Taehyung sudah sampai di Korea tanpa memberitahu Rosé. Biar ini jadi kejutan katanya. Taehyungpun kesini harus butuh tenaga extra agar Papa dan Mamanya tidak curiga.
Karena khawatir dengan Rosé. Jadinya ia memutuskan menjenguk Rosé adiknya itu yang hidup sendiri disini.
Taehyung melambaikan tangannya, setelah melihat Taxi. Taxi itu berhenti. Dengan cepat Taehyung memasuki kopernya ke bagasi mobil, dibantu supirnya. Setelah itu Taehyung masuk ke Taxi disusul juga supirnya.
Beberapa menit kemudian. Taehyung telah sampai di depan rumah Rosé. Ia lalu mengetuk pintu rumah ini, rumah yang ia beli untuk adiknya menggunakan tabungannya. Tak lama kemudian, sang adik pun keluar.
"Abang!"
Taehyung tersenyum. Sedangkan Rosé masih menganga tidak menyangka tiba-tiba melihat Kakaknya bisa-bisa udah disini. Mereka berdua berpelukan, romantis kalau dilihat dari ikatan Kakak dan Adik.
Taehyung dan Rosé adalah Kakak adik. Mereka lahir di Korea tapi mereka pindah ke Australia dan memutuskan untuk menetap disana lebih tepatnya di kota Melbourne saat mereka masih kecil.
"Kenapa lo gak bilang kalo mau kesini sih, Bang!" kesalnya. Setelah melepaskan pelukan mereka. Taehyung terkekeh melihat adiknya memasang wajah cemberut.
"Kan kejutan!"
"Tapi Papa, Mama tau lo kesini?"
"Lah kagak lah. Gue diem-diem kesini anjir!!"
"Ooh.. Untungnya.."
🖤🖤🖤
Jimin terlihat lelah. Ketika sudah berulang kali mengetuk pintu kamar Jennie yang tak kunjung dibuka oleh sang pemiliknya, yang masih marah karena kejadian tadi. Makannya saat itu Jimin segera berlari kerumah Jennie untuk minta maaf dan membujuknya agar tidak marah lagi.
"Jennie!! Jendeukii!"
"Jennie yang cantik bukain dong!"
"Jennie bohay, cantik, sekseh, hod, bukain dong! Ah lo mah kalo marah kayak bocah!!"
"Jalan-jalan yuk mau ikut gak?! Kalo gak gue pergi nih!"
"Ntar gue beliin coklat kesukaan lo yang banyak, deh! Baju Chanel sekalian gue beliin dah sekarang buat lo. Bukan bajunya aja mau bra, cd Chanel sekalian gue beliin sekarang! Asal lo bukain dulu pintunya, ayo!! Tapi lo kudu maafin gue!!"
Ceklek
"Nah gitu dong! Lo asal gue tawarin kayak begituan aja lo, langsung keluar!"
Jennie menatap Jimin sinis. "Dih, siapa juga yang mau ngeladenin lo! Orang gue mau kedapur mau minum, minggir ah!" kesalnya. Lalu mendorong badan Jimin agar tidak menghalangi jalannya.
"Jahat sumpah lo, Jen! Maafin gue napa ah lo mah! Gue gak suka lo giniin gue ya!" cerocos Jimin sambil terus menyamakan langkahnya dengan Jennie yang sengaja di cepetin. Karena sudah kesal, Jimin menarik badan Jennie agar berhenti melangkah.
"Jen, please!" ucapnya. Sambil mengeluarkan ekspresi sok imut. Yang membuat Jennie bukan nya gemes tapi mau ngakak.
"Gak usah kayak gitu tuh muka yang ada mau ngakak gue liatnya!!" Jennie memalingkan wajahnya menahan senyumnya.
"Ngakak aja. Berarti gue berhasil bikin lo seneng."
"Emang kalo orang ngakak artinya seneng?"
"Iyalah! Yaudah ah lo maafin gue ya, please!"
"Iya." jawab Jennie singkat, padat dan jelas. Setelah itu ia melanjutkan lagi langkahnya.
"Beneran, Jen?! Ah lo mah kek gak ikhlas gitu sih mukanya. Yang ikhlasan dikit napa, Jen! Lo mah bikin hati gue gak tenang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
EVIDENCE | ᴶⁱʳᵒˢᵉ ˣ ᵀᵃᵉⁿⁿⁱᵉ
Teen FictionKisah cinta di sekolah 🏫📍 ⚠️ Cerita gabut yang agak somplak, alay, sangat random, mengandung kerecehan, kegregetan dan ketidakpekaan dari para tokohnya:v ⚠️ 'Hanya Sahabat' Kata yang tepat untuk dirinya dengan Jimin. Membuat Jennie hanya bisa men...