Votment.
"Neon neomu yeppeo Lisa-ya." Itulah sebuah deretan kalimat yang tak henti hentinya Doyoung ucapkan takala melihat pahatan cantik di dalam ponsel mahalnya itu.
Kim Doyoung yang saat ini berprofesi sebagai seorang CEO di salah satu perusahaan terkenal, usahanya tak sia sia mengejar mimpi ke negeri asing untuk mewujudkan ini semua, segala yang ia miliki rumah mewah, jabatan juga segala rasa hormat yang orang orang berikan padanya.
Lelaki itu cukup terkenal dikalangan para pembisnis karena kepintaran juga target dagang yang selalu membuat para rivalnya tercengang.
Tapi satu yang membuat dunia masih saja terasa kelabu, setelah bertahun tahun lamanya Doyoung masih mencintai seorang gadis yang sama tapi layaknya seorang brengsek rasanya tak mungkin Jisoo akan menerimanya kembali, siapa yang akan terima ditinggalkan dalam keadaan yang begitu malang.
Tapi sungguh selama ia berada di Swiss Doyoung selalu mencari dua permata cantiknya itu walau jarak yang terlampau jauh tapi Doyoung tau mengenai segala hal yang terkait dengan Jisoo yang sudah memiliki seorang suami yang tak kalah populer dengan dirinya.
Sakit, memang tapi ini semua juga karena kesalahannya Doyoung tak berharap kembali pada wanita itu ia hanya ingin menatap putrinya memberi segala kasih sayang yang sempat tertunda.
Selama bertahun tahun mencari informasi mengenai putri kecilnya akhirnya Doyoung tahu seberapa brengsek nya ia kala itu, dan kini ia berharap kembali, apa semua akan sama tapi mana mungkin.
"Urus kepulangan ku segera." Tukasnya tak lupa senyum semanis madu yang menghiasi wajahnya, terlampau senang karena akan segera bertemu dengan putrinya walau nyatanya hanya sebuah penolakan itu tak apa.
Jika ditanya mengapa Doyoung tak membiayai Lisa, karena yang pria itu tau Jisoo masih bersama dengan putrinya mereka tinggal bersama menjalin hubungan layaknya keluarga hangat pada umumnya, dan sesuai yang diberitakan Kim Seokjin dan Kim Jisoo tinggal bersama putri kecil mereka.
•••
Pesawat itu mendarat dengan mulus senyum terbit dari bibir pucat Yerin merasa senang bukan main ia bahagia walau hanya sesaat setidaknya Tuhan masih memberikan kesempatan untuknya melukis senyum itu.
Jisoo yang memandang sendu Yerin kini juga ikut tersenyum takala tarikan simpul bibir itu terlihat sangat manis di matanya.
Kendati demikian hubungan suami istri ini masih tak sehangat dulu, tak ada ciuman di pagi hari, usapan lembut ataupun dekapan hangat, namun ada saat saat dimana semua seperti biasa dan itu ketika mereka berkumpul dihadapan Yerin seolah tak terjadi apa apa.
Mansion megah yang sudah lama tak di tinggali itu masih sama aroma khas juga kenangan indah yang tercipta disana. Jisoo segera membawa Yerin menuju kamarnya gadis itu berlari kecil walau nyatanya hatinya begitu ngilu saat ini.
"Jisoo-ya." Presensi Seokjin berdiri tegap di ambang pintu tak lupa dengan wajah berantakan nya pelupuk yang basah tapi Jisoo mencoba mengabaikan tubuh tegap yang kini sedang bergetar hebat.
"... Tak bisakah kau memelukku? Aku benar benar membutuhkannya." Ujar Seokjin dengan setetes air mata yang meluncur tanpa ia duga.
Tak ada jawaban Jisoo hanya bungkam dengan rasa sakit yang menghujam dadanya sungguh ingin sekali Jisoo menarik tubuh itu kedalam dekapannya memberikan sedikit ketenangan juga melerai Beban berat sang suami tapi lagi lagi Jisoo terpukul kenyataan bahwa tubuh tegap ini yang berusaha memisahkan ia dengan putrinya.
Seokjin melangkah perlahan hingga saat ia menatap manik itu manik yang sama sekali tak menatapnya balik. Tubuhnya luruh di dalam dekapan Jisoo walau nyatanya wanita itu tak balik memeluknya.
"Aku takkan meminta pelukan juga kecupan hangat mu lagi, tapi bisakah kau tetap menjadi ibu yang sama untuk Yerin? aku tak meminta banyak, hanya ingin melihat senyum itu tetap terbit walau terlukis di wajah juga bibir pucatnya."
Pelukan itu terlepas dengan wajah Seokjin yang di banjiri air mata kakinya melangkah namun tangan lembut Jisoo menarik nya kembali untuk wanita itu dekap.
"Tak ada yang akan berubah Kim Jisoo sebagai istri juga ibu dari Yerin semua akan tetap sama hanya saja aku masih merasa kecewa pada mu bagaimana bisa kau me--" tak kuasa menahan tangisnya Jisoo lagi lagi terisak pilu sembari meremas kemeja yang di kenakan pria itu.
"Dia tumbuh dengan baik pahatan wajah yang cantik seperti dirimu, lihatlah." Menunjukkan sebuah foto seorang gadis muda dengan rambut terurai panjang sedang tersenyum manis di kala sinar mentari menyorot manik hazel itu.
Seokjin tak menyangka bahwa gadis yang sempat ia tolong adalah Lisa gadis yang selama ini Jisoo cari Jungkook mengirimkan foto ini beberapa hari yang lalu masih dalam keadaan terkejut namun ia takkan menghilangkan kesempatan baik ini ia ingin melihat Jisoo tersenyum hangat seperti dulu.
"Dia tumbuh dewasa tanpa sedikitpun kasih sayang dari ku." Jisoo kembali terisak pilu mendekap potret itu hangat seolah nyata.
"Lisa?"
For Lisa
Balong leutik, 20:27
KAMU SEDANG MEMBACA
For Lisa [ ✓ ] | Eunlisa
FanfictionLalisa Kim, seorang gadis yang tak seberuntung teman teman sepermainan-nya, tapi tunggu gadis itu hanya memiliki saru orang teman saja. Lisa kecil selalu bertanya mengapa semua orang menatapnya jijik seakan ia semacam virus yang harus segera dimusna...