22. Surat Untuk Aiden

41K 7.1K 30
                                    

"Menyulam? Oh, saya pernah beberapa kali belajar." Tilly mengangguk.

Menyulam? Hal yang mudah baginya!

Dulu saat ia masih menjadi Duchess, di Kastil, Tilly merasa sangat bosan. Akhirnya dia belajar menyulam dan menjadi salah satu kemampuannya yang sangat baik!

Emili membuka suaranya lagi, "Bagaimana jika kita beradu kemampuan menyulam? Saya juga pernah belajar beberapa kali."

Tilly memiringkan kepalanya, "Saya setuju. Tetapi apakah ada bahan yang diperlukan untuk itu?"

Putri Yelena yang sedari tadi diam, kini ikut bergabung. "Saya memiliki, sebentar, Ran!"

'Ran? Pelayan pribadinya? '

Seorang gadis muda dengan pakaian pelayan datang. "Apa ada sesuatu, Yang Mulia Putri?"

"Tolong bawakan peralatan menyulam kemari dalam jangka 3 menit."

"Baik, saya izin menyiapkan nya."

"Laksanakan."

Berakhir dengan tundukan kecil pelayan pribadi Putri, kini suasana di pesta teh hening sebentar.

"Uhmm.. Sebenarnya, saya membawa kue yang saya sendiri membuatnya." Tilly mengangkat keranjang.

Salah satu tamu menutup mulutnya, "Wah ... Anda juga bisa membuat kue?"

"Ah, benar. Walau dengan sedikit bantuan koki, dan mungkin rasanya tidak sesuai imajinasi.. Haha."

Yelena tersenyum pada Tilly, "Boleh kami mencicipi kue tersebut, Nona?"

"Tentu saja! Kue ini sengaja saya buat untuk Tuan Putri dan para tamu."

Tilly membuka tutup keranjang dan menunjukkan kuenya pada para tamu, "Silakan!"

Aroma kue keluar dari arah keranjang, aroma yang tak begitu kuat namun terasa sedap.

"Wow! Kue ini sangat lezat, Nona Tilly!" Beberapa tamu mulai menunjukkan wajah terpukau saat mulai mencicipi kuenya.

Tilly sedikit melirik ke arah Emili, gadis itu hanya diam sambil memasang wajah kesal.

"Nona Emili, anda tidak mau mencicipi kue saya?" Tilly menyodorkan beberapa kue.

Emili menatap jijik sekilas, lalu akhirnya menerima kue itu. Bagaimana pun, dia harus bersikap baik di depan Tuan Putri.

"Terima kasih, Nona Tilly."

"Ya." Tilly menggigit kuenya sendiri.

'Aku mulai bosan, kapan pelayan itu datang dan membawa peralatannya? Aih.. Inginku segera pulang dan menulis surat untuk Suami tercinta. '

"Permisi, berikut adalah keperluan menyulam, Tuan Putri." Ran datang dan membawa keperluan yang diminta.

'Hum... Waktunya pamer lagi. Ayo kita hadapi bocah kecil kekanak-kanakan ini. '

***

"Akhirnya, aku merasa hidup!" Tilly melempar tubuhnya ke ranjang kamar. Hampir setengah hari ia berada di Istana untuk pesta teh.

Stamina tubuhnya yang kecil ini masih lemah, sehingga Tilly merasa mudah lelah.

"Nona kecil, apa anda akan mandi sekarang?" Lea datang dengan nampan berisi secangkir air.

"Mandi?" Tilly mengambil cangkir itu, "Mandi itu membosankan... Tidak suka."

"Nona.... "

"Aku mau menulis surat untuk suami dulu, baru akan mandi."

"Baiklah, saya siapkan airnya sekarang."

Menatap kepergian pelayan pribadinya, Tilly berjalan cepat menuju meja. Dia mengambil secarik kertas, pena, dan tinta.

Secara cekatan Tilly menulis surat yang penuh dengan emosi tertulis, mulutnya terus tersenyum saat tiap kata terlihat di kertas itu.

'Hai, Suami. Aku Tilly, istrimu yang cantik.

Bagaimana kabarmu di sana? Sudah cukup lama bukan, sudah sekitar satu minggu lebih kita berpisah. Aku merindukanmu, semuanya terasa tidak sempurna tanpa kehadiran suami di sini.

Kau tahu, aku menghias Kastil sehingga terlihat lebih baik. Mungkin suami akan terkejut saat pulang karena keindahan Kastil. Hehe ~

Apa kau baik-baik saja? Tidak terluka, kan? Bagaimana situasi di sana? Oh, dan apakah obat yang kubeli untukmu dan para ksatria habis?

Banyak sekali yang ingin kutanyakan, namun rasanya kau akan malas membaca surat ini jika terlalu banyak kata membosankan.

Jadi intinya jaga dirimu baik-baik, istrimu di sini akan setia menunggu kepulanganmu.

Salam akhir, Tilly Zionne'

--------

Jan lupa vote yew

[END-TERBIT] Get Married with MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang