votment
Yerin begitu terpukul dengan apa yang terjadi mengenai hidupnya juga keluarganya yang diam diam menyimpan sebuah rahasia besar yang sama sekali tak ia ketahui.
Selama ini gadis itu hanya tau bahwa semuanya baik baik sebelum penyakit ini datang mau pun setelah nya, tapi nyatanya itu bukanlah sebuah fakta yang benar karena ia merasa begitu kecewa pada dirinya sendiri.
Gadis berponi dengan Surai hitam sepanjang bahu yang ia anggap sebagai sahabat baiknya itu ternyata adalah sodara jauh yang memang jauh tak bisa di katakan dekat karena tak ada hubungan darah apapun namun jika di lihat dari berapa lama mereka dekat dan bagaimana kasih sayang itu tersalur, nyeri di hati kembali ada gadis itu tak hidup layak bergelimang harta seperti dirinya.
Hidup dengan keterbatasan tanpa kasih sayang kedua orang tuanya, apa saat ini ia jahat karena menahan Jisoo untuk tetap tinggal? Tapi sungguh Yerin tak ingin kasih sayang itu terbagi cinta kecupan, dekapan hangat itu. Ya, ia egois.
•••
Mobil mewah itu terparkir di sebuah halaman mansion megah kediaman keluarga Kim, pintu mobil terbuka menampakkan presensi seorang pria mengenakan setelan jas yang tampak sangat berwibawa di paduka dengan kacamata hitamnya.
Setelah memberitahu akan kedatangannya Doyoung di sambut hangat oleh para maid yang bekerja disana mendudukkan dirinya di salah satu sofa panjang ruangan bercat putih ini.
"Doyoung-ssi..." Doyoung seketika langsung menoleh ke arah sumber suara dilihatnya kini pahatan wajah yang amat ia rindukan seorang wanita yang kecantikannya tak termakan waktu suara lembutnya ahh benar ini adalah Kim Jisoo wanita yang masih memiliki tempat spesial di hatinya.
"Jisoo-ya." Terpaku selama beberapa saat dan akhirnya kedua manusia itu menjamah alam nyatanya kembali, Jisoo yang perlahan mendekat dengan ingatan menyayat hati masih menganga hingga saat ini seakan di taburi garam rasanya perih.
"Aku merindukan kali--" Jisoo memotong kalimat itu dengan cepat ia tak terima kata 'kalian' yang menunjukkan dirinya bersama Lisa itu di sebut oleh seorang pria brengsek yang kini ada dihadapannya.
"Cih, siapa yang kau sebut kalian itu!" Jisoo bercedih kesal teramat kesal. Jisoo menjadi sosok berbeda kini tak ada lagi tatapan penuh cinta dari sorot manik hitamnya tak ada lagi suara lembut yang mengalun indah dari bibirnya. Semua berubah ia takkan menjadi lemah lagi.
"Aku mengerti, maaf... Maaf karena telah membuat kalian menderita aku takkan kembali aku hanya ingin melihat Lisa aku hanya ingin memeluknya." Rasa bersalah itu sangat menyiksa hatinya berdenyut nyeri saat tatapan tajam itu menjelajah manik hitam miliknya seakan mentransfer semua rasa sakit itu.
"Aku tau aku tak pantas tap--"
"Semenjak kau meninggalkan kami kau bukanlah lagi ayah dari Lisa gadis itu dia adalah anakku aku yang rela terbangun di tengah malam hanya untuk menyusuinya, aku yang rela lelah dan menahan beban ini sendiri bagaimana bisa kau sebut dirimu itu ayah hah?!!!"
Banyak sekali umpatan keluh kesah yang ingin dia lontarkan, makian tajam yang menusuk semua kekesalannya tapi ia sadar itu hanya akan semakin membuat luka itu terasa nyata Jisoo sudah bertekad untuk menguburnya dalam dalam.
"Eomma..." Suara Yerin tertahan melihat sang ibu menangis pilu di sana sembari tertunduk dan tangan yang meremas kuat mencoba saling menguatkan.
Tapi berbeda dengan Doyoung terlihat dari sorot matanya nampak berbinar ada sebuah harapan namun juga pria itu merasa heran senyum itu juga manik hitamnya seingat Doyoung putrinya memiliki senyum amat manis manik nya manampakan sorot hazel coklat yang amat dominan namun lain halnya dengan gadis yang ada dihadapannya kini.
Senyum itu sama manisnya namun sorot itu ada yang salah dia bukan Lisa, putri kecilnya bagaimana pun juga tangan kekarnya itu pernah mendekap hangat tubuh mungil Lisa kecil, mengecup bibir ranum itu hingga mencoba menidurkannya.
"Pergilah ke kamarmu Eomma akan menyusul." Tanpa menjawab Yerin segera melenggang kan kakinya menjauh dari kedua orang itu.
"Nuguya? Dimana Lisa?" Masih dengan sorot keheranan.
"Pergi kurasa aku tak perlu menjelaskannya." Nada datar itu begitu menusuk namun karena tekad nya, Doyoung tak ingin kembali sebelum bisa bertemu dengan gadis kecil itu.
"Aku ayahnya aku berhak atas dirinya! Katakan dimana dia, Jisoo aku mohon padamu." Desakan itu Doyoung lontarkan kembali hingga suaranya menggema dan semakin membuat Jisoo merasa terpuruk.
"Aku membuangnya puas kau!!!"
•
•
•Ya, Doyoung membeku di tempatnya kini mencerna apa yang baru saja ia dengar tapi nyatanya itu begitu sulit, apa yang wanita ini katakan membuang? Tangannya mengepal kuat tak menyangka wanita selembut Jisoo rela melakukan nya.
"Apa yang kau katakan Jisoo!!!"
"Aku melakukan apa yang kau lakukan dengan mudahnya kau membuang kami kau pikir aku sanggup mendengar cacian makian itu huh?!!! Kau pikir aku baik baik saja setelah kau meninggalkan ku. Aku rela menghabiskan masa remajaku hanya untuk nya dan kau... Jadi siapa yang lebih brengsek dari siapa, kau atau aku?!!!!"
Deg.
Hening...
"Pergi!"
For Lisa
Balong leutik, 19:21pm
KAMU SEDANG MEMBACA
For Lisa [ ✓ ] | Eunlisa
FanfictionLalisa Kim, seorang gadis yang tak seberuntung teman teman sepermainan-nya, tapi tunggu gadis itu hanya memiliki saru orang teman saja. Lisa kecil selalu bertanya mengapa semua orang menatapnya jijik seakan ia semacam virus yang harus segera dimusna...