14. Rain and Fear

1.1K 201 0
                                    

Votment

Sore itu langit sudah tidak lagi menampakkan warna biru cerah yang indah tergantikan dengan sendunya warna abu yang tampak begitu melekat di tambah dengan angin yang mulai bertiup kencang dari biasanya.

Gadis berponi itu nampak gusar dari posisinya saat ini bagaimana tidak, Eunwoo belum juga kembali padahal setetes demi setetes air sudah mulai membasahi jalan kota kala itu.

Lisa yang sedari tadi sedang melakukan kegiatannya pun memilih untuk beranjak membuka jendela kamar yang memang sedari tadi tidak tertutup rapat merasakan betapa dinginnya udara saat itu dan ia kembali lagi teringat akan kakaknya yang tak kunjung kembali.

Jika musim hujan telah datang itu menjadi sebuah musim terberat bagi Eunwoo ia sangat membenci hujan betapa menakutkan nya malam itu ia hanya terdiam di pojok kamar dengan Suara Guntur yang memenuhi pendengarannya rasa takut kembali lagi, rasa dimana ketika dunianya hancur.

Sudah berapa kali Lisa mendial nomor Eunwoo namun sama sekali tak ada jawaban, hingga rasa khawatirnya pun memuncak gadis itu memilih untuk mencari dimana keberadaan pemuda itu.

Berjalan perlahan meraba setiap benda yang bisa menjadi tumpuan untuk nya berjalan rintik hujan dengan derasnya mulai membasahi tubuh kurus gadis berponi itu tapi sekali pun Lisa tak pernah menyerah dia akan terus berjalan hingga saat dimana pelukan hangat Eunwoo yang bisa menenangkan nya.

Brukk, dengan keterbatasan yang Lisa miliki jatuh itu adalah hal yang biasa gadis berponi itu sudah sering merasakan nya namun kali ini sepertinya ia benar benar terjatuh jika saja Eunwoo ada di sana pemuda itu takkan membiarkan nya. sekarang Lisa tahu bagaimana rasanya terjatuh bagiamana ia sekarang sudah benar benar ketergantungan dengan pemuda itu.

"Oppa kau dimana? Apa sekarang kau sedang ketakutan?" Lirihnya kembali bangkit dan memulai kembali langkahnya walau nyatanya gadis itu berjalan belum terlalu jauh dari tempat tinggal mereka.

Di tempat lain di mana kini Eunwoo benar benar merasa ketakutan suara itu lagi lagi membuyar kan keyakinan untuk tidak menjadikannya rasa takut Eunwoo berjanji ia akan kuat ia tak ingin membuat Lisa khawatir tapi nyatanya rasa takut itu masih membelenggu di dalam hati dan pikirannya. Teringat kembali kenangan terakhir bersama sang ibu yang begitu menyakitkan.

"Hey nak kenapa kau hujan hujanan seperti ini dimana rumah mu biar paman antar." Tawar Lelaki berumur itu ketika melihat Lisa dengan keadaan yang sangat kacau membuat siapapun yang melihatnya merasa iba.

"Bisa kau antarkan aku ke alamat ini." Menyodorkan secarik kertas.

"Tentu saja."

* * * *

"Tapi sepertinya cafe ini sudah tutup, sebenarnya kau ingin kemana?"

"Aku sedang mencari kakak ku dia bekerja di tempat ini dan aku yakin ia masih ada di dalam."

"Mana mungkin cafe ini sudah tutup."

"Aku sangat mengenalnya, dia pasti sedang ketakutan di dalam sana tolong biarkan aku masuk aku hanya akan memastikannya sebentar."

Melihat bagaimana gadis itu memohon dengan berat hati pria itu pun mencari salah satu satpam penjaga tempat itu. Ketika pintu dibuka Lisa sangat antusias ia segera berlari mencari ke setiap sudut tempat yang memungkinkan Eunwoo untuk bersembunyi.

"Aku tak yakin dia tak bisa melihat." Lirihnya dalam hati melihat bagaimana Lisa sangat jeli menyatroni setiap sudut tempat itu.

"Kau tidak usah bingung, gadis itu sudah sering kemari bersama kakanya, aku sangat iri dengan kedekatan mereka." Gumam satpam itu meyakinkan.

"Oppa!!" Eunwoo tahu suara siapa itu, Lisa itu adalah suara Lisa walau masih merasa takut pemuda itu memberanikan diri keluar dari persembunyiannya saat ini.

"Lisa-ya!! Kenapa kau ada disini." Berlari memeluk Lisa tak lupa banyak nya pertanyaan dalam hatinya.

"Mau apa lagi aku sangat mengkhawatirkan mu kenapa kau tidak langsung pulang? Apa yang terjadi hari ini kau tidak ada lembur kenapa pulang larut kau tau aku sangat mengkhawatirkan mu."

"Arraseo jeongmal mianhae~" mengusap punggung gusar adiknya itu.

"Tak bisakah kau mempercayaiku? Sekali saja jadilah rapuh di hadapan ku Oppa sekali saja jadilah pria yang lemah sekali saja buat aku mengkhawatirkan mu sekali saja biar aku yang menjaga dan memastikan bahwa kau baik baik saja. Biarkan aku menjadi adikmu yang kuat biarkan aku menjadi sandaran untuk mu tak bisakah?"

"Aniyo, itulah mengapa aku menyembunyikan rasa sakit ku ini agar kau tak merasakan apa yang ku rasakan, aku ingin menjadi kakak yang kuat untukmu aku--"

"Lalu aku? Apa kau akan terus membiarkan aku merasa bahwa aku ini beban untukmu eoh jika aku tau kau akan seperti ini. hari itu aku tak ingin menjadi adikmu!."

"Arraseo, uljima jika kau menangis aku akan terus merasa bersalah maafkan Oppa eoh Oppa janji takkan mengulanginya lagi."

"janji eoh."

"Nde, kajja kau akan sakit nanti."

* * * *

"Ahjussi jeongmal khamshamida, aku tidak tahu harus bagaimana membalas kebaikan mu."

"Ani aku senang bisa menolong kalian, hubungi aku jika terjadi sesuatu eoh jangan sungkan."

"Nde, ah tunggu sebentar-- cah untukmu." Memberikan sebuah boneka rajut yang Lisa buat hampir seminggu ini.

"Jinja neomu kiyowo, kau membuatnya sendiri?"

"Tentu saja, Lisa sangat pandai dalam hal seperti ini." Mengacak rambut basah milik gadis berponi itu.

"Aku akan menyimpannya, kalo begitu sampai jumpa."

"Nde, berhati hatilah."

° Preview

"Yerin-ah Appa pulang lihat lah Appa membawakan sesuatu untukmu."

"Mwoya? Woah ini sangat lucu gomawo appa."

"Kau menyukainya?"

"Eoh Sangat."

For Lisa
Balong leutik, 19:05pm

« sudah di revisi

For Lisa [ ✓ ] | EunlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang