Penolakan

855 32 0
                                    

Narra kaget. Ia tak menyadari keberadaan Rio sejak kapan ada dihadapannya. Apakah dia ... Ah, apa yang harus kukatakan. Narra kebingungan, ia terbata-bata menjawab pertanyaan Rio.

"E-eh, dia temanku, Beb."

"Ada masalah apa kamu?"

"O-oh, ada sedikit masalah, tetapi it's oke, semua bisa kuselesaikan." Narra mencoba tersenyum menutupi kepanikannya.

Tiba-tiba, ponselnya kembali berdering, dan itu dari Aldi. Narra mematikannya. Rio kembali bertanya, ia semakin curiga.

"Angkat saja, Beb."

"E-eng-gak usah, tak penting!"

Aldi justru berkali-kali meneleponnya. Karena teleponnya tak digubris, ia pun menelepon ke rumahnya. Sayang, saat Narra mencoba mengangkatnya, justru Rio terlebih dulu mengangkatnya.

"Hallo ...."

"Hallo ...."

Tak ada jawaban sama sekali hingga akhirnya Rio menutup telepon. Namun, Narra yakin kalau yang menelepon itu Aldi. Ia pasti takkan tinggal diam diputuskan begitu saja.

Karena sudah larut malam, Rio akhirnya beranjak tidur. Narra mencoba mengaktifkan kembali ponselnya dan ....

"Narra, ingat! Jika kamu tak bisa kumiliki, maka siapapun takkan bisa memilikimu!CAMKAN ITU BAIK-BAIK!!!!!" Aldi mengirimkan pesan bernada ancaman.

"Ya Tuhan, kenapa aku harus terjebak dalam hubungan seperti ini."

*****

Beberapa saat, Narra sedikit bernafas lega. Aldi tak lagi menghubunginya. Namun, itu hanya sesaat. Aldi kembali menghubunginya saat Rio sedang tak di rumah.

"Narra, aku tahu suamimu sedang tak di rumah. Anak dan asistenmu juga. Kamu sendirian kan?"

"Haa, dari mana dia tahu?" pikir Narra.

"Aldi, apa maumu? Sudah kubilang, please, jangan ganggu aku lagi." balas Narra.

"Aku tidak akan melepaskanmu!"

"Aku tunggu di taman biasa, 10 menit kamu tak muncul, aku yang akan datang ke kamarmu."

Narra tak punya pilihan. Terlalu beresiko jika ia tak datang. Aldi bisa nekat datang ke rumahnya.  Karena jarak yang dekat, Narra pun sampai di taman kurang dari sepuluh menit. Akhirnya, ia menemukan keberadaan Aldi. Di sebuah sudut, ia melihat Aldi sedang duduk dan saat melihat Narra,ia menghampiri.

"Apa maumu, Aldi?Aku tak punya banyak waktu."

"Sayang, please, jangan tinggalkan aku. Aku mencintaimu, Narra. Aku sangat membutuhkanmu, Sayang."

"Cukup! Aku sudah menikah, biarkan aku memperbaiki hubunganku dengan Rio."

Narra yang mencoba pergi ditarik Aldi. Aldi pun tak mau menyia-yiakan kesempatan. Aldi memeluk dengan erat tubuh Narra, hingga sulit lepas dari pelukannya.

"Aku sungguh mencintaimu, Narra. Hubungan kita bukan sebuah perselingkuhan!"

Narra memang belum bisa sepenuhnya melupakan perasaannya pada Aldi. Ia masih menyimpan rasa itu, meski ia harus melepaskannya. Dan saat Aldi berusaha mencium bibirnya, Narra pun tak bisa menolak.

Sayang, di ujung jalan, Rio melihat istrinya sedang berpelukan sangat erat. Dan Rio menganggap kalau Narra benar-benar mencintai kekasih gelapnya itu.

"Narra, kamu terlalu menyakitkanku. Kamu sudah menghancurkan rumah tangga kita ...."

Rio yang terlanjur kecewa, akhirnya membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi. Saat sampai di rumah, Rio pun membereskan beberapa baju ke dalam kopernya. Tak lupa, ia tinggalkan sebuah pesan yang ditulisnya dan ditaruh di meja makan.

"Narra, maafkan aku,Sayang, aku pergi sebentar, ada pekerjaan ke luar kota untuk beberapa hari. Take care di rumah."

Rio pun memasukkan koper ke dalam bagasi dan membawa kendaraannya dengan laju. Ia pergi sejenak, entah apa yang akan dilakukannya. Pastinya, hatinya sedang hancur ....

bersambung ...

ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang