Votment.
"Sudah siap?" Tanya Doyoung setelah selesai memakaikan seat belt pada tubuh kurus Lisa yang kini berada di sampingnya, ayah dan anak ini berencana mengadakan sebuah liburan kecil, karena kelewatan senang itulah yang Doyoung rasakan hampir dua bulan setelah kejadian Lisa memanggilnya dengan embel-embel 'appa'.
Anggukan kecil mengakhiri perbincangan keduanya di gantikan dengan senandung musik pop yang membangkitkan suasana, mereka bernyanyi bersama sepanjang perjalanan Lisa yang sesekali membuka kaca mobil di sampingnya menghadapkan wajah cantiknya ke arah luar hingga rambut sebahu itu menari nari tertiup angin.
Tapi gadis itu masih belum merasa sesempurna dengan apa yang ia harapkan tak ada Jisoo tak ada Eunwoo, Lisa sedih karena kenyataannya bahwa Jisoo telah memiliki seseorang yang berharga selain dirinya, Lisa sedih karena Eunwoo pergi.
Jisoo juga sempat mengunjungi nya bersama Yerin dan Seokjin hubungan dua keluarga itu terjalin baik walau nyatanya tak sebaik itu, canggung antara dua sahabat yang biasanya saling mengejek kini hanya obrolan garing dan tawa yang dipaksakan.
Begitupun Jisoo Seokjin dan Doyoung tiga Kim itu juga nampak tidak terlalu akrab, seberapa keras usaha ketiganya untuk mencairkan suasana namun lagi lagi atmosfer nya kembali pada keadaan semula 'Dingin'
•••
Lisa menerima dengan apa yang terjadi di hidupnya kini ia sangat sangat bersyukur karena tak terlambat menyadari bahwa ia benar benar merindukan sosok Doyoung dalam hidupnya.
Pria itu benar benar memperlalakukan Lisa layaknya seorang putri di sebuah istana, hanya satu satunya dan sangat berharga, itu lah yang Lisa rasakan, kebahagian yang belum ia jamah namun kini benar benar nyata.
Satu harapannya, ia ingin menikmati ini semua bersama Eunwoo. Sang kakak, walau tanpa Jisoo tapi Lisa bahagia karena masih diberi kesempatan untuk memanggil wanita itu dengan embel-embel 'eomma'.
Lisa bahagia karena Eunwoo pemuda itu bisa mengejar mimpinya, berhasil mencapai sesuatu yang luar biasa dalam hidupnya.
Lisa bahagia karena kebersamaan, juga semua ke absurd-an dalam hidupnya, bahagia, kecewa, sedih itu semua sudah ia rasakan. Rasanya cukup bukan untuk ia merasa bahagia saja tanpa rasa sakit dan kecewa lagi, walau nyatanya hidup tak bisa lepas dari itu semua.
•••
Gadis itu menari di bawah rintik hujan yang membasahi tubuh kurusnya, dan pria yang tertawa bahagia bersamanya. Mandi hujan yang terakhir kali Lisa lakukan beberapa tahun lalu, ia benar benar rindu. Juga sang ayah yang tak melarangnya dan ikut bergabung bersama ke tujuh bodyguard yang bersedia turut dalam kegiatan sederhana namun membuat hati membucah bahagia.
"Kau bahagia, nak?" Tanya Doyoung di sela sela kegiatannya itu, melihat senyuman merekah tak meluntur dari wajah putrinya, gadis ini benar benar sederhana. Hal kecil dan kekanakan seperti ini saja membuat senyuman manis itu tak meluntur sama sekali dari wajah cantik putrinya.
"Eung! Aku bahagia Appa, terimakasih. Mari buka lembaran baru, aku sudah cukup bahagia karena memiliki mu dan Oppa, terimakasih." Gadis itu berlari menerjang tubuh Doyoung, memeluknya erat mengisyaratkan agar tak boleh ada seorang pun yang berhak atas Doyoung kecuali dirinya.
"Terimakasih Tuhan mungkin ini terlambat tapi aku bahagia, beri putriku kebahagiaan hingga ia lupa bagaimana rasanya terjatuh dan terluka. Terimakasih."
•••
"Appa jangan menyesal, aku sungguh baik baik saja, aku bahagia walu—" Doyoung mendekap erat tubuh putrinya merasakan betapa hancurnya seorang ayah saat ini.
Baru saja mereka merasa bahagia namun lagi lagi mengapa hanya sesaat? Apa kesalahan yang Lisa lakukan hingga Tuhan terus menerus menghukumnya, Lisa benci saat semua orang mengkhawatirkan dan menangisinya ia benci itu, tak ingin terlihat lemah walau nyatanya ia sendiri benar benar ingin mati saja.
"Mari kita coba rumah sakit lain Hem? Kita tak boleh menyerah seperti ini, tak boleh menangis, kita harus percaya pada Tuhan Putri ku akan bisa melihat lagi!!" Ucap Doyoung dengan bibir bergetar ia tak kuasa menahan tangisnya, saat maniknya menatap sendu Lisa yang bahkan tak bergeming.
"Jangan beri aku harapan lagi, Appa. Inilah jalan yang sudah Tuhan siapkan, tak perlu menyesalinya cukup terima saja, Hem? Aku sungguh tak apa." Jawab gadis itu pasrah walau hatinya sudah hancur tak berbentuk.
Tak ada yang bisa diharapkan, Lisa harus menerima nasibnya, gadis itu takkan bisa melihat bagaimana indahnya dunia bahkan hingga ajal, karena nyatanya manik itu takkan pernah menangkap sinar secerah apapun. Ya, dokter mengatakan bahwa... kebutaan yang menimpa dirinya itu sudah permanen dan dokter juga tak bisa mengusahakan apapun selain lagi lagi berharap pada keajaiban yang entah kapan itu.
Tak perlu di perjelas sesakit apa rasanya.
Keajaiban? Huft~ kapan?
Doyoung masih berteriak frustasi bahkan saat ini yang lebih terlihat kacau adalah pria itu ketimbang Lisa, gadis itu sudah bisa memprediksi kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi termasuk ini, jadi saat mendengarnya Lisa memang runtuh tapi tak sampai hancur, senang rasanya tahu, bahwa Tuhan masih menjaga penglihatan sucinya ini.
"Maaf—"
"Tidak. Aku tak pernah menyesali apapun. Kita sudah berjanji untuk tidak menangis kan? Untuk apa kedua mata ku, karena aku sudah memiliki dua orang yang senantiasa menunjukkan jalan, cukup kau dan Oppa, itu tak masalah walau aku tak bisa melihat." Tangan putih itu meraba wajah sang ayah yang sudah di banjiri air mata, jari jari kurusnya menghapus jejak luka di wajah Doyoung dengan senyum manis, seraya kecupan hangat yang mendarat di kening ayahnya itu.
"... Lisa-ya,"
—END—
For Lisa
Balong leutik« Ga tau mau ngetik apa tapi sumpah aku seneng banget, karena cerita ini bisa sampe "end" makasih buat dukungannya, tanpa kalian cerita ini ga ada apa apanya. Thank U banyak 😭🤧♥️♥️♥️
Huft~ ini sebenarnya bukan cerita pertama yang aku buat karena kurang percaya diri hampir setiap cerita yang aku buat aku 'unpublish' dan tinggal menyisakan 'For Lisa'.
Kaget karena ternyata ada yang respon tadinya mau short story aja tapi pas liat vote buat pertama kali sama commen kalian, sumpah bener bener bikin aku speechless, seneng campur aduk ga sadar sampe nangis karena untuk pertama kalinya ada commet sama vote masuk. 'Next thor', 'semangat' lebay ga sih kalo sampe nangis tapi emang sebegitu senengnya. LuV kalian ♥️♥️♥️
Maaf belum bisa nyampe ke ekspetasi yang kalian harepin, belum punya skill yang mempuni dan yaa... Masih labil buat ganti ganti alur, semoga kalian puas, maaf atas segala kekurangan dalam ceritanya 🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
For Lisa [ ✓ ] | Eunlisa
FanfictionLalisa Kim, seorang gadis yang tak seberuntung teman teman sepermainan-nya, tapi tunggu gadis itu hanya memiliki saru orang teman saja. Lisa kecil selalu bertanya mengapa semua orang menatapnya jijik seakan ia semacam virus yang harus segera dimusna...