"Jen, obatin gue perih banget ini..."
Jennie terkesiap lalu mengangguk kikuk. Dengan cepat ia pergi untuk mengambil kotak P3k.
Jennie bingung mencari kotak P3knya tidak ada dimana-mana. Hingga pandangan terpaku pada sebuah lemari kecil.
"Kayaknya didalem sini, deh. Yah dikunci!"
Jennie melirik kearah Irene yang sepertinya sudah selesai mengobati luka Taehyung. Dengan berani ia menghampiri mereka.
"Gue pinjam kotak P3knya."
Taehyung melirik kearah Jennie dengan tatapan sendu, bikin Jennie bingung, Rosé juga ikut bingung. Karena masih kecewa, Jennie jadi membalas tatapan Taehyung dingin.
Tanpa kata-kata Irene segera memberikan kotak P3knya pada Jennie. "Gue harap lo jujur nanti diruang Bk."
Jennie berucap memang untuk Irene. Tapi tatapan tajamnya mengarah pada Taehyung. Membuat Taehyung diam. Sebelum akhirnya kembali ketempat Jimin.
Jennie mulai mengobati luka diwajah Jimin, disudut bibir Jimin dan sedikit mengompres rahang Jimin yang agak lebam.
Rosé memberanikan dirinya mengintip Jimin dari balik tirai untuk melihat keadaan Jimin. Lagi-lagi ia ketahuan Jimin. Hendak bersembunyi, Jimin malah menarik tangan Rosé yang memang jaraknya tidak terlalu jauh jadi mudah digapai.
Rosé terkejut tangannya digenggam erat oleh Jimin bahkan ketika Jiminnya sendiri masih lagi diobatin sama Jennie.
"Dah sele-"
Tatapan Jennie jatuh pada tautan tangan Jimin dan Rosé. Jimin memang menghadapnya tapi tangan kirinya kebelakang berpegangan dengan tangan Rosé. Walaupun badan Rosé membelakangi Jimin.
Jennie tersenyum melihat pemandangan itu. Tidak bisa dipungkiri. Jimin memang sangat mencintai Rosé, begitu juga sebaliknya.
Semua orang tahu itu bahkan dirinya juga. Jennie menghela napas, sepertinya perasaan ini harus ia pendam. Setelah melihat Irene segitunya pada Taehyung membuat dirinya sedikit tertampar.
Karena Irene dan dirinya tidak jauh beda. Irene sangat menginginkan Taehyung dan dirinya sangat menginginkan Jimin. Padahal, sudah jelas kalau yang diinginkan tidak akan pernah bisa dimiliki. Jika memang akhirnya bisa seperti Irene, tapi tetap saja salah menurut Jennie. Apalagi jika sudah tahu Irene mendapatkan Taehyung dengan cara yang salah.
Jennie juga kadang merasa bersalah. Setelah mendengar Rosé begitu percaya padanya. Sedangkan dirinya bisa-bisanya memang pernah berniat ingin merebut Jimin darinya.
Sepertinya, Jennie harus mengurungkan niatnya. Ia tidak ingin seperti Irene. Ia tidak ingin terlihat menyedihkan seperti Irene. Jennie harus ikhlas, dan harus merelakan cintanya itu.
"Balikan gih!"
Jimin mengerjapkan matanya. Setelah mendengar Jennie tiba-tiba bicara seperti itu.
"Ish. Itu!" Jennie menarik lengan Rosé. Membuat Rosé terkejut.
"Emang gue gatau kalau kalian pegang-pegangan dari tadi?!" kesalnya karena gemas.
Rosé diam, Jimin masih kaget. Taehyung dan Irene juga hanya diam mendengarkan.
"Gue minta maaf sebelumnya, Rosé. Gue udah lancang suka sama Jimin."
Rosé terkejut mendengar Jennie berbicara seperti itu.
"Jen-"
"Gue bahkan bisa-bisanya berniat egois, ngerebut Jimin dari lo dan gak akan biarin Jimin dimilikin orang lain selain gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
EVIDENCE | ᴶⁱʳᵒˢᵉ ˣ ᵀᵃᵉⁿⁿⁱᵉ
أدب المراهقينKisah cinta di sekolah 🏫📍 ⚠️ Cerita gabut yang agak somplak, alay, sangat random, mengandung kerecehan, kegregetan dan ketidakpekaan dari para tokohnya:v ⚠️ 'Hanya Sahabat' Kata yang tepat untuk dirinya dengan Jimin. Membuat Jennie hanya bisa men...