Cinta Yang Sesungguhnya

245 8 0
                                    

"Di saat kamu sudah tidak mencintai, tetapi kamu memilih tetap mencintai, that's TRUE LOVE ...."

Narra akhirnya memilih meninggalkan rumah suaminya. Ia tidak ingin menambah lagi luka hatinya, juga luka hati Aldi yang menganggapnya akan kembali pada Rio, mantan suaminya yang tidak lain kakak tirinya.

"Andai saja kamu tahu, Mas ...."

Narra pun akhirnya memilih kembali ke apartemen miliknya. Apartemen yang pernah dibeli oleh Narra dari hasil kerja kerasnya sendiri, sebelum menikah dengan Rio.

"Tempat ini sudah lama nggak ku tinggali, sepertinya harus banyak dibenahi," gumam Narra.

Saat Narra baru merapihkan pakaiannya, tiba-tiba Narra merasakan mual yang hebat, kepalanya pusing. Sejenak, Narra pun memutuskan beristirahat di sofa. Hingga akhirnya ia tak kuat lagi dan berlari ke kamar mandi.

"Aku kecapean apa ya? Kok mual banget sih,. masuk angin deh," gerutu Narra. Narra pun akhirnya kembali ke kamarnya dan berharap setelah berbaring, ia bisa kembali bugar.

Dua jam berlalu

Narra pun terbangun. Tetapi, kepalanya masih saja tetap sakit. Begitupun dengan rasa mual yang begitu hebat.

"Gue kenapa sih? Kok mual gini."

Tiba-tiba ia jadi teringat sesuatu

"Nggak, ini nggak mungkin! Gue nggak mungkin hamil," pekiknya.

Narra teringat malam itu. Malam di mana ia dan Aldi akhirnya kembali melakukan hubungan suami istri di saat Aldi dan Narra sedang tidak stabil. Mungkinkah ....

"Aku harus cek!" gumam Narra.

Narra akhirnya menuju apotik yang berada tepat di bawah apartemennya. Narra pun membeli sebuah testpack. Tanpa berlama-lama, ia bergegas naik kembali ke apartemennya.

'Aku harus lakukan ini."

Narra akhirnya ke kamar mandi dan melakukan tes dan betapa syok Narra saat mendapati hasilnya positif.

"Nggak! Ini nggak mungkin!" teriak Narra.

"Nggaaaaaaaakkkkkkk ...."

*******


Narra syok. Ia tidak menyangka jika dirinya kembali hamil di saat ia dan juga Aldi sedang dalam proses perceraian.

"Gimana ini?" gumam Narra terisak.

"Aku harus segera menemui Aldi. Dia harus tahu dan membatalkan perceraian ini," pikir Narra. Ia pun bergegas mengambil gawainya dan menghubungi Aldi.

Setelah menunggu cukup lama, Aldi akhirnya mengangkat panggilannya.

[Assalamualaikum.]

[Hallo, kenapa?]

[Mas, aku ....]

[Sudah kubilang kan, tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi. Kita ketemu saja di ruang pengadilan!]

[Aku hamil, Mas!]

Aldi pun terperangah saat mendengar Narra mengatakan jika dirinya hamil. Ia pun tersenyum bahagia. Ada secercah harapan untuknya.

[Kamu kasih tahulah Rio, biar dia tanggung jawab!]

Narra pun seketika menangis

[Keras banget sih hati kamu, Mas! Ini darah daging kamu. Buah cinta kita, Mas ....]

ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang