45% = Masalah Taehyung

387 35 5
                                    

Taehyung menghela napas getir. Pandangannya benar-benar kosong. Sejak mendapat pesan dari Papanya semalam, pikirannya kalut, takut, dirinya benar-benar tidak tenang.

Jennie melambaikan tangannya didepan wajah Taehyung, yang membuat Taehyung tersadar dari lamunannya. Jennie heran, sejak semalam Taehyung mendadak pendiam hingga sekarang. Jennie tidak tahu apa penyebab cowok petakilan seperti Taehyung mendadak jadi pendiam. Jika ditanya pun, Taehyung selalu bilang tidak ada apa-apa. Lama-lama membuat Jennie kesal.

"Tae sumpah, kamu kenapasih?! Kalo ada masalah bilang apa! Seharian ini kamu itu cuekkin aku!" Jennie langsung mengeluarkan unek-uneknya.

"Gapapa, Jen. Dah, pulang yu! Aku mau kerja." Taehyung berdiri dari duduknya, lalu meninggalkan Jennie begitu saja.

Taehyung memegang kepalanya yang terasa cenat cenut, sebelum membalikkan badannya. "Kamu kenapa gak jalan?" tanyanya pada Jennie yang masih saja duduk dengan wajah datar.

Jennie bangkit dari duduknya lalu berjalan melewati Taehyung setelah melempar tatapan sinis.

Taehyung mengernyit saat melihat Jennie yang jalan mendahuluinya menuju keluar gerbang sekolah bukannya ketempat parkiran. "Jen!"

"Gue bisa pulang sendiri naik bus, gak perlu bareng lo." Jennie memang ketika kesal akan mengganti gaya bahasanya pada Taehyung.

Taehyung menghela napas, dan memilih membiarkan Jennie begitu saja. Entahlah apa yang dipikirkan Taehyung, bukannya menahan malah membiarkan Jennie. Hal itu tentu saja membuat Jennie rasanya ingin menangis.

Jennie duduk dihalte sambil menghentak-hentakkan kakinya. Menahan tangisannya dengan memeras roknya sendiri.

"Gue bingung lo kenapa, Tae? Kenapa lo gak terbuka sama gue pacar lo sendiri?"

Disisi lain, Jimin sedang kesusahan menenteng kado-kado milik Rosé pemberian dari teman-temannya yang sudah memberikan kejutan ulang tahun dikelas tadi.

"Duh, ini gimana bawanya? Aku bawa moge gak ada gantungannya, Sayang." Jimin kebingungan.

"Sini, gapapa aku pegang aja."

"Oh bisa deh. Digantungin sini aja."

"Okey."

"Oh iya, kerumah aku dulu ya. Mama mau ketemu kamu."

"Ayo-ayo!"

Setelah menaiki motornya, Jimin dan Rosé segera bergegas pergi. Seperti biasa, Jimin jika dimotor pasti akan mengambil tangan kiri Rosé kemudian ia genggam erat menggunakan sebelah tangannya. Juga terkadang sambil cium-cium punggung tangan Rosé terus-terusan seperti yang sedang ia lakukan sekarang ini. Dan reaksi Rosé, hanya tersenyum mesem-mesem sembari menaruh dagunya dipundak Jimin.

Tanpa mereka sadari juga, Jennie melihat mereka dari halte bus dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

🖤🖤🖤

Jennie menghela napas panjang, saat melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 7 malam, dan ia baru sampai! Bayangkan. Karena tadi, ia tertinggal bus ketika sedang menunggu bus dihalte, ia malah menyempatkan diri pergi membeli minum.

"Makasih kejutannya sama kadonya ya, Ma.."

"Iya, Sayang..Semoga suka ya.."

Jennie menatap Rosé dan Yumi yang tengah berpeluk-pelukkan disana dengan tatapan sendu. Sampai akhirnya Jimin tidak sengaja melihat kearahnya.

"Loh? Lo baru balik?" Jimin menghampiri Jennie yang sedang berdiri diperkarangan rumah.

"Lo gak sama Bang Tae?" tanya Rosé ikut menghampiri Jennie bersama Yumi.

EVIDENCE | ᴶⁱʳᵒˢᵉ ˣ ᵀᵃᵉⁿⁿⁱᵉ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang