Benar, itu Noel.
Dari arah belakang, Sora, Athena, dan beberapa Ksatria datang dengan terburu-buru.
"Nyonya, ada apa?!"
Tilly memasang wajah dingin, "Hubungi suamiku. Katakan jika istrinya telah menangkap bajingan kotor di Kastil."
Pelayan mengangguk dan berlari kencang ke dalam Kastil, segera mengirim surat.
Setelah itu, Pertemuan diam-diam Duke Zionne dan kedua Pangeran berlangsung menjadi lebih singkat. Aiden tergesa-gesa kembali ke Kastilnya.
Noel, yang sekarang telah ditali pada sebuah kursi, berhadapan langsung dengan Tilly.
Ah, Aiden juga datang.
"Siapa bajingannya?"
"Si kotor ini." Tilly menunjuk Noel dengan wajah mengejek.
Aiden diam beberapa saat, lalu menghela napas. Ia memeluk istrinya, mencium kedua pipi, lalu memasang wajah serius.
"Aku kira istri terluka."
Tilly menjewer gemas hidung Aiden, "Hampir. Bajingan ini membawa pisau, walau ... aku tidak akan mati dengan pisau tumpul seperti itu."
Merasa geram, tentu saja. Aiden menendang kursi hingga Noel terpental ke belakang, tubuh kurusnya berbunyi renyah.
"Kita beri hukuman apa pada dia?" Tanya lelaki itu.
Tilly mengangkat kedua bahu, "Bunuh saja di sini. Jangan berbuat repot untuk bajingan kotor."
"Sesuai permintaan."
Aiden menutup mata sang istri menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanan digunakan untuk mengambil pedangnya.
Noel menjadi histeris, ia tak bisa berteriak karena mulutnya disumpal kain tebal. Tubuh rimpuhnya bergerak ke sana-ke mari seperti ika yang keluar dari air.
Pedang Aiden sudah bergerak, mendekat ke leher Noel.
Crasss!
Ruangan yang awalnya ramai karena teriakan Noel, tiba-tiba sepi. Aiden, yang masih menutup mata istrinya, mulai menuntun keluar ruangan.
"Buka saja mataku, suami." ujar Tilly.
"Jangan kotori matamu untuk bajingan kotor."
Terkekeh, "Oke ..."
Dua ksatria yang berjaga di depan ruangan menunduk hormat, Aiden membuka mulutnya. "Bersihkan kotoran di dalam, bakar saja agar tidak menyisakan apa pun."
"Baik, yang mulia Duke!"
Tilly mengajak suaminya pergi ke Kamar, sesampai di sana, ia memberi intruksi untuk Aiden membersihkan diri.
"Suami bau darah, pintu Kamar Mandi di sebelah sana." Tunjuk gadis itu.
"Ah," Lelaki itu mengangguk-angguk. "Bisa istri mandikan aku?"
"H-hah? Bercanda, ya?"
"Tidak, aku serius."
Wajah Aiden benar-benar tidak bercanda, Tilly menelan ludahnya merasa malu. "Apa itu perlu?"
"Ah, ya ampun." Aiden menghela napas panjang, "Kita adalah pasangan suami istri yang sah. Kenapa kita tidak bisa mandi bersama?"
"Masih 17 tah-"
"Untuk bangsawan, itu adalah umur yang wajar untuk menikah. Apa istri tidak merasa jika hubungan kita masih ada sebuah jarak?"
"......"
Mendorong suaminya ke arah Kamar Mandi, Tilly berteriak kesal. "Oke, oke! Hanya memandikan saja, ya! Tidak lebih!"
Wajah Aiden menjadi sumringah, "Oke, cantikku."
***
Putri Yelena Einer mengirim surat permintaan bertemu secara tidak resmi ke pada Tilly.
"Jadi, sekarang yang pergi ke Istana adalah Istri?" Aiden cemberut sambil menyisir rambut istrinya yang basah.
Tilly menutup surat dengan tawa, "Beda Istana, kok. Aku pergi ke Istana Putri, sedangkan suami ke Istana Pangeran."
"Tetap saja, aku ingin istirahat berdua. Mengurus catatan kantor menyulitkan sekali, aku kesal."
Mendengar kata kesal membuat Tilly membalikkan badannya. "Lebih kesal siapa? Katanya hanya suami yang mandi, akhirnya aku juga ikut mandi!"
Senyum Aiden menjadi lebar, "Sekalian basah."
"Sekalian jidatmu." Tilly membuang muka dan beranjak pergi ke arah lemari.
Aiden mengejarnya dari belakang, seperti anak ayam. "Mau pergi ke Istana sekarang juga?"
"Tidak," Tilly menggeleng, "Aku hanya ingin mencari gaun santai ..."
"Pakai jubah mandi saja, sudah cantik, kok." Lelaki itu memeluknya dari belakang.
"Diam, ya."
Aiden tersenyum dan berbisik di telinga mungil istrinya, "Cantik, cantik, cantik, cantik."
Tilly mengusap teliganya yang memerah dengan kasar, "Diiaaaammmmmmm."
***
Jangan lupa, Taking Money, novel baru saiaaa
Samperin profil yak 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
[END-TERBIT] Get Married with Monster
FantasyPerjodohan Tilly dan Aiden adalah monokrom, bak air tenang hingga Julian datang. Tiba-tiba membuat Aiden mengusulkan proposal perceraian. Tilly dimabuk amarah, gadis itu yakin penyebabnya adalah Julian. Segala cara Tilly lakukan demi membunuh nyawa...