29. Stepmother

1K 157 1
                                    



Votment.







"Eomma." Yerin mengumpulkan segenap keberanian di hatinya untuk menanyakan sesuatu yang sudah ia tahan sedari dulu, gadis itu tahu bahwa wanita yang ada di hadapannya kini bukanlah ibu kandungnya tapi dia tak pernah mempermasalahkan hal itu karena Jisoo mampu memberikan kasih sayang layaknya seorang ibu kandung dan karena itu lah Yerin percaya bahwa ibu tiri yang jahat itu tak ada.

"Hem?" Jisoo yang sedang asik menyiapkan sarapan pagi untuk Yerin pun seketika menoleh dengan raut wajah bertanya, tapi yang ia lihat kini tampak Yerin menunduk dalam dengan tangan yang saling meremas.

"Wae? Apa kau merasa sakit sayang?" Tanya Jisoo khawatir hendak menekan tombol darurat namun tangan kurus Yerin segara menahannya.

"Peluk aku." Yerin nampak kecewa pada dirinya sendiri karena gagal mengatakan apa yang mengganjal di hatinya melihat bagaimana wajah berantakan Jisoo juga kantung mata yang semakin menghitam terlihat bahwa wanita itu sangat lelah dan Yerin tak tega jika harus menambah beban Jisoo dengan pertanyaannya

"Kemarilah, tak perlu memintanya Eomma akan memelukmu sayang." Jisoo merengkuh tubuh kurus itu mengusap punggung rapuh putrinya perlahan memberikan ketenangan pada Yerin menyakinkan semuanya akan baik baik saja.

Ada sebuah rasa sakit dari kedua sorot mata itu melihat dua wanita yang sangat ia cintai sedang berpelukan bukannya rasa hangat yang ia dapat tapi rasa sakit yang membuat Lelaki itu memundurkan langkahnya menjauh meninggalkan kesedihan di ruang rawat putrinya itu.

"Aku harus memastikan bahwa anak itu memang sudah tiada, Yerin tak boleh terluka dan aku takkan membiarkan Jisoo kembali pada masa lalunya!" Mengambil benda pipih dari saku celananya mendial sebuah nomor tanpa ragu ataupun merasa gusar sedikit pun.

•••

"Tangan mu dingin sekali!" Ucap Lisa terkejut setelah tak sengaja menyentuh tangan keriput Boyoung, tangan itu begitu dingin juga bergetar walau getarannya tak terlalu kuat tapi itu membuat kekhawatiran berlebih untuk Lisa.

"Sudahlah--" tak sempat Boyoung melanjutkan kalimatnya Lisa segara membungkus tangan dingin itu dengan sarung tangan yang ia kenakan.

"Apa yang kau lakukan! Pakai kembali aku takkan menerima ini. Ayo pakai!!" Seru Boyoung marah dengan apa yang gadis itu lakukan.

"Jika tangan mu kedinginan maka tangan ku ini juga harus merasakannya kita kan teman buka begitu!" Menaruh kedua sarung tangan itu dengan kasar. Tak lupa ledekan yang Lisa katakan membuat Boyoung menghela nafasnya kasar.

"Lebih baik tak usah memakainya."

"Yak! Ahjuma!!"

•••

"Apa yang sedang kau lihat?" Tanya Eunwoo ketika tak sengaja menemukan Moonbin sedang terduduk di sebuah bangku panjang yang langsung menghadap ke sebuah jendela besar dengan pemandangan salju turun dan warna putih khasnya.

"Adikku." Ucap Moonbin sendu yang menaruh perhatian dari Eunwoo sehingga ia ingin sekali melihat foto yang ada di genggaman sahabatnya itu.

"Benarkah! Boleh aku melihatnya?"

"Tentu saja." Menyerahkan sebuah foto, di sana tercetak sebuah keluarga bahagia ada Moonbin, adiknya juga kedua orang tua mereka senyum yang di paksakan Sangat nampak dari wajah tampan Moonbin tak ada gurat kebagian di wajahnya.

"Apa kau menyesali nya?" Menunjuk wajah mungil Moonbin juga tubuh mungilnya yang saat itu terbalut kaus kuning dengan celana hitam pemuda itu terlihat sangat menggemaskan sedari kecil.

"Eunwoo-ya aku tak sebaik apa yang kau kira." Bukannya menjawab, pernyataan menohok yang Moonbin lontarkan membuat Eunwoo mengalihkan pandangannya menatap sorot nanar yang kini di penuhi dengan air mata yang siap terjun.

"Arra, karena aku pun begitu." Tak ingin memperdulikan apa yang Moonbin katakan Eunwoo memilih pergi setelah menepuk pundak kekar itu perlahan.

•••

"Jisoo Eomma aku menyayangimu." - Yerin

"Bereskan semuanya secepat mungkin!" - seokjin

"Di kehidupan selanjutnya aku berjanji akan menjadi kakak yang baik untuk mu." - Moonbin

For Lisa
Balong leutik, 22:49pm

For Lisa [ ✓ ] | EunlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang