35. The Past '³'

864 134 5
                                    


Votment.






"Ambil ini dan bertahan lah hingga aku kembali." Sebuah amplop dengan diameter yang cukup tebal kini ada di hadapannya Ia sama sekali tak merasa senang dengan hidup juga masa depannya yang telah hancur.

Setelah perdebatan yang cukup lama Doyoung memutuskan untuk pergi jika di katakan ia tak bertanggung jawab Itu sangat tidak pas karena nyatanya saat ini lelaki itu masih setia menggenggam tangan Jisoo erat, merawatnya penuh kasih tapi ada sebuah rasa kecewa di hatinya karena laki laki yang kini berada di hadapannya akan pergi.

Amplop coklat yang berisikan beberapa lembar uang kertas masih tergeletak naas di nakas putih dekat ranjangnya malam yang ia lalui sangat sunyi juga menyedihkan.

Hari demi hari bulan demi bulan telah gadis itu lalui terkurung di ruangan sunyi itu sendiri dengan sebuah beban yang ia tanggung, perutnya semakin membesar tak banyak yang bisa Jisoo lakukan terbaring lemah dengan tendangan tendangan kecil yang memenuhi setiap malamnya.

Doyoung memutuskan untuk tak memberitahu keluarganya dan itu keputusan yang membuat Jisoo kecewa apa selama ini ia salah telah mempercayai Lelaki itu? Jisoo merasa bodoh dengan hidupnya saat ini selalu menerima janji janji manis yang lelaki itu ucapkan menerima semua kebohongan dengan iming iming "Aku akan memberitahu semuanya jika waktunya sudah pas"

Tapi nyatanya waktu itu tak kunjung datang tapi nyatanya kini Doyoung pergi entah kemana dan parahnya kini ia menahan sakit luar biasa di perutnya tak mengerti apa yang terjadi Jisoo hanya berharap Lelaki itu akan kembali walau hanya memberi luka.

•••

9 months passed ....

Ya. Malam itu Doyoung kembali tangan kekarnya mengangkat tubuh Jisoo memasuki sebuah mobil, yang Jisoo tau sakit di perutnya semakin menjadi hingga tak sadar jemarinya mulai meremas kuat pergelangan tangan Doyoung hingga menimbulkan sebuah luka.

"Berjanjilah untuk tetep disini hingga dia lahir ini adalah ucapan tulus dari seorang ibu aku mohon." Lirihan itu terdengar sangat mengerikan di telinganya. Doyoung melepas genggaman tangannya dan membiarkan tubuh Jisoo masuk di susul tatapan maut dari manik gadis itu.




Hening...








Oeeek Oeeek Oeeek

Tangis itu begitu nyaring memenuhi ruangan dingin dengan riuhnya suara mesin disana, tubuhnya melemas dengan rasa lega di hati bukan sebuah penyesalan tapi sebuah kebahagiaan yang tak terungkap.

Dengan pandangan yang mulai mengabur Jisoo bisa melihat presensi Doyoung disana air mata yang menetes deras juga senyuman hangat lelaki itu Doyoung masih tetap disana menatap sendu Jisoo juga seorang bayi perempuan yang sedang bersamanya, Ya. Tak bisa di pungkiri bahwa kini Doyoung sangat senang.

"Kau ingin menggendongnya?" Tanya salah satu perawat dengan senyum tulus.

"Bolehkah?" Tanpa aba aba kini bayi perempuan yang amat menggemaskan itu berada di pangkuannya tampak nyaman menikmati perannya saat ini namun tetap ia masih takut untuk berdamai dengan egonya sendiri.

•••

Dua bulan berlalu semua tampak biasa Doyoung masih setia menjaga Jisoo juga buah hati mereka namun tanpa ikatan yang jelas yang mengikat keduanya. Doyoung melanjutkan sekolahnya hingga jenjang perkuliahan sedangkan Jisoo kini menikmati perannya sebagai seorang ibu.

Ternyata berat rasanya mengemban tugas dengan tanggung jawab seorang ibu tidur nyenyak rasanya kini sudah langka untuk ia rasakan, wajah segar dengan poles makeup sudah tak ada lagi, kantung mata yang menghitam, badan kurus juga muka kusam lengkap sudah penderitaan ibu muda ini.

"Kau sangat menggemaskan Lisa-ya, Eomma  disini mengapa pandangan mu tertuju pada arah yang salah?" Sudah dua bulan lamanya namun Jisoo merasa ada yang tidak beres dengan putri kecilnya ini manik itu terasa redup tanpa binar juga tak ada respon dari dentikan jari yang Jisoo lakukan.

"Jisoo-ya aku harus pergi, Appa menyuruh ku untuk melanjutkan bisnis nya yang berada di Swiss dan kau tau bahwa aku tak bisa menolak Semua keinginannya."

Perhatian nya teralih menatap sinis manik Doyoung yang balik menatapnya sendu. Ini yang Jisoo takutkan perlahan tapi pasti Lelaki itu akan meninggalkan nya.

"Kau sudah tau apa jawaban ku." Jawab Jisoo datar walau kini hatinya terluka bahkan sangat.

"Jisoo-ya."

For Lisa.
Balong leutik, 8:04am

» flashback part #3 «

For Lisa [ ✓ ] | EunlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang