16% = Nyerah

1.2K 132 10
                                    

Masih ingat dengan Kai yang dulu berstatus pacar Jennie? Saat pacaran Jennie hanya sekedar sayang biasa terhadap Kai. Tanpa memiliki perasaan lebih seperti sepasang kekasih pada umumnya.

Jennie menerima Kai juga sebagai alasan, agar Jimin dapat menghapus perasaannya dulu. Tapi, ketika Jimin berhasil menghapusnya, semenjak Rosé datang kekehidupan Jimin. Jennie jadi merasa kehilangan. Jennie merasa tidak suka kalau Jimin bersama cewek lain selain dirinya. Egois memang, Jennie akui dirinya egois.

Saat Jimin dulu memiliki perasaan pada dirinya. Ia sia-siakan. Alasannya karena ia takut hubungan persahabatan mereka bisa berpengaruh. Tapi, saat Jimin berhasil melupakannya. Perasaan Jennie terhadap Jimin tiba-tiba berbeda, rasanya ingin lebih, seperti keinginan Jimin dulu. Tapi, Jimin sudah memiliki perasaan pada cewek lain, ini resikonya, Jennie paham itu.

Setelah putus dari Kai saja. Jennie hanya kecewa di awal. Karena kelakuannya. Habis itu ia dapat melupakannya dengan cepat.

Karena semuanya hanya tertuju kepada Jimin. Yang padahal Jennie tahu, kalau hati Jimin bukan untuknya lagi.

"Jennie, lo ngapain disini?"

Jennie yang semula sedang terisak sambil menutup kedua mukanya dengan tangan, langsung menoleh ke sumber suara, yang sangat familiar di telinganya, Jimin. Jennie kaget melihatnya. "Ji-Jimin?"

Jimin tersenyum. Kemudian ia mengerutkan keningnya. "Lo nangis?"

Jennie menggeleng. "Dih. Siapa juga yang nangis? Emang lo bisa liat gue nangis? Ini mah air ujan kali. Lagian kenapa lo juga bisa ada disini? Ujan-ujanan juga lagi."

Wajah Jimin mendadak jadi datar. Ketika mendengar perkataan Jennie, raut wajahnya lebih ke ekspresi sedih. Jimin menghembuskan napasnya secara perlahan, kemudian menatap Jennie. "Gapapa."

Jimin berjalan meninggalkan Jennie. Jennie memutuskan mengikuti Jimin karena merasa ada suatu hal yang mengganjal ketika melihat ekspresi wajah Jimin tadi.

"Jim, lo kenapa? Lo diterima kan sama Rosé?"

Jimin memberhentikan langkahnya. Kemudian membalikkan badannya menghadap Jennie. "Perasaan dia tetep sama. Dia gak punya perasaan apapun sama gue."

Jennie menautkan kedua alisnya. Ia bingung dengan perkataan Jimin. "Maksudnya?"

"Dia udah jadian sama Jungkook."

Jennie membeku ditempat. Ia sangat terkejut mendengarnya. Hingga membuat Jimin menghela napasnya dengan panjang dan juga getir ketika sudah melihat reaksi sahabat didepannya.

"Jim?"

Jimin memejamkan matanya sekilas. Sebelum memutuskan untuk mencurahkan semuanya pada Jennie.

-

Jennie terdiam sebentar. Ketika sudah mendengar semua curahan Jimin barusan. Ia langsung saja menarik Jimin kedalam pelukannya.

"Gue ngerti..Lo sabar ya, Jim.."

Jimin mengangguk, dan ia semakin mengeratkan pelukannya dengan Jennie. "Makasih, Jen.."

Mereka berdua melepaskan pelukannya. Jennie menganggukkan kepalanya.

"Yaudah, pulang yuk! Ganti baju, kita udah basah kuyup." ajak Jennie setelah Jimin merasa cukup curhatnya.

Jimin meraih tangan Jennie lalu menggenggamnya dengan erat, seolah tidak ingin dilepaskan, dan itu buat Jennie jadi gugup ketika mendapat perlakuan seperti itu dari Jimin. Padahal itu bukan pertama kalinya. "Yuk."

EVIDENCE | ᴶⁱʳᵒˢᵉ ˣ ᵀᵃᵉⁿⁿⁱᵉ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang