33. The Past '¹'

1K 140 6
                                    

Votment.







"Doyoung-ah, kau dimana? Cepatlah kemari ada hal penting yang harus aku katakan." Tak ada yang bisa ia lakukan  selain duduk di pojok kamar dengan tangis juga kekhawatiran yang memenuhi hati dan pikirannya semuanya tampak suram seketika mimpi dan semua masa depannya di pertaruhkan saat ini.

"Tuhan tolong aku tak menginginkan nya untuk saat ini!" Guratan kekhawatiran terpampang jelas di sana dia adalah seorang gadis lugu dengan segala kepolosan mendapat secerah harapan juga kasih sayang dari seorang laki laki bernama Kim Doyoung yang kini lelaki itu adalah ayah dari anak yang tengah di kandungnya saat ini.

Ya. Gadis itu telah melakukannya dengan iming iming apapun yang terjadi Doyoung siap bertanggung jawab dan apa hal yang membuat Jisoo percaya Doyoung adalah Lelaki yang baik selama Jisoo tinggal dalam keterpurukan Doyoung selalu ada untuk membantunya dan tak ada alasan jika Doyoung akan meninggalkan nya.

Tapi haruskah saat ini kepercayaan nya itu ia kubur dalam dalam karena Lelaki yang bernama Kim Doyoung itu kekasih sekaligus ayah dari anak yang ada di dalam perutnya ini menghilang begitu saja seakan bumi telah menelannya dan kini rasanya Jisoo semakin putus asa.

Bayangan akan omongan teman sahabat juga orang orang terdekat bagaimana jika mereka tau,pikiran nya seakan buntu saat ini tak ada jalan lain selain menggugurkan kandungannya Jisoo masih ingin mengikuti jalan mimpinya ia masih ingin menikmati masa masa remaja dan jika anak ini lahir perutnya pun akan semakin membesar jika itu terjadi sudah dipastikan masa depannya akan hancur.

"Apa aku harus mengugurkan nya? Tapi bagaimana aku takut." Sudah tak terhitung berapa kali Jisoo mengatakan kalimat yang sama karena jujur kekacauan yang terjadi membuatnya frustasi.

Setelah memikirkannya untuk waktu yang lama akhirnya gadis itu membulatkan tekad untuk mengugurkan kandungan nya ini benda pipih yang tergeletak naas itu ia ambil dengan tangan bergetar nya menuliskan beberapa  deretan kalimat Mengenai keadaan nya saat ini terpampang jelas di layar ponselnya.

Ada deretan kalimat positif ada juga sebuah deretan kalimat yang membuat nya semakin down karena pikiran yang sudah tak terkontrol lagi Jisoo sudah membuat keputusan yang mungkin akan sangat berpengaruh di dalam hidupnya tak ada yang perlu ia pertahankan hubungan juga anak yang tengah ia kandung.

Tapi kembali lagi Jisoo hanyalah seorang gadis labil juga lugu setiap langkah yang ia ambil selalu ada keraguan disana apa salah anak ini hingga ia tega membunuhnya ini semua adalah kesalahannya tapi Jisoo takut bagaimana ia harus melanjutkan hidupnya dengan bayang bayang cacian makian dari orang terdekatnya nanti.

"Mianhae, semoga kau tidak membenciku satu hal yang harus kau tau aku menyayangimu sungguh tapi kau datang disaat yang tak tepat aku sungguh minta maaf." Segenggam pil yang kini ada di genggaman nya begitu menakutkan tak yakin dengan apa yang terjadi setelahnya Ia tak peduli ini harus segara berakhir.

Menelan semua pil itu tanpa bantuan air setetes pun. Ya, Jisoo memilih jalan suram itu menelan semua pil Yang  ada di genggamannya dengan tergesa dan beberapa detik kemudian tenggorokan nya tercekat ia bahkan tak bisa mengambil nafasnya untuk sesaat entah apa yang ia lakukan tapi sepertinya bukan hanya bayi yang ada di dalam kandungan nya yang mati tapi dirinya juga akan ikut serta.

Dadanya membusung ke atas pandangan nya mulai mengabur air mata menetes dari celah manik yang perlahan mulai tertutup erangan itu hilang di barengi dengan nyawa yang seakan di renggut paksa oleh semesta pikirannya kosong hembusan nafas berat itu sudah tak terdengar lagi...

BRUKK!!

"Jisoo-ya, ah jebal mianhae~"

For Lisa.
Balong leutik, 19:21pm

» flashback part #1 «


For Lisa [ ✓ ] | EunlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang