56% = Kesabaran Taehyung

269 25 1
                                    

"Emang kenapa bisa berantakan banget, sih? Lo tadi berdua sama Jimin ngapain emang?"

Deg!

Rosé tidak bisa menjawab. Lidahnya terasa kaku. Hanya keringat dingin yang mengalir di pelipisnya yang mewakili perasaan Rosé sekarang, betapa paniknya dia.

"Nggak ngapain-ngapain, 'kan? Yaudah jadi lo santai aja, gue mau ikut bantu."

Ucapan Jennie ternyata tidak terduga, Rosé kira Jennie sudah curiga. Tapi ternyata belum.

"P-pokoknya lo di luar aja! Lo tamu, jadi gue nggak mau ngerepotin!" Rosé sekali tangkas mendorong Jennie keluar, lalu menutup pintunya. Membiarkan Jennie di luar, Rosé secepat kilat merapikan kamarnya, dan tidak lupa mengganti spreinya.

Di sisi lain.

"Lo guling cuman satu?" protes Jimin.

"Lo udah numpang banyak protes lagi! Tidur yang anteng aja napa sih!" kesal Taehyung.

"Mau kemana lo?!" Taehyung bingung melihat Jimin beranjak dari kasurnya.

"Mending tidur di sofa gue dari pada sama lo!" balasnya.

"Oh yaudah deh bagus! Semoga pegel-pegel ya!"

Jimin hanya mendecih mendengar teriakan Taehyung, sebelum kemudian menutup pintu kamar Taehyung dengan keras.

Brak!

"GUE PITES LO!!" teriak Taehyung dari dalam. Namun Jimin abaikan.

"Lo ngapain, Jen?" tanya Jimin ketika melihat Jennie berdiri sendirian di depan pintu kamar Rosé.

Baru saja Jennie ingin menjawab, Rosé lebih dulu keluar dari kamar. "Dah beres! Kamar gue udah rapi! Lo boleh masuk!"

"Lo aneh sumpah!" Jennie tidak habis pikir, dan Rosé hanya cengengesan.

Jennie masuk ke dalam kamar, Rosé hendak menyusulnya tapi ia baru sadar kalau ada Jimin di depannya. "Jimin? Kamu belum tidur?"

Jimin menggeleng. "Males aku tidur sama si Tae. Ini aku mau tidur aja di ruang tv."

"Ruang tv? Jangan dong!"

"Gapapa, Sayang. Dari pada sama si Tae. Erosi mulu aku-nya. Yadah, kamu tidur sana, udah malem." Jimin mengusap rambut panjang Rosé sebelum berlalu begitu saja dari hadapan Rosé.

"J-Jim, gimana kalo aku temenin kamu? Boleh ya?" Rosé menahan lengan Jimin. "Jennie biarin aja di kamar aku, kayaknya dia juga udah pelor deh. Gak ada suara-suaranya lagi."

Jimin tersenyum senang. Setuju banget soalnya. "Dengan senang hati, Sayang."

🖤🖤🖤

"Kenapa Tae harus kuliah di London?" tanya Subin, Papanya Jimin pada kedua orang tuanya Taehyung dan Rosé.

"Karena Kampusnya sangat bagus, Subin. Kebetulan, dosen-dosen di sana kerabatku semua." balas Ji Hyeok, Papanya Taehyung dan Rosé.

"Ah iya aku lupa, kalo kamu lulusan universitas London." Subin terkekeh.

"Makanya, Taehyung aku suruh disana. Biar jadi orang yang berguna, karena aku yakin kalo Tae lulus dari situ dia pasti jadi pemimpin perusahaan yang sukses nanti. Dia pasti bisa buat perusahaanku naik lagi."

"Aku mengerti. Kalo gitu, aku jadi mau Jimin kuliah di London, satu univ sama Tae. Tapi anak itu mana mau, apalagi pas tau alasannya karena anak kamu, Ji Hyeok." Subin dan Ji Hyeok tertawa ala bapak-bapak.

"Ahahaha, untung aja Rosé perempuan. Jadi aku nggak akan nuntut dia kuliah dimana aja, jadi anak kamu aman deh nggak akan LDR-an sama anak aku." ucap Ji Hyeok. Yang mengundang gelak tawa Yumi dan Subin, kecuali Istrinya Sara yang terus diam sejak mereka membicarakan tentang perkuliahan anaknya.

EVIDENCE | ᴶⁱʳᵒˢᵉ ˣ ᵀᵃᵉⁿⁿⁱᵉ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang