26. Appropriate?

953 165 7
                                    




Votment







Senyuman yang selalu ia lihat di pagi hari benar benar dapat membangun semangatnya setiap hari setiap detiknya, Boyoung tak pernah melihat gurat keputusasaan dari raut wajah itu.

Senyum manis juga kata kata indah yang selalu mengalun ketika ia hendak menyerah tak lupa tepukan hangat yang gadis itu berikan benar saja jika Eunwoo sangat menyayangi Lisa karena gadis ini pantas mendapatkan nya.

Dia layaknya seorang malaikat dengan senyum hangat juga pembawa kebahagiaan bagi orang di sekitarnya, Lisa gadis dengan rambut hitamnya tak lupa dua sorot mata hazel yang selalu berbinar walau tanpa cahaya yang menerangi sorot itu.

"Kau datang sepagi ini?" Tanya Boyoung masih dengan tatapan yang tak lepas dari wajah cantik Lisa.

"Aku bahkan sudah telat lima menit, kau tak menyadarinya?" Jawab Lisa memakai serbet juga topi hitam seragam khas kedai ini.

"Benarkah? Aku tak melihat sang Surya pagi ini." Memalingkan pandangannya menatap heran pada langit yang tampak kelabu juga tak ada kicauan burung seperti biasanya.

"Aku merindukan nya." Gumam Lisa mampu mengalihkan pandangan Boyoung dan menatap sendu kearahnya.

"Dia juga pasti merindukan mu."

"Kau tau saat musim dingin seperti ini ada dua rasa yang membelenggu hati ku, aku senang karena saat itu Oppa menghapus segala kesedihan juga memelukku erat di tengah dinginnya malam yang menusuk, tapi di sisi lain aku merasa sedih karena Eomma meninggalkan ku dengan harapan besar yang ia berikan, masih pantaskah aku mengharapkan pelukannya? Aku benci tapi aku rindu."

"Kemarilah, sepertinya gadis malang ini membutuhkan pelukan." Boyoung menarik tubuh kurus itu paksa ke dalam dekapan nya walau merasa agak tercekik tapi Lisa senang karena banyak orang baik yang selalu ada di sisinya.

•••

"Kau percaya akan keajaiban bukan?" Tanya Seokjin ketika melihat Jisoo terduduk gusar dengan pelupuk yang di penuhi air mata membuat penglihatan nya tampak buram.

Tanpa menjawab pertanyaan sang suami Jisoo masih memikirkan hal hal buruk mengenai putrinya kesembuhan juga rasa sakit yang sama rasa dimana dia benar benar menjadi seorang ibu yang jahat bagi putri kecilnya kala itu.

"Apa aku ibu yang jahat Seokjin-ah?" Tanya Jisoo menatap nanar sang suami dengan penuh duka membuat Seokjin tak kuasa melihat sorot sedih dari mata indah sang istri.

"Setiap orang pasti melakukan kesalahan dalam hidupnya--!"

"Lalu apa kesalahan yang kulakukan dapat di maafkan, seberapa pun aku berusaha menjadi ibu yang baik untuk Yerin itu tak bisa membayar rasa sakit yang putri kecil ku rasakan." Dengan penuh penekanan Jisoo berusaha meyakinkan Seokjin.

"Dia sudah mati Jisoo-ya tak bisakah kau fokus kan pikiran mu pada Yerin saja!!!" Teriakkan Seokjin menggema di lorong sepi yang tak berpenghuni itu, tapi Jisoo tak peduli dengan amarah suaminya dia merasa Seokjin tak peduli mengenai masa lalu juga putrinya.

"Kau yang membunuhnya kau yang memaksaku melakukannya!!!" Jisoo tak kalah kalap malam itu dengan amarah yang semakin memuncak dia memilih meninggalkan Seokjin yang masih terpaku menatap punggung kurus sang istri.

Dan, tanpa mereka sadari pula ada sepasang mata yang melihat pertengkaran mereka, sorot sendu dengan tangan yang meremas kuat piyama putih yang gadis itu kenakan.

"Maafkan aku Jisoo-ya." Tubuh kekar itu luruh dengan rasa sakit yang menyebar semakin sakit bahkan sangat sakit.

•••

"Aku masih menunggu mu Oppa" - Lisa

"Aku akan segera kembali." - Eunwoo

"Tak ada satupun yang ku mengerti!" - Yerin

"Maafkan Eomma~" - Jisoo

"Aku menyesal." - Seokjin

For Lisa
Balong leutik,20:00pm

For Lisa [ ✓ ] | EunlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang