Jimin terus merutuki dirinya sendiri ketika melihat Rosé akhirnya memblokir nomornya. Rosé benar-benar marah padanya sekarang. Karena pertama, dirinya ketahuan minum-minum, kedua, tidak membalas-balas pesannya dari tadi, ketiga, karena Rosé menuduh dirinya genit dengan cewek-cewek di Kampus.
"Siapa yang genit, sih? Malah di blok lagi nomor gue." gerutunya sambil memakai hoodienya dengan tergesa-gesa.
Jimin bergegas keluar berniat ke rumah Rosé untuk membujuknya agar tidak marah lagi padanya, dan juga menjelaskan pada Rosé kalau semuanya itu tidak benar soal dirinya yang di kira Rosé genit sama cewek lain. Padahal jelas-jelas semuanya tau, seberapa bucinnya Jimin sama Rosé, jadi mana mungkin Jimin berani genit apalagi selingkuh sama cewek lain, bukan?
"Eh kamu mau kemana?" Yumi menahannya saat baru saja Jimin satu langkah keluar dari pintu utama rumahnya.
"Ke rumah Rosé, Ma."
"Ngapain? Udah malem, Jim. Emang kamu udah mendingan?"
"Udah, Ma. Ada urusan pokoknya, jadi aku harus nemuin dia sekarang juga."
Yumi terkekeh. "Pasti kamu mau bujuk dia karena Mama yakin, Rosé lagi marah sama kamu karena kamu ketaun mabuk-mabukkan, 'kan?" ucap Mamanya dengan nada mengejek.
"Ck, iya, Ma. Tapi adalagi masalah lain. Yadah Jimin kesana dulu ya."
"Yaudah, hati-hati."
Jimin pun kembali bergegas mengambil motornya, namun lagi dan lagi ada seseorang yang menahannya.
"Eh minggir lo, gue lagi buru-buru."
"Lo mau kerumah Rosé, 'kan? Gue ikut." Jennie dengan wajah datarnya langsung naik begitu saja tanpa persetujuan Jimin.
"Lo mau ngapain sih ikut-ikut? Mau nemuin Tae?"
"Iya, karena lo berdua brengsek! Dasar cowok genit!" Jennie menggeplak kepala Jimin yang membuat cowok itu meringis kesakitan, karena kebetulan Jimin sedang tidak memakai helm.
"Anjir sakit, Jen!"
"Bodo amat! Buru jalan sekarang!" perintahnya.
"Lagian lo sama Rosé kenapasih bisa nuduh gue sama Tae genit sama cewek? Siapa emang yang genit? Nggak ada!"
"Cepet jalan aja dulu!" Jennie tidak mau mendengarkan, ia malah terus mendesak Jimin agar secepatnya menjalankan motornya. Saking tidak sabarnya Jennie sampai mencubit pinggang Jimin. "Buruan!!"
"Agh iya, iya ini jalan!"
Jimin menjalankan motornya. Setelah sudah sampai, Jimin dan Jennie bergegas memencet bel rumah Taehyung dan Rosé hingga pintu rumah akhirnya terbuka dan menampilkan sosok Sara, Ibunya Taehyung dan Rosé.
"Oh Jimin? Jennie? Kenapa malem-malem kesini? Ada apa, hm?" tanya Sara dengan lembut. "Masuk dulu ayo, di luar dingin."
Sara menggiring kedua anak muda itu masuk ke dalam rumahnya. "Mau nemuin Tae sama Rosé, ya?"
"Iya, Tan. Tae dimana?"
"Rosé dimana, Tan?"Pertanyaan Jennie dan Jimin yang bersamaan membuatnya terkekeh. "Mereka ada di kamar Tae, kalian ke atas ya. Tante mau ke kamar dulu."
"Oke makasih, Tante!"
Jennie dan Jimin segera keatas. Baru saja Jennie ingin mengetuk pintu kamar Taehyung, terdengar samar-samar perdebatan Kakak Adik yang tak lain tak bukan adalah Rosé dan Taehyung.
"Gak genit gimana?! Ini cewek pada nge-Dm lo, nge-Wa lo, nge-Line lo! Lo kok bisa ngasih ig, nomor Wa, ngasih Id ke cewek-cewek sih, Bang?!" teriak Rosé yang sangat nyaring di sana. "Gue yakin Jimin juga pasti sama, 'kan?! Lo berdua itu udah punya cewek loh! Kok bisa genit barengan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
EVIDENCE | ᴶⁱʳᵒˢᵉ ˣ ᵀᵃᵉⁿⁿⁱᵉ
Fiksi RemajaKisah cinta di sekolah 🏫📍 ⚠️ Cerita gabut yang agak somplak, alay, sangat random, mengandung kerecehan, kegregetan dan ketidakpekaan dari para tokohnya:v ⚠️ 'Hanya Sahabat' Kata yang tepat untuk dirinya dengan Jimin. Membuat Jennie hanya bisa men...