Special Episode -3-

31.2K 3.6K 29
                                    

"Del, waktunya makan roti!"

Seorang bocah laki-laki dengan rambut hitam legam, menoleh. "Mama!" teriaknya.

Tilly tersenyum melihat anaknya yang berlari bebas, "Awas jatuh."

Delbert Zionne, nama putra pertama mereka. Bocah itu lebih mirip dengan ayahnya, namun ia memiliki mata yang indah seperti Tilly.

"Del mau oti." ucap Delbert yang masih tidak fasih.

Tilly mengangguk dan menggendong anaknya, mereka berjalan menuju sebuah bangunan di tengah kebun. Bangunan ini masih baru.

Aiden membangunnya untuk tempat bermain Delbert, khusus untuk Delbert.

Di bangunan tersebut, sudah terdapat Putri Yelena yang duduk manis. Rambut putihnya dikepang ke samping, tampak cantik dengan gaun sederhana.

"Apakah kau sudah mencicipi roti buatanku, Yelena?" Tilly bertanya sambil menurunkan Delbert di gendongannya.

Putri Yelena menggeleng, "Belum, aku menunggumu."

Delbert yang sudah duduk di bangkunya, mulai bertingkah, kedua tangan mungil bocah itu bergerak menggebrak meja. "Del mau oti! Del oti!"

"Aduh. Del, yang sabar, dong." ujar Putri Yelena gemas.

"Mau outi."

Tilly tersenyum manis pada sang putra, diambilnya keranjang berisi kue yang masih hangat dari oven. Beberapa potong roti dikeluarkan.

"Roti untuk Del." Tilly memberinya sepotong.

"Outi!"

Membiarkan putranya sibuk dengan roti, Tilly mendekatkan diri pada putri Yelena.

"Bagaimana tentang pernikahanmu?" tanya Tilly penasaran.

Putri Yelena tersenyum malu, "Aman, bosku."

Setelah mengirim surat lamaran resmi pada pangeran negara kecil, Jovial Cedric, mereka segera menyusun pertemuan. Awalnya pangeran Jovial merasa ragu, namun Putri Yelena sangat bertekad.

Setelah melaksanakan pertemuan, mereka dekat satu sama lain. Pangeran Jovial sering berkunjung ke Abigail untuk mendekatkan diri dengan keluarga Putri Yelena.

Bertahun-tahun berlalu, mereka bahkan sudah bertunangan. Kini, Putri Yelena dan Pangeran Jovial merencanakan pernikahannya.

"Astaga, kisah cintamu begitu mulus." Tilly mengaku iri dan melahap secuil rotinya.

Putri Yelena tertawa, "Itu karena ujian besar telah kita lewati. Perang akhir, dan berbagai pengganggu lainnya."

"Haha, itu benar."

"... Omong-omong, bukankah itu suamimu?"

Tilly menoleh ke belakang tatkala Putri Yelena menunjuk arah tersebut. Tampak Aiden, yang baru saja turun dari setumpuk dokumen kantor, berjalan santai menuju bangunan.

Menggendong Delbert yang masih memakan roti, Tilly menghampiri Aiden.

"Suami."

"Pa!"

Aiden membuka kedua tangannya, bergantian menggendong Delbert yang awalnya di pangkuan Tilly.

"Del menyusahkan mama?" tanya Aiden sambil merapikan rambut putranya itu.

Delbert menggeleng kuat, alisnya berkerut serius. "Nda," ujarnya.

Tilly mendekat dengan wajah berpura-pura sedih. "Tadi Del marah karena tidak sabar makan roti, itu perbuatan buruk. Mama jadi susah, Del."

[END-TERBIT] Get Married with MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang