Happy reading, guys:)
-------
Menjadi duchess tidak semudah membolak-balik berkas. Bangsawan Zionne merupakan bangsawan terkaya dan paling berpengaruh kedua setelah kekaisaran. Semakin besar wilayah yang dipegang, semakin banyak pula pekerjaan yang harus diurus.
Jika Aiden pergi ke Istana untuk mengurus Duchy, Tilly harus berdekap di kantor kastil dengan berkas yang menumpuk. Masalah keuangan, pemasukan atau pengeluaran, lowongan pegawai, Tilly memantau semua berkas tentang itu setiap harinya.
Yang membuat hidup terasa berat, Tilly juga harus mengurus anak keduanya, Kayshie, yang belum bersekolah ke Akademi.
Tok tok tok
"Ma, ayo kita membuat kue!"
Pintu kantor terbuka, Kayshie muncul dengan rambut dikuncir dua seperti biasa. Langkahnya gesit mendekat ke meja, lantas menarik ujung gaun Tilly yang duduk manis mendekap berkas.
"Kayshie ingin membuat kue untuk kakak dan papa." Ujar gadis kecil itu bersemangat, "Ayo?"
Ah, siapa bilang kisah mereka sudah selesai saat perang berakhir. Tilly benar-benar kuwalahan dengan anak keduanya.
Jika Delbert, anak pertama mereka, adalah seorang yang sangat patuh dan tenang. Kayshie memiliki watak yang sangat berkebalikan dengan itu. Ia sangat bersemangat nan lincah, suka membuat kue atau menghias sesuatu, mirip seperti Tilly.
"Kayshie ... pekerjaan mama belum selesai." Ucap Tilly dengan sedikit sungkan.
Ekspresi Kayshie langsung berubah cepat, begitu nampak kecewa. "Kapan pekerjaan mama selesai? Membuat kue tidak membutuhkan waktu lama, kok, ayo kita ke dapur? Ya?"
"Huft ...," Tilly meletakkan kumpulan berkas di meja sambil menghelanapas, "Baiklah, tunggu mama sepuluh menit lagi."
"Asyik!" Kayshie melompat memeluk tubuh mamanya, "Terima kasih, ma! Kayshie sangat senang."
Tilly tersenyum hangat.
Sesulit bagaimana pun mengurus seorang anak, Kayshie merupakan putri yang sangat ia sayangi. Semenjak Kayshie hadir di kehidupan Tilly, ia tidak lagi sendiri saat membuat kue. Dapur pun terasa ramai dan menyenangkan.
Tiap adonan kue yang masuk ke dalam oven, Kayshie menunggu dengan tidak sabar tentang hasilnya.
"Yey, sudah jadi!" teriak Kayshie menatap kumpulan kue hangat.
Setelah kue-kue ini siap dihidangkan, Kayshie akan mengantarkan kue itu ke papanya. Pasti super menyenangkan jika sang kakak, Delbert, turut hadir ke kastil.
Yah ... walaupun mengurus ratusan berkas pekerjaan akan membuat gila, Tilly merasa bangga karena dirinya berhasil menjadi duchess dan ibu yang baik. Tentu itu berkat Aiden yang selalu mendukungnya.
Benar, Aiden.
"Aiden." Tilly memainkan rambut suaminya yang semakin memanjang.
"Hm? Panggil aku suami."
"Tidak mau."
Aiden menarik lengan istrinya sehingga menghapus jarak antara tubuh mereka, "Kenapa? Panggil aku suami."
"Jika aku tidak mau?" tanya Tilly dengan nada jahil.
"Maka aku harus menghukummu."
"Ah," Tilly merasa tidak harus meneruskan leluconnya, "Baik. Maafkan aku, suamiku."
Aiden tersenyum puas, lelaki itu membawa istrinya duduk di pangkuan. "Aku lelah sekali, istri. Istana seperti tempatku menjadi babu pekerjaan." bisik Aiden tepat di telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END-TERBIT] Get Married with Monster
FantasyPerjodohan Tilly dan Aiden adalah monokrom, bak air tenang hingga Julian datang. Tiba-tiba membuat Aiden mengusulkan proposal perceraian. Tilly dimabuk amarah, gadis itu yakin penyebabnya adalah Julian. Segala cara Tilly lakukan demi membunuh nyawa...