Votment.
"Kau benar bagaimana bisa aku menyebut diriku sebagai seorang ayah? bagaimana bisa kita menganggap diri kita sebagai orang tua? dan pada kenyataannya kau dan aku sama brengseknya." Merasa bodoh dengan dirinya sendiri bahkan terakhir kali Doyoung melihat wajah itu dan pada malam itu juga Doyoung berjanji ia akan kembali dengan sosok yang berbeda tapi nyatanya ia bahkan kehilangan sosok yang akan ia bahagiakan.
Kim Lisa, Lalisa Kim apa marga Kim masih tersemat pada nama belakang putri nya? Apa Doyoung masih memiliki kesempatan untuk memeluk tubuh putrinya lagi? Bagaimana kehidupan gadis itu apa dia hidup dengan layak? Siapa yang menjaganya? Apa Doyoung berhak memperkenalkan dirinya ini sebagai seorang ayah?
"Jaehyun-ah apa aku cocok menyandang status sebagai seorang ayah?"
•••
"Sudah lelah Hem?" Tanya Eunwoo hampir setiap hari setelah kepulangan Eunwoo satu bulan yang lalu gadis ini terus saja menempel, mereka menghabiskan waktu bersama berjalan jalan santai memasak dan kegiatan lain yang sempat tertunda.
Dan Lisa harus menerima kenyataan bahwa Eunwoo bukanlah seseorang yang bisa ia ajak keluar rumah dengan bebas dan santai pemuda ini bukanlah lagi kakaknya yang bisa bebas mengecup,merangkul, dan memeluknya di depan umum, kini ia adalah Cha Eunwoo salah satu member dari boygrup yang saat ini tengah hangat di perbincangkan di mana mana.
Tapi setelah beberapa hari Lisa mulai terbiasa dengan itu ia tak menuntut banyak, hanya ingin Eunwoo tetap disini bersamanya dan selalu menjadi pemuda yang sama kakak yang selalu ada juga lelaki terbaik yang Pernah Lisa kenal.
"Mulai Minggu depan kita pindah ke apartemen yang sudah Oppa beli tempatnya luas dan nyaman kau pasti suka." Ucap Eunwoo di sela sela kegiatan memasaknya. " Lakukan kegiatan apapun yang kau suka selama itu tak membuat mu terganggu atau lelah."
"Termasuk dengan ini?" Tunjuk Lisa pada beberapa selimut yang belum sempat ia antar karena kakanya itu sempat marah dan melarangnya dengan keras.
"Huft~ baiklah tapi ingat jangan sampai membuat mu lelah." Hatinya mulai luluh takala mengingat ia tak bisa terus bersama Lisa jadwal nya akan semakin padat ia akan jarang pulang dan Lisa pasti merasa bosan.
•••
Ting tong!
Klek
"Nuguseyo?"
Jisoo membekap mulutnya tak percaya air matanya luruh, kakinya bergetar hebat segenap rasa dan keberanian yang ia kumpulkan dari jauh jauh hari seakan hilang bertebaran entah kemana, menyisakan luka juga sebuah penyesalan yang teramat dalam.
Lisanya tumbuh dengan sangat baik walau dalam keadaan materil yang tak seberuntung dirinya, Lisanya begitu manis ia cantik gadis itu tersenyum hangat kedua manik itu masih bersinar walau tak ada cahaya yang menerangi nya sedikit pun, suaranya mengudara, nada yang Jisoo rindu memanggil namanya " Eomma peluk aku?"
Masih belum beraninya menyuarakan sakitnya Jisoo masih mematung dengan tangan yang beralih meremas dadanya kuat, lututnya tak kuasa menahan beban tubuhnya lagi, ia ambruk dengan suara Isakan yang tak dapat di tahan, Jisoo luruh tepat di bawah kaki Lisa membuat gadis itu seketika panik dan memundurkan langkahnya.
"Lisa-ya kau ingat paman?" Seokjin mencoba lebih tegar ia tak kuasa melihat Jisoo yang semakin terpuruk dan Lisa bahkan tak bisa mengenali presensi ibunya sendiri, sungguh memilukan.
•••
"Lisa-ya?" Gadis itu tak tahu apa yang harus ia lakukan ketika lagi lagi Jisoo menyuarakan namanya, memanggilnya dengan lirih, menggenggam tangannya lembut, mendekapnya hangat, Lisa tak munafik bahwa ia rindu sekali bahkan... sangat, dengan sosok ini.
Jisoo seringkali memarahinya, memukulnya, tak ada di saat saat Lisa membutuhkan sosok ibu di dalam hidupnya, tak ada saat semua orang menatap Lisa jijik, tak ada saat Lisa merasa benar benar hancur.
Namun Lisa ingat betul malam dimana Jisoo pulang larut dan mabuk, tubuhnya lunglai dan ambruk, meracau tak jelas Lisa kecil hanya mampu menahan tangisnya dalam diam, jujur ia takut, Jisoo selalu melarang Lisa jika gadis itu hendak menyentuhnya.
Tapi sebuah kalimat yang mampu membuat Lisa sadar Jisoo adalah seorang dengan mental paling kuat, wanita terhebat yang ia punya, wanita yang sangat menyayangi nya. "Mianhae untuk segala hal yang telah membuat Lisa ku ini sedih dan terluka."
Seringkali Jisoo kembali dalam keadaan mabuk, namun hanya satu nama yang selalu ia racaukan yaitu namanya, bagaimana setiap kepedihan yang wanita itu alami dan bagaimana Jisoo rela menjual harga dirinya untuk menghidupi Lisa dan memberi gadis itu kebahagiaan, satu moment yang Lisa suka adalah saat Jisoo mabuk wanita itu menyebut namanya dengan lembut. Mengatakan rentetan kalimat manis layaknya seorang ibu yang benar benar menyayangi anaknya.
•••
Jangan lupakan presensi Eunwoo dan juga Yerin yang masih terpaku disana, Yerin sudah menangis pilu di dekapan sang ayah sedangkan Eunwoo pemuda itu berdiri di belakang Lisa dengan tangan yang mengusap Surai hitamnya lembut, tak terasa pemuda itu pun sudah menitihkan air matanya.
Ia senang dengan kedatangan sebuah keluarga ini Jisoo yang mengaku sebagai ibu dari Lisa sedang kan Seokjin dan Yerin tentu Eunwoo sudah mengenalnya, tapi ada beberapa pernyataan yang mengganjal hatinya.
Apa Lisa akan kembali menjadi Kim yang sesungguhnya? Apa Lisa akan pergi bersama keluarganya dan meninggalkan Eunwoo? Apa gadis itu akan benar benar pergi? Apa Eunwoo akan rela? Apa ia harus melarang nya? Setidak rela itukah?
Lisa masih bungkam dengan air mata yang menetes perlahan tangis tanpa suara nyatanya lebih menyakitkan dibandingkan luka sebesar dan sedalam apapun.
"Aku bukan Lalisa Kim yang kau cari nyonya marga ku adalah Cha." Suara datar namun dengan gelombang parau, menahan tangis akhirnya keluar dari mulut gadis itu setelah sekian lama namun bukan kalimat itu yang Jisoo inginkan.
Kim? Cha? Apa sungguh Lisanya takkan pernah kembali ke dalam pelukannya? Jisoo sangat terpukul dan Eunwoo yang membelalak terkejut dengan penuturan gadis berponi ini, Seokjin mengusap wajahnya kasar dan Yerin semakin terisak walau nyatanya ada sedikit kelegaan dalam hatinya.
"Tidak, tidak! Apa yang kau katakan sayang kau tetap kim--"
"Lalisa Kim yang kau cari sudah mati, untuk apa kau mencari nya? Bukankah dia anak yang tak diinginkan? Kau membuang nya? Kau membuat hidupnya kelabu Jisoo-ssi!!!" Sentak Lisa kemudian segera beranjak menepis tangan Jisoo yang masih menggenggam tangannya erat.
"Lisa-ya!" Eunwoo tak percaya Lisa tak pernah berkata sekejam itu dan berprilaku tak sopan seakan itu bukanlah, Lisa gadis manis yang hidup bersama nya hampir bertahun tahun lamanya gadis itu menjadi sosok yang berbeda namun Eunwoo tau ada sebuah kerinduan juga luka yang menyeruak.
•••
Siapa bilang Lisa tak rindu? Siapa bilang ia tak membutuhkan Jisoo? Gadis itu masih sangat butuh sosok ibu, Lisa rindu pelukan hangat Jisoo semuanya Lisa rindu, ia menginginkannya lagi tapi melihat bagaimana wanita itu bahkan sudah hidup lebih baik dan memiliki keluarga harapannya terkikis habis ia tak mau menjadi perusak keluarga sahabatnya itu, sungguh." Aku memiliki Eomma yang sangat baik pokonya the best deh aku tak rela membaginya!" - Yerin
Kalimat Yerin terulang bagai kaset rusak, di tambah gadis itu kini sedang sakit tak tega jika Lisa harus menambah beban beratnya Lisa sadar siapa dirinya ia hanya lah gadis pembawa petaka seperti yang dikatakan orang orang, dia hanyalah anak buangan yang tak diinginkan orang tuanya ia lahir dari sebuah kesalahan.
For Lisa
Balong leutik, 20:23pm
KAMU SEDANG MEMBACA
For Lisa [ ✓ ] | Eunlisa
FanfictionLalisa Kim, seorang gadis yang tak seberuntung teman teman sepermainan-nya, tapi tunggu gadis itu hanya memiliki saru orang teman saja. Lisa kecil selalu bertanya mengapa semua orang menatapnya jijik seakan ia semacam virus yang harus segera dimusna...