4. Friend

2.2K 320 1
                                    

Votment


"Oppa!Oppa!Oppa! Kemana dia pergi? Kenapa dia tidak mengajakku untuk ikut bersamanya?" Lisa mencari sosok Eunwoo namun nyatanya pemuda itu memang tidak ada.

Karena merasa memang sosok Eunwoo tidak ada Lisa beranjak pergi ke kamar mandi bersiap siap untuk menyusul pemuda itu ke tempat kerjanya.

Lisa mungkin masih belum terbiasa dengan kondisinya saat ini, mata yang tak berfungsi dengan baik dan juga tubuh mungilnya namun dengan sangat pengertian nya Eunwoo sudah menyiapkan segala hal yang Lisa butuhkan.

Ketika Lisa hendak melangkahkan kakinya menuju keluar gedung tiba tiba tangannya di tarik oleh seseorang, gadis itu begitu panik karena memang selama ini Eunwoo melarang nya untuk berbicara dengan siapapun.

"Lisa." Tiba tiba suara itu memecah kepanikan di hati Lisa.

"Nuguya??"

"Mau kemana kau? diluar hujan begitu deras."

"Iggeo, aku ingin bertemu dengan Oppa biasanya dia selalu mengajak ku."

"Geurae? Mungkin karena di luar hujan dia tidak ingin kau sakit." Tutur nya lagi memegang bahu gadis itu berusaha membawa nya masuk.

"Kau tahu Lisa? Selama aku disini aku selalu menyayangi nya, melindungi nya, walau dalam diam dan kini lihatlah sepertinya dia sudah dewasa dengan membawamu kemari dan menyayangi mu layaknya keluarga sendiri." Tanpa sadar wanita itu meneteskan air matanya.

"Kau menangis?" Dengan polos tiba tiba saja kalimat itu keluar dari mulut Lisa.

"Kau tahu padahal aku mencoba untuk tidak bersuara." Terkagum melihat gadis disampingnya kini.

"Sebelum Oppa membawa ku ke tempat ini aku selalu mendengar Eomma  menangis walau dalam diam, nyatanya hatiku selalu berkata bahwa kini dia sedang menderita." Ucapan yang mampu membuat siapapun mendengar nya merasa sedih.

"Jangan menatap ku seperti itu."

"Wah kau percaya diri sekali gadis kecil." Wanita berumur itu terkekeh di buatnya. sekarang dia tahu alasan mengapa Eunwoo mempertahankan Lisa karena gadis ini istimewa dan penuh kehangatan.

"Apa kau membenci Eomma mu?" Pertanyaan yang langsung membuat Lisa tersenyum miris.

"Bolehkah? Aku ingin sekali membencinya tapi seburuk apapun dia, aku adalah anaknya dan dia adalah ibuku aku tahu Eomma menyayangi ku, setiap kali dia pulang malam dalam ke adaan mabuk diam diam dia merebahkan tubuhnya di samping tubuhku dan mengatakan hal hal manis yang membuat ku sulit untuk membencinya." Jelas Lisa panjang lebar mengingat kembali kenangan manis bersama sang ibu yang kini entah kemana.

Tanpa sadar wanita dengan marga Lee itu memeluk tubuh mungil Lisa dalam dekapannya. Kagum dengan kedewasaan yang dimiliki gadis kecil ini bagaimana bisa bahkan dirinya sempat berfikir untuk menyerah tapi kini Lee hi sadar menyerah adalah hal paling bodoh yang bisa kau lakukan

"Kau tau unnie, saat malam itu aku sama sekali tidak takut ketika Eunwoo Oppa mengendong ku di punggung kekarnya seakan akan aku memang sudah mengenal nya, aku candu dengan aroma tubuhnya aku nyaman dengan perhatian nya maka dari itu aku berjanji dalam keterbatasan ku ini aku akan selalu mengukir senyuman di wajah tampannya."

"Kau memang gadis yang pintar, tahu mana yang tampan dan yang tidak." Kedua orang itu tertawa renyah di iringi dengan senandung rintik hujan yang amat menyejukkan.

"Apa yang membuat mu menyayangi nya?" Tanya Lisa memecah keheningan diantara keduanya.

"Saat aku mencoba menyerah dalam hidupku seorang anak laki-laki dengan wajah lugunya mengatakan hal yang membuat diriku malu di buatnya, dia mengatakan hal hal yang sama sekali tak kupikirkan walau di usianya yang belia dia menunjukkan padaku apa yang salah dan yang benar, lucu bukan layaknya seperti dirimu saat ini."

"Luka akan membuat mu Tumbuh menjadi seseorang yang kuat unnie, tapi bukan berarti kau harus terluka, belajarlah dari hal hal kecil yang  terjadi di hidupmu seperti saat ini aku tak pernah marah akan takdir yang Tuhan berikan padaku dengan keadaan ku yang sekarang aku bisa merasakan indahnya dunia tanpa kedua mataku merasakan ketulusan seseorang dengan hati, menjadi kuat di tengah keterbatasan ku."

"Berteman?" Menggenggam tangan mungil gadis berponi itu kuat kuat.

"Heol."

"Chingu!!" Sorak keduanya bersamaan.

For Lisa
Balong leutik,

« sudah di revisi

For Lisa [ ✓ ] | EunlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang