Nyaris Celaka

251 10 1
                                    

"Ajal, jodoh, rezeki hanya Allah penentu segala-Nya ...."

"Jika ingin wanita yang kamu cintai ini selamat, jangan lapor polisi dan tetap diam menunggu kabar dariku selanjutnya."

Rio yang menyadari jika kertas itu ada setelah ia dan para perawat juga satpam itu mencari Aisyah, langsung berlari keluar melapor pada satpam. Rio pun meyakini jika ini adalah perbuatan Wahyu. Wahyu pun pasti masih berada di sekitar rumah sakit.

30 menit kemudian

Rio dan beberapa satpam yang mencari pun tidak menemukan petunjuk apapun. Rio akhirnya memutuskan mencari kendaraan lain untuk mencari keberadaan Aisyah.

"Pak, tolong antar saya ke kantor polisi terdekat ya. Saya ingin melaporkan penculikan," perintah Rio pada taksi online yang ia pesan.

Sang supir pun mengangguk.

Baru beberapa saat mobil taksi itu meninggalkan pelataran rumah sakit, ponsel Rio berdering sangat kencang. Awalnya Rio tidak ingin mengangkatnya, tetapi ia juga khawatir jika itu adalah orang yang menculik Aisyah.

[Hallo, siapa ini?]

Beberapa saat tidak ada jawaban

[Hallo!]

[Tenang saja, Tuan Rio. Wanita yang kamu cintai ini, aman bersamaku. Tetapi ingat! Saya tidak pernah main-main! Jika ingin Aisyah selamat, hentikan langkahmu untuk ke kantor polisi dan tinggallah di tempat kamu tinggal. Tunggu saja kabar dariku!]

Sambungan telepon itu terputus ....

Rio pun berteriak-teriak, tetapi teleponnya itu terlanjur terputus. Rio kini hanya bisa menahan kesal di dalam taksi itu. Karena tidak ingin terjadi sesuatu pada Aisyah, Rio pun meminta supir taksi itu berbalik arah dan memintanya mengantar ke sebuah rumah, tempat di mana ia tinggal selama ini.

39 menit kemudian

Taksi yang membawa Rio akhirnya sampai di depan rumah kontrakannya yang sederhana itu.

"Berhenti, Pak!" teriak Rio. Supir itu akhirnya menghentikan kendaraannya.

"Ini, Pak. Ambil saja kembaliannya," ujar Rio yang memberikan uang 100rb pada si supir. Supir itu hanya mengangguk tanpa bersuara. Setelah Rio turun, taksi itupun bergegas pergi.

Rio pun mengambil segelas minuman untuk menenangkan dirinya. Ia duduk di meja makan kayu itu. Rio pun mengambil ponselnya dari saku celana dan mencoba menghubungi Lucky.

Berkali-kali dihubungi, Lucky juga tidak merespon panggilannya.

"Ke mana sih dia?"

"Apa terjadi sesuatu padanya?" pikir Lucky.

Rio hanya mampu menahan kesal. Karena jika ia nekat mendatangi kantor polisi, itu terlalu beresiko bagi Aisyah dan mungkin Lucky yang juga diculiknya.

Menunggu dan menunggu. Hanya itu yang bisa dilakukan Rio saat ini.

****

Narra pun menyiapkan sarapan untuk Nyonya Cynthia dan Kevin pagi ini. Saat bersamaan, terdengar  ada yang membunyikan bel apartemennya. Narra pun bergegas membuka pintu karena menduga jika itu adalah Rey.

"Biar Narra aja yang buka, Mi. Mungkin itu Rey," ujar Narra. Nyonya Cynthia hanya mengangguk.

Saat pintu terbuka ....

ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang