Jennie diam tidak menjawab pertanyaan Taehyung, tidak mungkin 'kan ia jawab jujur soal dirinya yang memang sedang marah dengan Jimin, karena Jimin melarang Rosé mendonorkan darahnya di saat Taehyung dalam kondisi kritis.
"Jen?"
"G-gapapa, dia bikin bete aja, Tae. Kamu tau lah dia suka iseng sama aku, nah tapi isengnya kelewatan makanya aku marah sama dia." bohong Jennie.
"Emang sialan tuh b-bocah Pendek."
Di sisi lain. Rosé terbangun dari tidurnya, ia duduk dengan gusar di atas pangkuan Jimin. Menyadarinya Jimin buru-buru mengusap punggung Rosé.
"Emm.. Maaf, kamu pasti pegel ya?" Rosé berpindah duduk di sisi Jimin.
"Kenapa pindah? Orang nggak kok. Biasa aja. Kalo masih ngantun lanjut tidur aja sini, aku tau kamu capek."
Rosé menggelengkan kepalanya, lalu mengedarkan pandangannya. Di lihatnya teman-teman Abangnya ini sedang menutup matanya sambil bersandar satu sama lain, mungkin sama mereka juga sama-sama lelah menunggu Taehyung. Tak terkecuali Eunwoo, ia bersandar pada tembok sambil memejamkan matanya juga. Dan fyi, Orang tua Jennie yang tadi datang menjenguk sudah pulang, tersisa yang lainnya yang masih setia menunggu dari malam hingga siang menjelang sore ini, sampai Rosé sudah tidak mau pakai kursi roda lagi.
"Mereka kecepean banget keliatannya, sampe harus bolos cuma buat nungguin Abang. Mendingan suruh pada pulang aja kalo pada capek nunggu, Jim. Masih ada aku, kamu, Jennie sama Bi Lim 'kan yang nungguin Abang, Mama sama Papa aku juga bentar lagi sampe Korea." ucap Rosé.
"Nanti kita juga balik kok, Rosé. Tapi habis liat Tae ganti-gantian." balas Namjoon yang ternyata belum tertidur.
"Loh? Abang udah boleh di liat?"
"Udah. Jennie masuk duluan." jawab Jimin. Rosé baru sadar tidak ada Jennie di sekitarnya.
"Ih kenapa kamu nggak bangunin aku?!" kesal Rosé pada Jimin.
"Nanti juga kamu liat dia sama aku, ganti-gantian ya sabar. Karena kata Dokter, kalo nggak ganti-gantian bisa ganggu istirahat Tae."
"Boleh berdua liatnya?" tanya Rosé.
"Iya, minimal berdua. Makanya tadi aku bilang, kamu liatnya sama aku."
"Aku duluan aja ya, Jennie sendiri 'kan liatnya? Aku nggak sabar ketemu sama Abang, Jim..."
Jimin menghela napas sabar. "Jangan, Sayang.. Kamu sama aku, kasih space buat mereka. Kamu lupa kalo mereka pacaran? Gimana kalo Jennie ngerasa terganggu kamu rusak waktu berharganya sama Tae, hm?"
Rosé menundukkan kepalanya, ia memilih mengalah. Ia dengan sabar menunggu Jennie yang tak juga kunjung keluar.
"Pasti sakit banget, ya?" Jennie cemberut menatap Taehyung.
"N-namanya habis kecelakaan y-ya pasti sakit, J-JenJen."
"Aku nggak nyangka kamu begini, baru tadi malem kita bareng dan terakhir aku liat kamu nganterin aku pulang, kamu baik-baik aja. Aku bener-bener kaget pas Bi Lim ngabarin aku tengah malem kamu kecelakaan."
"M-maaf ya. Lain kali, a-aku bakal l-lebih hati-hati lagi.."
"Harus! Aku marah kalo kamu kayak gini lagi!"
Taehyung mendesah. "Y-yah, aku juga nggak m-mau begini."
Jennie dengan hati-hati melingkarkan tangannya pada pinggang Taehyung, memeluknya sambil menyandarkan kepalanya pada bahu sebelah kanan Taehyung. "Cepet sembuh.."
"Sure, a-asal kamu selalu di samping aku." Taehyung tersenyum.
"Hmm... Aku bakal jagain kamu, rawat kamu. Kamu tenang aja. Yaudah, kayaknya giliran Rosé yang jenguk kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
EVIDENCE | ᴶⁱʳᵒˢᵉ ˣ ᵀᵃᵉⁿⁿⁱᵉ
Teen FictionKisah cinta di sekolah 🏫📍 ⚠️ Cerita gabut yang agak somplak, alay, sangat random, mengandung kerecehan, kegregetan dan ketidakpekaan dari para tokohnya:v ⚠️ 'Hanya Sahabat' Kata yang tepat untuk dirinya dengan Jimin. Membuat Jennie hanya bisa men...