1.Snow

3.7K 395 4
                                    

Vote & coment


Perlahan Eunwoo mulai membuka kedua matanya mencoba menetralkan kembali pandangannya, kantuk tentu saja bahkan jika bisa dia ingin kembali tertidur hingga siang atau bahkan hingga matahari kembali ke peraduan.

Hari hari nya mulai berjalan seperti biasa, bekerja, bekerja dan bekerja itu saja yang dia bersama teman teman sependeritaan nya lakukan.

Bahkan saat ini usianya sudah menginjak 10 tahun dan selama itu Eunwoo tidak pernah melakukan hal hal yang luar biasa dalam hidupnya.

Terkurung di tempat ini sebenarnya tidak terlalu buruk, ia merasa dirinya tak sendiri semua anak anak di sini memiliki nasib yang sama.

Tong tong tong!!!

Suara pukulan itu menandakan akan adanya sebuah pengumuman penting entah itu anak baru atau kampanye untuk meningkatkan citra sebuah lembaga pemerintahan.

Semua anak anak bergegas menuju aula tempat yang sudah disediakan oleh, orang orang gila harta yang merugikan masyarakat.

Dan benar saja tempat itu kini disulap menjadi tempat yang sangat indah dan rapi, spanduk spanduk terpasang di sepanjang koridor juga sebuah panggung megah.

Siapa bilang panti asuhan ini kecil dan kumuh, tentu saja tidak tempat ini sangat terawat dan juga bersih memiliki halaman yang luas tak lupa  belasan kamar di sepanjang lorong.

Namun semua itu semata mata hanya untuk pencitraan saja lucu bukan, mereka semua menutup mata dan juga hatinya. Miris.

Setelah banyak nya sesi foto dan juga sambutan sambutan tak lupa senyuman palsu dari semua anak anak malang ini.

Setelah acara benar benar selesai Eunwoo memilih untuk keluar secara diam diam karena jika sampai ketahuan dirinya akan tamat.

Kini Lelaki itu menatap sendu ke arah jalanan yang begitu ramai udara terasa begitu menusuk, benar karena ini sudah mau memasuki musim dingin.

Walaupun setiap musim berganti namun tak satupun Eunwoo menyukai hal itu  setiap musim sama sama membawa penderitaan bagi dirinya.

Setiap anak anak di pekarangan rumah  kini sedang bersuka ria menyambut awal musim dingin, boneka salju, coklat panas dan cookies manis. Membuat Eunwoo muak, lebih tepatnya iri.

Kini Eunwoo harus segera kembali karena jam sudah menunjukkan pukul 20:30 jika gerbangnya sampai tertutup dan Eunwoo belum kembali mungkin dia takkan mendapatkan jatah makan siangnya.

Hiks.. hikss

Samar samar terdengar suara tangisan, tangis itu terdengar begitu pilu di tambah butiran salju perlahan mulai turun, membuat buku kuduk seketika meremang.

Terlihat di pinggir jalan sana seorang anak kecil dan juga seekor kucing yang sedang kedinginan, menggigil hebat dengan Isak tangis memilukan.

Eunwoo tak ingin terbebani dan juga menambah masalah baru dalam hidupnya, sekarang saja mungkin setelah dia kembali hukuman sudah menantinya.

Dia kembali berjalan menutup kedua telinganya berharap tangis anak kecil itu tak membuat pertahanan nya goyah dan berbalik menolong.

Namun Eunwoo seorang anak yang masih memiliki hati nurani ia tak mungkin tega membiarkan anak itu dan juga kucingnya mati kedinginan di tambah ini hari pertama salju turun udaranya juga sangat dingin.

Hiks hiks hiks

"Uljima eoh, ada aku disini jadi berhentilah menangis." Memakai kan syal yang ia pakai kepada anak perempuan itu.

Eunwoo bingung apa yang harus ia lakukan membawanya pulang juga bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan tapi bagaimana?.

Dengan kegelisahan dan perhitungan matang matang akhirnya Eunwoo membawa gadis kecil ini menuju panti asuhan yang lebih tepatnya, tempat pembuangan.

Tak terdengar suara tangis dari gadis kecil yang kini berada di gendongan Eunwoo, entah apa yang kini ia rasakan bukan ketakutan melainkan sebuah rasa yang sulit di artikan.

Kini Eunwoo berada tepat di hadapan sebuah pagar hitam  menjulang tinggi yang sudah tertutup rapat.

Sebenarnya bisa saja Eunwoo langsung melarikan diri dan tak usah kembali ke tempat terkutuk ini, namun Eunwoo juga tidak sebodoh itu.

Ia harus benar-benar mempersiapkan segala sesuatu sebelum benar benar pergi, uang yang selama ini ia kumpulkan sedikit demi sedikit dan juga beberapa pakaian, terlebih kini dirinya memiliki sebuah tanggung jawab untuk menjaga gadis yang terlelap di pangkuannya ini.

Setelah pukulan cacian yang Eunwoo terima dari penjaga tempat ini, badannya memang terasa amat sakit ia merasa semua tulang tulang nya remuk.

Namun rasa sakitnya begitu saja menghilang setelah melihat gadis cantik di hadapannya ini terlelap tenang dan damai, mengelus pipi gembul itu hingga tak sadar sedari tadi ia tersenyum gemas.

Balong leutik, 18:58pm

« Sudah di revisi

For Lisa [ ✓ ] | EunlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang