36. The Past '⁴'

883 133 3
                                    



Votment.





"Tak bisakah kau diam walau hanya sesaat!!! Aku pusing dengan suara tangisan mu itu!!!" Bayi malang ini terus menangis tanpa henti di sepanjang malam Jisoo yang sudah tak kuasa menenangkannya pun hanya bisa berteriak frustasi sembari menjambak keras rambut hitamnya.

Setiap malam yang ia lewati terasa begitu suram hari yang sangat melelahkan hidup yang berantakan wajah kusam keadaan rumah yang sama berantakannya dengan hidup nya saat ini.

Tak ada tempat untuk mengadu tak ada seseorang yang bisa menjadi tempat pelabuhannya, Doyoung benar benar pergi meninggalkannya dan Jisoo, kini dia menjadi seorang ibu tunggal di usia yang sangat belia sungguh rumit kenapa dulu Tuhan memberikan nya kesempatan jika pada akhirnya Jisoo yang lagi lagi akan mengakhiri hidupnya sendiri.

"Aku harus bagaimana sekarang? Tuhan sungguh aku tak sanggup." Tubuhnya terkulai lemas dengan sakit yang semakin menjadi jika waktu bisa terulang ingin rasanya Jisoo kembali pada masa dimana awal dari kehancuran ini di mulai.

"Maaf tapi putri mu tak bisa melihat dia..." Kalimat itu kembali terngiang di kepalanya seakan sebuah mimpi buruk kembali menjadi nyata mimpi yang tak seorang pun mengharapkan nya.

Putri kecilnya tak bisa melihat dan lagi lagi itu semua karena ulahnya percobaan bunuh diri yang Jisoo lakukan ternyata berdampak buruk bahkan sangat buruk hingga ia tak sanggup untuk membuka matanya ini terlalu sakit.

Pertama. Doyoung laki laki yang ia percaya bisa menjaganya dan mampu menjadi sosok yang begitu ia percaya pergi entah kemana meninggalkannya dengan sejuta luka yang takkan pernah sembuh terus menganga bahkan semakin membesar.

Kedua, hidupnya hancur setiap hari yang ia dengar hanya cacian dari tetangga juga teman dekatnya yang bahkan tak membantu sama sekali, teman yang Jisoo percaya akan ada di saat saat tersulit kini juga ikut menghilang.

Ketiga, kekuatan terbesarnya. Lisa, alasan untuk Jisoo bertahan hingga saat ini bahkan tak bisa melihat raut wajahnya ibunya sendiri,gelap. Jisoo tak sanggup membayangkan bagaimana hari hari gadis kecil ini akan di penuhi dengan kegelapan.

Jisoo bangkit dengan sejuta sesal mendekap tubuh mungil itu hangat di dalam pangkuannya usapan lembut juga ciuman yang kini menjadi kebiasaannya untuk menidurkan si kecil.

"Lisa-ya jeongmal mianhae karena Eomma dunia mu kini di penuhi dengan kegelapan walau hanya dengan mendengar Eomma tau kau adalah gadis yang kuat oleh karena itu jadilah kekuatan terbesar untuk Eomma eoh."

Tangis yang sempat ia tahan kini keluar dengan derasnya naluri seorang ibu memang sangat kuat walau setiap kali jisoo melihat wajah mungil ini ia selalu teringat akan luka itu, luka Mengenai sakitnya di tinggalkan juga suramnya hidup yang ia rasakan.

"Kajja, wajah mungil ini takkan lagi menjadi cerminan luka melainkan sebuah kekuatan cinta dari gadis mungil bernama Kim Lisa, kau adalah segalanya untuk Eomma."

For Lisa.
Balong leutik, 19:42pm

» flashback the last part «


For Lisa [ ✓ ] | EunlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang