Setelah Julian menunjukkan dirinya, pesta kembali berjalan dengan lebih meriah. Perhatian para pria menuju pada gadis rambut merah muda itu, sedangkan Aiden dirubungi oleh gadis-gadis belum menikah.
Tilly ... Menikmati kuenya sendirian.
Pesta berakhir ketika bulan menunjukkan awaknya. Tilly, Aiden, dan Demian kembali ke Kastil menggunakan kereta kuda.
"Suami, apa kau mencicipi kue berwarna biru muda tadi?" Tilly menoleh bersemangat.
"......"
"Suami?"
Aiden tersentak, "A-ah. Iya..?!"
Tilly mengernyitkan alisnya, "Ada apa? Kenapa suami terlihat tidak baik begitu?"
"Bukan apa-apa, aku hanya menikmati angin malam."
Berada di dalam kereta kuda, dan katanya menikmati angin malam? Bagaimana mungkin ... Jendela juga sedang tertutup rapat.
'Sejak kapan suami terlihat seperti sakit?'
Kini rambut Aiden nampak kusut ke bawah, wajahnya pucat, dan nafas tersenggal dipaksa tetap normal.
"Kau sakit, ya?" Tanya Tilly resah dan mengecek suhu suaminya.
"Bukan, maksudku ... Tida-"
"Ya ampun, panas sekali?!" Tilly berteriak kaget, segera gadis itu melepas jubah luarnya. "Pakai ini, suami. Cepat!"
Aiden melambai kedua tangannya lekas-lekas, "Tunggu, nanti istri kedinginan.."
"Siapa yang seharusnya mengkhawatirkan siapa? Pak kusir, tolong lebih cepat!"
Di luar, kusir yang tengah mendengar keributan pun membaca situasi. "Baik, nona!"
Entah berapa menit waktu yang berlalu, akhirnya mereka sampai di gerbang Kastil. Tilly menghebohkan seluruh pekerja karena teriakannya.
"Cepat siapkan kompresan untuk suamiku, siapkan juga obat-obatan dan panggil tabib untuknya!"
"Iya, nona!"
"Bawakan suami segelas teh hangat!"
"Athena, tolong bawakan selimut yang tebal, suamiku kedinginan..!"
Bukannya semakin membaik, keadaan Aiden malah lebih buruk seiring waktu berlalu. Kulitnya sangat panas seolah akan mengelupas kapan saja, hati Tilly begitu berat.
Gadis pemilik rambut emas itu mendesah cemas, "Bagaimana, Pak Tabib?"
Seorang kakek tua dengan jenggot yang lumayan panjang menoleh, "Gejala ini hanya seperti gejala demam, nona."
"Tetapi lihat bagaimana suamiku begitu menderita! Tidak mungkin ini hanya demam.."
Tabib menatap Tilly dengan serius, "Anda benar. Ini bukan demam biasa, Tuan Muda mengalami gejala yang aneh. Tapi sepertinya saya tahu apa yang terjadi-"
"Apa itu?"
"awakening."
Tilly terdiam beberapa saat, "Tabib bercanda?"
Menggeleng, "Tidak. Gejala ini mirip seperti seorang berbakat yang akan mengalami kebangkitan. Tetapi sudah ratusan lalu berlalu, di negeri ini, tidak ada manusia yang mengalami awakening lagi."
'Itu tidak mungkin, di kehidupan sebelumnya Aiden tidak mengalami ini. Apa terjadi, mengapa menjadi berbeda?'
Tabib melanjutkan perkataannya, "Awakening terjadi apabila telah diakui bakatnya oleh takdir. Namun ratusan tahun terakhir adalah zaman menurunnya kekuatan manusia, sehingga kata 'awakening' cukup asing bagi mereka."
"Apa efeknya?" Tanya gadis itu, "Apa efek samping yang di dapat setelah awakening?"
Menggeleng sekian kali, tabib tersenyum lega. "Tidak ada efek, itu hal bagus. Tetapi seberapa lama tidurnya manusia yang mengalami kebangkitan, itu tidak diketahui."
"Jadi ... Suami bisa saja tertidur sangat lama?"
"Iya, nona. Bahkan mungkin bertahun-tahun lamanya."
Hati Tilly tidak tenang kali ini, ia sangat resah. Bagaimana takdir bisa berubah? Kenapa Aiden tiba-tiba terpilih untuk mengalami awakening?
Tabib meletakkan segelas air, "Tidak ada obat untuk ini, kita hanya bisa menunggu. Saya mohon pada anda untuk tetap menjaga kesehatan hingga Tuan Muda terbangun."
Tilly merenung membiarkan tabib keluar dari ruangan, meninggalkan mereka berdua yang dirubung hening.
"Sial.."
***
Tunggu lagi, ya! Next chap masih diketik, aku mau update lagi sebagai permintaan maaf karena baru update.
Eps baru bakal diupdate hari ini juga. Aku pun lagi revisi dikit-dikit dari episode 1 soalnya banyak kesalahan.
Votenya sayangg
KAMU SEDANG MEMBACA
[END-TERBIT] Get Married with Monster
FantasyPerjodohan Tilly dan Aiden adalah monokrom, bak air tenang hingga Julian datang. Tiba-tiba membuat Aiden mengusulkan proposal perceraian. Tilly dimabuk amarah, gadis itu yakin penyebabnya adalah Julian. Segala cara Tilly lakukan demi membunuh nyawa...