Special Episode -2-

33K 3.7K 20
                                    

"Cepat dekati dia!" Tilly menggebrak meja penuh semangat.

Pagi ini, ia dan Putri Yelena telah merencanakan liburannya. Mereka pergi berdua pada kebun pribadi milik istana.

Putri Yelena memegang pipinya malu, "Apakah kedua kakakku akan setuju? Dia hanya seorang pangeran negara kecil."

Beberapa hari yang lalu, Putri Yelena pergi berkunjung ke negara kecil untuk urusan negara, diperintahkan oleh kakaknya. Wanita itu bercerita bahwa negara kecil yang dikunjungi sangat makmur, ia disambut baik oleh semua orang.

Dan selama waktu itu juga, pangeran dari negara kecil sangat baik pada putri Yelena, ia kini jatuh cinta.

Tilly merasa antusias, "Aku berubah pikiran. Jangan dekati, langsung lamar saja."

Putri Yelena mendelik kaget, "Kau gila."

"Benar, aku hampir gila karena takut kau akan melajang sepanjang hidupmu!"

"Ya... Itu... Apakah kakakku–"

"Kakakmu pasti setuju!" Tilly memotong perkataan sahabatnya, "Cepat kirim surat lamaran resmi."

"Astaga," Putri Yelena menghembuskan napasnya. "Kurasa kau terlalu bersemangat, Tilly."

"Aku hanya sangat antusias."

Putri Yelena melambaikan tangan pada salah satu pelayan, ia meminta untuk dibawakan beberapa makanan agar perut mereka terisi. Pelayan tersebut mengangguk patuh.

Setelah beberapa saat, akhirnya seorang pelayan datang dengan nampan di tangannya. Di antara makanan itu, ada yang memiliki bau yang menyengat.

Tilly tiba-tiba merasa terganggu, ia memundurkan kursinya agar tidak terlalu mencium bau yang ada. Namun ternyata, bunyi deritan kursi sangat keras.

Putri Yelena menoleh setelah mendengar bunyi tersebut, "Ada apa?"

"Aku sedikit sensitif akhir-akhir ini, bau yang menyengat membuatku mual. Sepertinya aku tidak enak badan." jelas Tilly.

"Benarkah?" Putri Yelena terkejut, "Kalau begitu kembalilah. Kenapa setuju keluar jika kau merasa tidak enak badan?"

"Aku bosan tentang pekerjaan di Kastil, kau tahu."

"Beristirahat saja, pulang sana."

Tilly tersenyum setuju, ia berdiri dan merapikan gaunnya. "Baik, putri Abigail tengah mengusirku."

"Terserah apa yang kau pikirkan, dasar maniak cinta."

"Haha, apa-apaan?"

Sebenarnya Tilly sudah curiga.

Akhir-akhir ini, ia terlalu cepat kelelahan. Ia juga sensitif terhadap bau, mudah mual lalu muntah-muntah.

Sesuai dengan saran tabib, akhirnya Tilly memberanikan diri untuk mengetes kehamilannya.

"Bagaimana?" tanya Tilly pada tabib di sampingnya.

Sejujurnya Wanita itu sedikit takut tentang hasil yang keluar. Ia masih ingat wajah kecewa suaminya waktu dulu di masa perang, ketika dirinya negatif hamil.

Wajah yang sangat kecewa.

Ia takut hasil yang keluar tetap sama.

Tetapi ketakutan tersebut seolah sirna ketika Tabib memasang wajah berbunga-bunga. Tabib bergerak mendekati Tilly dengan penuh semangat.

Dan, akhirnya, Tilly menerima berita membahagiakan. Wanita itu mengelus perutnya yang masih datar, ia menangis tak bersuara.

Hingga malam pun tiba, seperti biasa Tilly menunggu sang suami pulang kerja di dalam kamar. Suasana hatinya baik namun berdebar, tak sabar memberi informasi yang penuh bahagia ini.

[END-TERBIT] Get Married with MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang