32. Report

995 168 17
                                    



Votment.






"Menurut informasi yang saya dapatkan anak itu masih hidup namun keberadaannya belum di ketahui saya sempat mendatangi beberapa tempat yang di duga kuat gadis itu tinggal disana, dia juga tinggal bersama seorang pemuda namun saya tak mendapat informasi lebih lanjut mengenai hal itu."

Mendengar penuturan salah satu anak buahnya Seokjin nampak geram terlebih mendengar kabar bahwa anak itu masih hidup jahat memang namun hanya ini satu satunya cara agar tak ada lagi beban juga salah satu alasan keluarga nya hancur.

"Aku tak peduli mengenai pemuda yang bersamanya aku hanya ingin gadis itu enyah, cari dia dan singkirkan!!" Ucap Seokjin ketus membanting benda pipih itu hingga tak berbentuk.

"Siapa yang berusaha kau singkirkan? Apa ada sesuatu yang tak ku ketahui?!" Wanita itu mendekat dengan sorot tajam dari kedua matanya meminta penjelasan Mengenai apa yang terjadi.

"Seokjin-ah, jebal." Raut memohon itu terlihat sangat jelas kedua mata yang menahan tangisnya pun kini tak kuasa untuk di bendung lagi.

"Jisoo-ya mianhae." Kalimat penyesalan itu terlontar sangat lirih namun begitu menyakitkan, mencoba memberi penjelasan namun ia tak kuasa, punggung bergetar sang istri yang saat ini ia dekap begitu memilukan di tambah dengan tangis lirih yang menyayat.

"Apa yang sebenarnya kau sembunyikan?!! Katakan!!" Jisoo berusaha memberontak dari dekapan Seokjin yang ia butuhkan saat ini hanya sebuah penjelasan, Jisoo merasa begitu bodoh hidup dengan bayang bayang rasa bersalah yang menghantuinya, tawa manis dari bibir mungil itu membuat Jisoo hampir gila setiap kali mengingat nya.

"Dia, Putri mu. Gadis kecil itu masih hidup." Dengan perasaan terpukul Seokjin melerai pelukan itu memegang erat lengan Jisoo dan menatap nya lirih, ia tahu apa yang ada di pikiran Jisoo saat ini dan itu lah yang ia takutkan.

Ada sebuah harapan juga rasa sakit dari deretan Kalimat yang baru saja ia dengar harapan jika dia bisa bertemu lagi dengan putri kecilnya tapi rasa sakit jika dia tahu bahwa gadis itu akan membencinya.

Siapa yang akan membenarkan semua yang Jisoo lakukan?,  membuang bayi mungil itu di tengah dinginnya malam yang menusuk tangis nyaring dari bibir mungil yang selalu ia jaga agar terus tersenyum. siapa yang tega?, Jisoo sadar dia bukanlah seorang ibu yang baik tapi sungguh jika dia di beri kesempatan ia ingin memeluk tubuh mungil itu lagi dalam waktu yang lama.

Tubuh lelahnya terkulai lemas dengan tangis yang semakin menjadi di satu sisi putrinya sedang berjuang antara hidup dan mati dan disisi lain ia ingin kembali ke Korea saat ini juga, mencari di mana sosok yang selama ini sangat ia rindukan mata bulat rambut gimbal tangis nyaring, Tuhan beri aku kesempatan untuk menjadi ibu yang baik untuknya.

"Apa lagi yang kau sembunyikan, kau menganggap aku ini apa? Selama bertahun tahun lamanya aku mengurus putri mu dengan penuh cinta, tapi Lisa gadis kecil yang selalu aku perjuangkan untuk kebahagiaan nya, wae kenapa kau tega!!!"

Jisoo bangkit dengan amarah yang kian memuncak tak ada lagi akal sehat ia sudah memutuskan kembali ke Korea untuk mencari dimana keberadaan putrinya. Seokjin yang berusaha menahan dengan rasa sesal pun tak bisa berbuat apa apa ia tahu ia salah tapi di satu sisi Yerin membutuhkan sosok ibu di sampingnya.

Seokjin sangat mencintai putri kecilnya itu apapun akan ia berikan termasuk adanya peran seorang ibu di dalam kehidupan nya tapi ternyata Seokjin salah karena keegoisan nya, bayi mungil yang tak berdosa itu harus merasakan pahitnya sebuah kehidupan tanpa kedua matanya juga tanpa kasih sayang dan hadirnya seorang ibu. Kenapa dia bisa sebodoh itu.

"Jisoo-ya Yerin membutuhkan mu dia—"

"Lalu bagaimana dengan putri ku? Kau bahkan tak memikirkan bagaimana nasibnya! Jika kau pikir aku akan meninggalkan nya kau salah aku akan tetap disini hingga putri mu kembali pulih  aku tak bisa membayangkan bagaimana jika Yerin tau brengseknya seorang lelaki yang ia sebut ayah ini!!!"

Ya, Jisoo bukanlah wanita yang kejam hingga tega meninggalkan Yerin yang bahkan saat ini belum membuka matanya. Hati nya benar benar hancur tak berbentuk pikiran buruk mengenai kehidupan Lisa di luar sana tanpa kasih sayang yang bodohnya selama ini ia berikan untuk putri dari Lelaki yang telah membuang anaknya.

Jisoo akui ia sayang bahkan sangat kepada Yerin tapi di satu sisi setelah semuanya terungkap apa dia mampu bersikap layaknya seorang ibu yang baik bagi putri sambungnya itu.

•••

Belaian lembut itu bisa ia rasakan mata hitamnya menangkap sosok sang ibu yang kini tersenyum hangat tapi bukan itu yang membuat pandangannya terganggu mata hitam sang ibu yang kini menatapnya sendu dibarengi air mata yang perlahan kian menetes.

"E-eomma." Dengan terbata Yerin mencoba menggapai kata demi kata, dalam hati ia ingin menghapus air mata itu namun apa daya bahkan untuk sekedar berbicara tenggorokan nya sudah tercekat di tambah nafas tersengal yang mungkin akan semakin membuat Jisoo khawatir.

"Yerin-ah kau tau bukan bahwa Eomma sangat menyayangi mu?" Jisoo tak berniat menghapus air matanya ia biarkan rasa sakitnya mengalir seiring tetesan demi tetesan itu jatuh, sangat sakit hingga ia tak kuasa jika harus menahannya lagi.

Dalam hati Yerin bertanya apa yang sebenarnya terjadi? Apa selama dia tak sadarkan diri ada sesuatu yang membuat Jisoo bisa sehancur ini, apa yang tidak dia ketahui?.

For Lisa
Balong leutik, 10:43am

» makasih buat kalian yang masih setiap baca cerita ini, maaf kalo alurnya makin absurd dan untuk beberapa hari ke depan kayanya aku bakalan jarang up deh :))

For Lisa [ ✓ ] | EunlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang