21. One Hour Later

944 173 6
                                    




Votment














"Kau ingin tidur bersama ahjuma malam ini?" Tanya Boyoung, Gadis itu masih tak ingin pergi dari halte bus dimana tempat itu adalah awal dari perjalanan sang kakak dan akhir dari rasa takutnya.

"Aniya aku lelah dan kau juga pasti begitu selama ini aku juga selalu tidur sendiri sebelum Oppa pulang jadi aku sudah terbiasa." Suara melengking itu sedikit menyayat hatinya bukan tanpa alasan hanya saja ia tahu bahwa kini gadis itu belum benar benar ikhlas.

"Apa aku benar benar bisa melewati malam ini tanpa mu Oppa ah bukan hanya malam ini saja tapi untuk malam selanjut nya aku sedikit ragu akan hal itu." Gumamnya dalam hati tak ada yang Lisa pikiran selain bagaimana cara dia melewati malam tanpa pemuda itu.

Setelah Boyoung mengantar gadis itu kembali ke rumahnya ia sedikit memastikan bahwa gadis ini akan aman persediaan makanan yang cukup dan satu hal yang membuat ia terharu sepertinya dengan susah payah Eunwoo sudah memodifikasi rumah itu lantai yang di penuhi dengan puzzle agar memudahkan Lisa berjalan juga semua hal yang akan memudahkan gadis itu nantinya.

"Aku lega melihat ini, dia sangat telaten menjagamu nak." Wanita paruh baya ini mengusap punggung Lisa perlahan sebelum ia benar benar akan meninggalkan Lisa sendiri.

"Aku terlalu beruntung sehingga semua yang kulalui sangat mudah walau Tampa kedua mataku itu semua berkat Oppa dia selalu meyakinkan ku bahwa kekurangan yang aku miliki bukanlah apa apa." Mengingat kembali kenangan manis bersama Eunwoo tak sadar air matanya mulai menetes.

•••

Tak banyak yang Lisa lakukan malam ini dan entah mengapa ia sangat sulit untuk tertidur tidak seperti biasanya kini gadis itu memilih mendengar radio yang Eunwoo beli di sebuah toko rongsokan walau barang bekas tapi masih bisa menyala.

Alunan musik yang tersalur dari sela sela jaring suara itu masuk dengan halus di antara sunyi nya malam, aroma Eunwoo masih sangat tercium menyeruak di ruangan ini.

Jari jari itu perlahan mulai memasukan benang hingga terbentuk sebuah pola disana terus menerus seperti itu tak sadar kini jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari dan Lisa masih belum terpejam.

Melihat ke arah pintu berharap Eunwoo akan kembali tapi nyatanya sampai saat ini tak ada satupun ketukan yang Lisa rindukan jujur gadis itu tak ingin menangis saat ini tapi hatinya begitu merasa sesak dengan kenyataan bahwa sang kakak tak akan kembali dalam waktu dekat.

•••

Sebuah ruangan dengan kasur empuk juga lampu yang indah di setiap pojok ruangan ini jendela besar yang langsung menghadap ke arah kota Seoul lengkap dengan pemandangan langit malam yang sangat indah yang jelas ruangan ini lebih besar dari pada rumah yang ia tinggali bersama Lisa.

Duduk di pinggir ranjang dengan pikirannya yang masih berkutat seputar gadis berponi itu, apa dia sudah tidur apa kini Lisa sedang menangisinya siapa yang menemani gadis itu apa Lisa sudah mengunci pintu rumah pikiran buruk itu terus terulang bagai kaset rusak memenuhi malamnya.

"pasti berat bukan?" Tanya Moonbin, dia adalah teman sekamar dan orang yang paling mengerti Eunwoo sejak hari pertama mereka sudah sangat dekat.

"Ini sangat berat entah mengapa aku selalu berfikiran yang buruk tentangnya." Tutur Eunwoo membaringkan sebagai tubuhnya di kasur empuk itu.

"Sukses lah terlebih dahulu setelah itu bahagia kan dia beri dia kesempatan untuk melihat indahnya dunia ini." Ucap lelaki itu sembari ikut membaringkan tubuhnya.

"Tentu saja, aku kemari untuk setiap keinginan yang tak pernah terwujud dan aku akan mewujudkan nya mulai detik ini." Tersenyum gembira menatap langit langit kamar yang tak berwarna juga kelabu.

For Lisa
Balong leutik,21:38pm

For Lisa [ ✓ ] | EunlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang