58. Mulainya Perang

26.2K 3.5K 48
                                    

"Halo, Nyonya Tilly Zionne."

"Putri Yelena!"

Hari di mana pertemuan Tilly dan Yelena diadakan sudah tiba, mereka bertemu di taman Istana putri.

Tilly duduk di kursi yang disediakan.

"Saya dengar Nyonya Tilly memberikan pertambangan yang ditemukan kepada Count Cheldon." Putri Yelena mulai membuka topik pembicaraan.

Seperti biasa, putri Yelena datang dengan rambut putihnya yang berkilau. Kini rambut putih itu dikepang dengan sederhana, mengingat pertemuan kali ini tidak resmi.

"Ah, pertambangan itu. Benar, kami memberikannya kepada Count demi membebaskan saya dari persidangan, haha." Tilly tertawa mengingat kejadian itu.

"Persidangan, ya, maaf karena saya tidak bisa datang hari itu."

"Tenang saja, putri. Persidangan memang dilakukan secara mendadak."

Putri Yelena tersenyum manis dan mengaduk tehnya, "Sayang sekali tentang pertambangan itu. Jika keluarga Duke Zionne memberikannya kepada Kaisar, Zionne akan menjadi keluarga bangsawan paling berpengaruh."

Tilly ikut tersenyum, membalas. "Tentang pertambangan, Putri tenang saja. Kami berani memberikan pertambangan yang begitu berharga kepada Count Cheldon, karena kami memiliki hal yang lebih berharga."

"Hahaha," Yelena tertawa, "Saya sudah menduganya."

"Benar."

Perbincangan terus berlanjut, topik yang dibuat tidak pernah habis. Tilly dan Yelena memiliki selera yang sama, mereka senang.

***

"Bagaimana perkembangan senjatanya?" Tanya George Floyd dengan dingin, mengetuk-ketuk kursi singgasana.

Salah satu bawahan nampak ketakutan, badannya gemetar. "M-maafkan saya, yang mulia. Dari total 5 senjata, 2 lainnya telah rusak oleh mata-mata kekaisaran Abigail."

George menyipit, "Sialan!"

Dia geram.

"Apakah Kaisar bodoh itu yang mengirimnya? Tidak, bukan, Kaisar bodoh tidak mungkin pintar. Pasti para pangeran dan Duke Zionne yang baru itu, kan?"

Untung saja George, Kaisar Kekaisaran Barat, telah mendapat banyak info dari Claudia, si mantan Duchess bodoh itu.

"Aku muak berpura-pura tolol, Claudia juga sudah tidak berguna, tidak ada informasi yang bisa kita petik lagi darinya." Kaisar Barat itu menggigit kukunya.

"Bunuh Claudia sekarang juga, pisahkan kepalanya, kita gunakan sebagai pengganti batu lemparan pertama ketika perang dilakukan."

Salah satu bawahan mengangguk patuh dan berpamitan untuk pergi keluar ruangan. Namun, tepat saat bawahan itu keluar, ada bawahan lain yang datanh dengan napas tergesa-gesa.

"Y-yang mulia!"

George menatap tajam, "Katakan."

"Satu senjata lagi telah rusak oleh mata-mata Kekaisaran Abigail!"

"Apa? Hei! Kalian tidak menjaganya dengan benar?"

Kekaisaran Barat berhasil membuat sebuah senjata dahsyat, yaitu bom besar dengan pelemparnya yang akurat.

Bom besar itu bisa dilempar jauh dan tepat berada di tengah ibu kota, meledak dalam jangkauan ratusan meter.

Namun, entah kenapa, Kekaisaran Abigail tahu tentang senjata itu dan berhasil mengirim mata-mata untuk merusaknya.

Bawahan itu gemetar tak berdaya setelah mendengar bentakan Kaisarnya, "Maafkan hamba! Mata-mata tersebut sangat handal, seperti bukan mata-mata biasa. Kami tidak sanggup!"

"Berapa banyak mata-mata itu?"

"Dua orang, swordmaster dan ahli sihir, kekuatan mereka seperti seorang pangeran yang handal!"

Geroge merenung, "Bukankah kita juga memiliki seorang ahli sihir dan pedang? Kenapa tidak bisa dilawan?"

Bawahan itu menjawab, "Saat kami hendak menangkapnya, mereka tiba-tiba menghilang, yang mulia."

"Apa? Tiba-tiba?"

"Benar, yang mulia. Seperti sihir teleportasi."

Kini George benar-benar merenung, bahkan napasnya tak berhembus beberapa saat. "Jangan-jangan, mata-matanya adalah dua pangeran itu? Mereka datang ke kandang musuh?"

"Tunggu, teleportasi? Sihir hebat seperti itu hanya penyihir agung yang dapat melakukannya. Siapa?"

"Agh, sialan!" George memukul kursi singgasananya, "Kita tidak bisa terus nekat melindungi senjata. Bisa-bisa senjata itu habis!"

"Hei, cepat arahkan seluruh ksatria sekarang juga. Katakan pada mereka, kita akan mengepung Kekaisaran Abigail dan memulai perang darah!" Teriak George Floyd dengan wajah marah menggebu.

"Baik, yang mulia!"

---------------

Haloo, Taking Money sudah update bab 1! Akan selalu update tiap hari, ya.

Bisa kalian baca sekarang juga, intip profilku 😚

Btw, GMWM udah makin deket sama ending nihh, gasabar tamat yakann

[END-TERBIT] Get Married with MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang