00.00
Kilatan cahaya lampu yang menyorot dari beberapa sudut itu memicu teriakan heboh para penonton, ratusan manusia berkumpul di tempat yang sama saat ini. Dengan perasaan yang membuncah bahagia dan sorot kegembiraan terekam jelas dari semua manik yang menatap kagum keenam pemuda yang kini tengah berdiri di atas panggung dengan gagahnya.
Keenam pemuda tampan dengan aura bintang itu tersenyum tipis dengan hati terenyuh, melihat bagaimana antusias nya para penonton yang senantiasa meneriaki satu persatu nama dari keenamnya.
Kilatan cahaya lampu di tambah dengan light yang terpancar dari setiap ponsel yang teracung keatas bersamaan ayunan tangan itu terlihat begitu indah.
Disana lah Cha Eunwoo pemuda yang dulunya tak memiliki apapun, pemuda yang tak memiliki sosok pengagum selain adiknya, pemuda dengan kemalangan nasib yang bahkan jika kembali mengulang kisahnya orang lain takkan percaya bahwa itu adalah Cha Eunwoo yang sama seperti beberapa tahun silam.
Tak pernah sekalipun ia bermimpi bisa menjadi sosok seperti ini di masa depan, Eunwoo tak banyak meminta bahkan tak pernah terfikir akan menjadi seseorang yang memiliki banyak pengagum.
Sama seperti anak lainnya Eunwoo kecil ingin sekali menjadi seorang dokter atau hakim di negaranya ini, ia ingin mengobati sendiri luka nya, ia ingin mengobati luka orang orang disekitarnya lalu ia ingin memberikan kebebasan berpendapat kepada setiap teman yang di perlakukan tak adil di panti asuhan nya dulu.
Eunwoo ingin berguna bagi orang orang disekitarnya, Eunwoo ingin mengobati luka di setiap tubuh kurus dan lemah teman temannya dan Eunwoo ingin sekali mengembalikan penglihatan Lisa setelah pemuda itu bertemu dengan si poni di tengah badai salju kala itu.
Kalian ingat bukan? Bagaimana gadis kecil itu menangis dengan rintihan lirihnya yang menyesakkan? Kalian ingat bagaimana dengan gemasnya Lisa menempel pada pundak yang sama lemahnya itu.
Hampir tiga tahun lamanya mereka jarang bertemu, hampir selama itu pula Eunwoo tak pernah sedikitpun melenyapkan presensi Lisa di hatinya, tawa, canda, manja dan semua yang gadis itu lakukan masih terekam begitu jelas di memori kecilnya.
Bahkan untuk beberapa lama yang Eunwoo ingat hanya Lisa di hidupnya, tak ada yang lain dan takkan pernah ada yang lain hanya gadis pengagum ketujuh cahaya pelangi dengan keterbatasannya itu, hanya gadis pengagum malam yang bahkan tak pernah tahu bagaimana teriknya sinar mentari kala siang hari.
Sebelum konser ini berlangsung, Eunwoo sempat melihat wajah cantik itu sekilas lewat sambungan video call. Lisa masih sama begitu cantik dan memabukkan.
Setelah berpisah lama bukan rasa canggung ataupun rasa ingin menjauh yang keduanya rasakan melainkan sebuah rasa yang begitu kian mengembang dan segera ingin di luapkan.
"Cah, putri appa tidak boleh sampai terkena flu .." itu Doyoung, pria itu memasangkan sebuah syal rajut pada leher putri tercintanya.
Lisa tersenyum hangat memeluk sang ayah erat, "Apa kau memakainya juga appa?" tanyanya.
"Tentu saja! Aku memakai syal rajut buatan putri ku dan ini sangat hangat," ujar Doyoung dengan rayuan kecilnya.
Hey! Tau tidak sekarang mereka berada dimana? Yaaa keduanya tengah berada di tengah kerumunan orang-orang, tidak, tidak mereka saat ini tengah menonton bagaimana mengagumkan nya seorang Cha Eunwoo di atas sana bersama kelima rekannya yang lain.
Lisa tidak tahu bagaimana sang kakak saat ini, gadis itu hanya bisa mendengarkan suara yang teramat sangat ia rindukan. Gadis itu menangis dalam diam, ini adalah air mata kebahagiaan Lisa bahagia dan Lisa begitu bangga, mereka berhasil berjuang melawan segalanya hingga sampai pada titik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Lisa [ ✓ ] | Eunlisa
FanfictionLalisa Kim, seorang gadis yang tak seberuntung teman teman sepermainan-nya, tapi tunggu gadis itu hanya memiliki saru orang teman saja. Lisa kecil selalu bertanya mengapa semua orang menatapnya jijik seakan ia semacam virus yang harus segera dimusna...