"Gimana kalo dia tau, Jim? Apa Abang bakal benci sama aku? Apa aku bakal nggak di anggep Adeknya lagi?"
"Jangan mikir yang nggak-nggak. U-udah ayo kita ke dalem." Jimin mencoba mengalihkan pembicaraan dengan mengajak Rosé kembali.
"Abang cuma karena cemburu aku lebih bergantung sama kamu dari pada dia, dia sampe marah banget sama aku, Jim."
"Gimana kalo udah tau kamu bikin aku hamil begini? Gimana perasaan dia kalo tau aku nggak bisa jaga diri?"
"Aku yang nggak bisa jaga kamu, dan ini semua salah aku. Itu yang bakal aku omongin ke Taehyung." tegas Jimin.
"Nggak bisa, Jim. Kita sama-sama salah. Coba aja aku nolak, nggak bakal kayak gini. Faktanya aku malah nikmatin, seneng kalo kita ngelakuin 'itu'."
Jimin memejamkan matanya, sangat berat jika masalah dirinya yang telah membuat Rosé hamil di luar nikah di bicarakan. Makanya kenapa, Jimin selalu memilih tidak membicarakan dan memikirkannya. Yang terpenting bagi dirinya, pasti ia akan bertanggung jawab penuh untuk Rosé dan bayinya pada akhirnya.
"Sayang aku mohon, jangan bahas lagi." mohon Jimin.
"Kita harus bahas buat di pikirin ke depannya, Jimin!"
"Tapi kita udah tau jawabannya! Semua orang bakal kecewa, dan aku pasti tanggung jawab buat semuanya! Apa itu belum jelas?!" balas Jimin.
Rosé kembali menangis. "Aku cuma nggak bisa ngebayangin perasaan Abang nanti..."
"Sayang, denger, aku yang bakal tanggung jawab atas semuanya. Tolong jangan di pikirin, bahaya kalo kamu stres mikirin ini terus, Sayang... Please, oke?"
🖤🖤🖤
"Sebaiknya pastikan Pasien jangan terlalu banyak bicara, dan kalian pun jangan membuatnya banyak bicara apalagi sampai harus membuatnya teriak seperti tadi. Karena kondisi lehernya benar-benar masih sangat rapuh." jelas sang Dokter.
"Baik, Dokter. Maaf soal itu." balas Suga.
"Baik, kalau begitu saya permisi."
"Terimakasih, Dokter!" ucap semua orang bersamaan. Jennie dan Bi Lim buru-buru masuk ke dalam ruangan Taehyung. Sementara yang lain, masih di luar menunggu giliran.
"Jadi, kita nengokin dia diem-dieman aja gitu kayak orang dongo?" celetuk Jhope.
"Nggak gitu juga, tolol. Senyum-senyum sedikit lah." balas Jungkook.
"Najis, orang gila!" kekeh Hyunjin.
"Ya mau gimana lagi, orang katanya jangan ngajak ngomong. Kita kasih senyum pepsodent aja ke Tae kalo gitu." canda Jungkook.
"Udah napa, jangan di bahas. Geli gue ngebayanginnya." ucap Jin.
"Haduh, lagian Dokter bilang jangan bikin banyak ngomong, bukan berarti kita nggak ngajak ngomong diem-dieman kayak bocah tolol." kesal Namjoon.
"Udahlah gitu aja di debatin." heran Suga sebelum pandangannya beralih pada Jimin dan Rosé yang kembali entah dari mana.
"Lo kenapa tadi, Chie?" tanya Suga khawatir. Rosé hanya menggelengkan kepalanya sambil menunduk.
"Si Tae gimana?"
"Gapapa, cuma di saranin jangan bikin dia kebanyakan ngomong aja, lehernya masih rapuh." balas Suga.
"Kenapa? Laper?" tanya Jimin ketika Rosé menyenggolnya sambil memegangi perutnya.
"Iya, laper."
"Yaudah kita ke Kantin. Eh lo semua, gue mau ke Kantin dulu." pamit Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVIDENCE | ᴶⁱʳᵒˢᵉ ˣ ᵀᵃᵉⁿⁿⁱᵉ
Teen FictionKisah cinta di sekolah 🏫📍 ⚠️ Cerita gabut yang agak somplak, alay, sangat random, mengandung kerecehan, kegregetan dan ketidakpekaan dari para tokohnya:v ⚠️ 'Hanya Sahabat' Kata yang tepat untuk dirinya dengan Jimin. Membuat Jennie hanya bisa men...