2. Pertemuan Pertama

104K 12.4K 1.3K
                                    

Malam ini, mereka akan bertemu!

Pernikahan sudah dilakukan. Di dunia ini, pernikahan tanpa kedatangan salah satu mempelai itu hal umum. Namun mereka dianggap akan memiliki pernikahan yang buruk.

Di kehidupan pertama memang tidak bahagia. Tapi, kini Tilly akan mengubah segalanya. Dia akan memberikan cintanya kepada Aiden seluruh hati, lalu menjaganya dari Julian.

"Aku akan bertemu dengan Aiden, hehe, hehehe." hati mungil Tilly berbunga.

Bukannya tinggal di Kastil utama Duke, Aiden diasingkan dalam Kastil lain. Kastil kotor dengan pekerja yang sedikit, Tilly juga di antar ke sana.

Mereka akan tidur bersama dalam satu kamar. Di kehidupan dulu, Tilly tertidur duluan tanpa mempedulikan Aiden.

Memang dirinya bodoh saat itu.

Sangat bodoh.

Ceklek.

Suara pintu terbuka membuat Tilly sadar dari lamunannya. Seorang bocah mungil muncul dari arah pintu, dengan rambut hitam, mata indah berwarna biru sungguh dapat menghanyutkanmu sekejap mata. Juga dengan bekas luka di dahinya, itu entah kenapa membuat semakin indah.

"...."

Tak ada percakapan, Aiden juga nampak tak peduli. Dia berjalan ke arah ranjang.
Tilly memiliki inisiatif untuk menyapanya, "Hai."

Langkah Aiden berhenti, bocah itu terlihat sangat terkejut.

Mengapa begitu terkejut?

"Ah, halo.." Membalas singkat, kini Aiden melanjutkan langkahnya. Ia berjalan ke ranjang, berbaring, dan menutup mata.

Menyapa nya di pertemuan pertama, tidak buruk. "Ini awal yang bagus" gumam Tilly. Mata kecil gadis itu memandang jendela yang gordennya terbuka, tampak bulan dan bintang-bintang memenuhi langit.

"Aku tidak mengantuk.." Tilly memainkan jemari, menghitung kuku mungilnya.
Ada sepuluh kuku, tentu saja. Sejak kapan ada sebelas?

Melamun seperti ini membuatnya teringat atas rasa sakit setelah eksekusi yang masih membekas.

Di mana sebuah besi tajam menebas lehernya, itu menyakitkan, sangat menyakitkan.

Apalagi dengan teriakan para warga yang tak tahu apa-apa, lalu ekspresi terakhir Aiden yang membuatnya bertanya-tanya.

Mual, "Um ..." Tilly merasa mual memikirkan hal itu, menakutkan, menyeramkan.

Tiba-tiba saja, di tengah kesunyian malam, terdengar suara parau dari arah suami kecilnya, Aiden.

"Uhh .... Jangan ...."

Tilly terdiam, suaminya mengalami mimpi buruk? Dulu ia tak tahu karena tidur lebih dulu.

"Tidak, ini menakutkan... Jangan, lepaskan, sialan ...!"

Mata Aiden terbuka, nafasnya tersenggal dengan ekspresi ketakutan. Seluruh tubuhnya gemetar tak karuan, dia sangat takut. Semuanya di sini gelap.

Apa-apaan ... Bocah kecil itu sudah bisa mengumpat? Tunggu, yang lebih penting, kenapa mimpi buruk?

"A-Aiden, kau tak apa?"

Bocah itu menoleh, kini, pandangannya tak lagi gelap. Dia melihat seorang gadis mungil yang duduk di samping jendela dengan gorden terbuka. Tubuhnya diterangi sinar bulan yang nampak lebih cerah dari biasanya.

Itu sangat indah.

"Aiden, kau mengalami mimpi buruk?Tunggu, aku akan membawakanmu minum-"

"Tidak usah!" Teriak Aiden tanpa sadar.

[END-TERBIT] Get Married with MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang