35. Kepergian Julian

47.1K 7.4K 96
                                    

Sekarang adalah waktu di mana Julian dan pasangan suami istri bertemu. Aiden juga Tilly, sudah duduk manis di ruang pertemuan.

"Di mana dia? Kenapa terlambat?" Aiden berdecak sambil memakan sebuah buah anggu segar.

Beberapa detik berlalu, Tilly tiba-tiba berdiri. "Aku akan memanggilnya, tunggu di sini."

"Mau aku temani?"

"Tidak perlu, suami."

"Oke!" Aiden menjawab dengan santai lalu memakan anggur kembali.

Dia sangat suka anggur.

Lucunya.

Tilly berjalan cepat menuju kamar tamu Julian, mengetuk pintu, namun tak ada balasan. Sudah cukup lama Tilly berada di sana, itu membuatnya kesal. "Kemana, sih?"

"Nona Julian? Aku akan masuk ke kamarmu."

Ceklek.

Tepat setelah pintu dibuka, aroma darah amis masuk ke indra penciuman Tilly. "Kau..."

Gadis asing yang tadi berada di belakang Julian saat kepulangan mereka, kini membawa pisau dan hampir melukai leher Julian.

"A-ah... Apa yang.. Aku lakukan..?" Gadis itu melempar pisau yang dipegangnya.

Julian kini meringkuk gemetar di pojok ruangan dengan darah berceceran di gaunnya, "A-Athena.. Kenapa.. Hiks, kenapa mau membunuhku?"

Tilly mengerutkan keningnya dan maju beberapa langkah, "Jelaskan apa yang terjadi, gadis asing."  tanyanya dengan nada dingin.

Athena, yang baru saja melempar pisaunya, ikut gemetar. "Aku ... Aku, maafkan aku!"

"Jelaskan, siapa kamu? Dan apa yang terjadi?" Tilly tetap memasang wajah penuh waspada.

".... Saya adalah pelayan Count yang dipanggil oleh Nona Julian kemari, ke-kedatangan saya telah disetujui oleh Tuan Demian sebagai pemegang kekuasaan Kastil selama anda dan Tuan Aiden pergi."

"Lalu?"

"Eum.. Saya.. Mendengar hal buruk dari Nona Julian. Katanya, beliau akan-"

Pranggg!!!!

Julian melempar vas bunga di dekatnya dengan nafas tersenggal, matanya melotot tajam. "Jangan katakan apa pun!"

Di sisi lain, Tilly merasa tidak senang dan semakin curiga. "Hiraukan Nona Julian, dam teruskan penjelasanmu."

"Nona Julian.. Berkata, j-jika dia akan melaksanakan tugas dari ayahnya, sang Count. Yaitu membunuh anda atau membuat anda pergi dari Kastil ini."

"Tidak!" Julian berteriak histeris, "Jangan percaya padanya!"

Tilly melirik Julian dengan penuh intimidasi, "Kenapa Nona Julian harus membuatku pergi dari Kastil?"

"Agar ada pernikahan baru antara Nona Julian dan Tuan Aiden setelah anda tiada, itu tugas dari sang Count. Yang mulia Kaisar merencanakan sesuatu dari pernikahan itu. Saya baru mengetahui ini, saya merasa harus menghentikan Nona Julian."

Ceklek

Pintu terbuka lagi, Aiden datang dengan wajah dingin. "Apa yang Kaisar bodoh itu rencanakan?"

Athena tersentak dan menunduk dalam, "S-saya kurang tahu..."

Julian benar-benar ambruk kali ini, dia menangis dan berteriak histeris seperti orang gila. "Kubilang jangan percaya! Kenapa kalian percaya pada omongan pelayan biasa!"

"Tak peduli, menunggu berapa lama lagi hingga Count menjemputnya. Cepat bawa Nona Julian kembali ke Kastil Count, gunakan kereta kuda ku." Aiden berbisik kepada Demian.

"Baik, Tuan Muda. Saya akan mempersiapkan nya sekarang."

"Tidak! Jangan bawa aku kembali, Aiden! Aku akan dimarahi oleh ayah.. Tidak mau!"

"Aku akan menjadi gadis baik, jadi aku mohon.. Aku mohon... Hiks,"

"Jangan bawa aku kembali ke Kastil, ayah akan marah!"

"Aiden, aku mohon!"

"Nona Tilly, kau sangat baik, aku mohon.. Aku mohon.."

Tilly menarik nafas mencoba menenang diri, Julian di sini... Adalah sebuah pihak yang dimanfaatkan.

Tetapi dia tetap harus pulang.

"Athena, kau mau ikut kembali ke Kastil Count?"

"Tidak.. Saya pasti akan dihukum mati di sana.."

Tilly tersenyum, "Berhubung posisi pelayan pribadiku kosong. Kau mau menjadi pelayan pribadiku?"

"B-benarkah?"

"Huum, tetapi kau harus mengikuti beberapa tes."

Athena mengangguk semangat, "Iya, saya mau!"

Hari itu, Julian dibawa pulang oleh kereta kuda Duke kecil secara paksa.

'Aku harus melakukan sesuatu secepat mungkin, apa yang direncanakan Kaisar sebenarnya?'

[END-TERBIT] Get Married with MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang