosé di sini, ada Bi Lim ini yang jaga."

Ji Hyeok hanya mengangguk setuju.

"Kita obatin Abang kamu dulu ya sampai sembuh ya, Sayang?" Sara menatap Rosé, Rosé malah cemberut sebelum air matanya jatuh begitu saja.

Berjauhan sama Taehyung? Rosé juga mana bisa!

"Papa... Mama... Rosé nggak bisa jauh-jauhan lagi sama Abang..." tangisnya. Jimin buru-buru menenangkannya.

"Kamu maunya apasih, Sayang? Kamu nggak mau ikut, Papa kasih izin. Lagian cuma sampai Abang kamu sembuh, berdoa aja makanya supaya Abang kamu cepet pulihnya. Jadi, keputusan Papa udah bulat, Papa sama Mama bakal urus Tae di Aussie." final Ji Hyeok.

Tanpa sadar, mata Jennie berkaca-kaca. Dan hal itu, Taehyung menyadarinya.

🖤🖤🖤

"J-Jen..."

Jennie tidak menoleh saat Taehyung memanggilnya, ia malah sibuk membereskan beberapa barang milik Taehyung di bantu Bi Lim, sebelum sebentar lagi Taehyung akan di rujuk ke Australia.

Yah, pada akhirnya Jennie memilih pasrah, meski hatinya benar-benar tidak ikhlas. Tapi mau bagaimana lagi? Jennie tidak bisa apa-apa. Papanya Taehyung sangat tegas pada keputusannya. Rosé saja sedang menangis di luar, sedangkan Orang tua Taehyung sibuk mengurus administrasi dan rujukan Taehyung ke Rumah sakit luar negri.

"A-aku janji bakal cepet sembuh. B-biar cepet b-balik lagi kesini..."

Jennie diam-diam meneteskan air matanya lagi, dan hal itu di sadari Bi Lim ketika melihat baju Taehyung yang sedang di lipat Jennie sedikit basah karena air mata. "N-Nak Jennie?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EVIDENCE | ᴶⁱʳᵒˢᵉ ˣ ᵀᵃᵉⁿⁿⁱᵉ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang