Pilihan Terbaik Narra

336 15 1
                                    

"Hidup adalah sebuah pilihan.Selalu libatkan Allah dalam setiap keputusan hidupmu."

"Telepon dari siapa sih, Kak?" tegur Kanya yang membuat Dinda terperanjat.

"Itu tadi ...." jawab Dinda terbata.

Dinda kaget hingga belum mempersiapkan jawaban yang tepat agar adik bungsunya itu tidak menaruh curiga yang berlebihan.

Pintu ruang UGD yang terbuka akhirnya menyelamatkan Dinda dari cecaran pertanyaan Kanya. Dinda pun langsung bergegas menghampiri dokter yang memanggilnya.

"Gimana, Dok?" tanya Dinda dengan wajah cemas.

"Suaminya mana?" tanya balik dokter.

"Saya suaminya, Dok," sahut Luthfi yang berlari menghampiri rekan sejawatnya, Moreno.

Kedua sejawat itupun saling bertukar kabar karena cukup lama Luthfi meninggalkan tugasnya sebagai dokter di rumah sakit ini.

"Lut, sebaiknya kita bicara di ruangan gue aja ya," ajak Moreno sambil melepas rindu. Luthfi pun mengangguk.

"Kalian tunggu Kak Syafa aja. Biar Mas yang bicara sama dokternya," pesan Luthfi pada kedua adik Syafa. Dinda pun mengangguk, hanya Kanya yang bingung dengan kedatangan Luthfi yang tiba-tiba itu.

Ruang dokter Moreno

Luthfi dan Moreno akhirnya bicara. Sebagai sahabat dan antara dokter dengan keluarga pasien.

Moreno pun mulai menceritakan kondisi kesehatan Syafa yang memburuk.

"Jadi stadium Syafa sudah naik? Bagaimana bisa, Mor? Gue kasih dia obat terbaik dari Eropa dan ...."

"Apa mungkin, dia nggak meminum obatnya?" tanya Moreno.

"Ohya, seharusnya Syafa juga menjalankan kemoterapinya. Apa kalian ada masalah?" tanya Moreni hati-hati.

"Syafa sudah dapat jadwal Prof Malik?" tanya Luthfi.

"Luth6, Luthfi, kamu ini suaminya. Gimana sih? Prof Luthfi sudah hubungi Syafa dari beberapa minggu lalu dan kata asistennya istrimu itu tidak bisa dihubungi," ungkap Moreno.

"Kenapa Syafa nggak mau kemoterapi? Dia pasti nggak meminum obat yang kukasih," gumam Luthfi dalam hatinya.

"Ya udah, gue cari tahu dulu ya. Nanti gue hubungin Prof Malik buat re-schedule kemonya Syafa. Thanks ya," ucap Luthfi yang langsung beranjak pergi dari ruang praktek sang sahabat.

.........


Narra kini dalam sebuah tekanan. Tekanan untuk memilih dan mengambil keputusan. Secara hukum, ia masih istri Aldi. Walau hubungan keduanya memburuk saat Narra mengetahui semuanya.

Rio, lelaki yang dianggapnya baik dan setia justru mempunyai banyak rahasia dan kejutan-kejutan yang sangat tak diduganya.

"Ya Allah, lepaskanlah aku dari situasi tak mengenakkan ini," ucap Narra dalam hatinya.

Malam itu.Malam di mana Aldi dan Narra berusaha mencecarnya untuk segera mengambil keputusan. Keputusan untuk memilih antara Rio atau Aldi. Dua lelaki yang masih terikat hubungan saudara itupun tak ingin terus menunggu tanpa kepastian.

Saat Narra hendak membuka pembicaraan, tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk sangat kencang. Entah siapa yang datang semalam ini

"Siapa yang datang malam gini?" tanya Aldi penuh curiga.

ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang