"D-duke kecil .... " Bale, pelatih dansa dari Aiden, menelan ludahnya gugup.
Aiden yang sibuk memakan buah snggur menoleh, tatapan lelaki itu tampak tajam. "Ada apa?"
"Bi—bisakah kita melakukan latihan lagi?"
"Kau tidak lihat aku sedang istirahat? Lihat buah anggurku ini, masih banyak."
Bale gemetaran takut, ia merasa tersiksa saat menjadi pelatih dari putra Duke of Zionne. Tapi dalam hati ia harus bersemangat, ini demi gaji, bisiknya pada batin diri.
Bale merupakan lelaki yang umurnya setahun lebih tuadari Aiden, namun Aiden lebih tinggi darinya. Gaji yang ditawarkan saat menjadi pelatih Aiden sangat besar, itu adalah motivasi utama Bale untuk tetap bersabar dengan sikap duke kecil.
"Anda... Anda sudah beristirahat selama 4 jam, dan anggur itu—"
"Aduh," Aiden menyelat perkataan pelatihnya dan tersenyum jahil, "Pedangku di mana, ya."
Bale paham atas perkataan Duke kecilnya. Ia menutup mulut rapat-rapat, artinya Duke kecil bisa saja langsung menebas kepalanya tanpa aba-aba.
Merebahkan diri ke sofa, Aiden melonggarkan kera bajunya yang terasa menyesakkan. Lelaki itu menghela napas dan menyisir rambutnya ke belakang.
Ia merindukan istrinya.
Tilly selalu menggoda Aiden dengan banyak hal, menurut Aiden, itu menggemaskan.
Jadi Aiden ingin menyelesaikan pelatihan ini secepatnya, tetapi ia malas.
"Humm, Bale."
Bale tersentak saat namanya dipanggil dan mendekat dengan tergesa-gesa, "Y-ya, Tuan?"
"Kau tak perlu mengajariku lagi." ujar Aiden santai dan melahap sebutir anggur.
Kini Bale menjadi lemas, rasanya seluruh tubuh lumpuh. "T-tuan, kenapa? Apakah saya melakukan kesalahan? Apakah pelatihannya tidak memuaskan atau terlalu ketat? Apakah—"
"Akh, hentikan! Aku tidak memecatmu." Aiden menggerutu, "Aku hanya ingin kau berhenti melatihku."
"Hah?" Bale masih memasang wajah penuh tanya.
"Aku akan menghapal seluruh tahapan dansa hanya dengan melihatnya sekali. Jadi berhentilah, dan umumkan bahwa pelatihanku telah selesai."
"T-tapi, jika anda tampil dengan buruk, maka yang disalah—"
Aiden lagi-lagi menyelat, "Oh, kau meremehkan kemampuanku, Bale?"
"Apa? Tidak, Duke kecil, jangan salah paham!"
"Oke."
"...." Bale menggaruk tengkuknya canggung, "Saya akan umumkan sekarang bahwa pelatihannya selesai."
"Ya."
***
Aiden mengamati seluruh sudut ruang latihannya, cukup membosankan dengan bersantai setiap saat. Ingin sekali ia menemui istrinya.
Tok, tok, tok
Bale memasuki ruangan latihan dengan wajah berbahagia.
Berdecak, Aiden ingin melempar anggur ke wajahnya. "Sudah kubilang hentikan pelatihan sialan ini!"
"Ah?" Bale tampak kebingungan, "Memang sudah berakhir, Duke Kecil. "
"Lalu kenapa kau datang lagi ke sini?"
"Oh, saya kemari ingin menyampaikan informasi dari nona Bianca, pelatih Duchess Kecil."
Tatapan Aiden menjadi penuh rasa ingin tahu, "Ada apa?" tanya ia lalu beranjak dari sofa.
"Anda akan mendapat pelatihan lagi, itu—"
"Apa-apaan?" Aiden memotong perkataan Bale dan melotot.
Bale dengan cepat menjelaskan sambil gelagapan, "I-itu, pelatihan kali ini dilaksanakan bersama istri anda! Dansa berpasangan dengan Duchess Kecil!"
"Oh?" Aiden langsung merubah ekspresi kesalnya menjadi penuh bahagia. "Kapan? Sekarang?"
"Besok, duke kecil." balas Bale.
"Kenapa tidak sekarang saja?"
"Itu... "
Aiden lagi-lagi kesal, "Yang membuat jadwal bodoh ini siapa?"
Kini Bale lagi-lagi gemetar ketakutan, "Yang m-membuat jadwalnya, itu saya."
"Aduh, kau ini!" Aiden kembali duduk di sofa, "Ubah jadwalnya menjadi sekarang."
"Itu—sayangnya tidak Bisa, Duke kecil. Nona Tilly sudah mengkonfirmasi jadwal ini, dan katanya beliau memiliki acara bersama Nona Bianca hari ini."
"Dasar kau bajing*n." umpat Aiden kesal lalu menelan sebutir anggur.
Bale rasanya ingin menangis, sangat tersiksa ia berada di sini.
"Saya mohon maaf, Duke kecil .... "
KAMU SEDANG MEMBACA
[END-TERBIT] Get Married with Monster
FantasyPerjodohan Tilly dan Aiden adalah monokrom, bak air tenang hingga Julian datang. Tiba-tiba membuat Aiden mengusulkan proposal perceraian. Tilly dimabuk amarah, gadis itu yakin penyebabnya adalah Julian. Segala cara Tilly lakukan demi membunuh nyawa...