Siapakah Penjahat Sesungguhnya?

225 9 0
                                    

Siapakah Penjahat Sesungguhnya?

[Rio, ternyata kamu sebodoh itu ya. Coba kamu pikir ya. Apa mungkin, seorang suami yang sangat mencintai istrinya, akan membunuhnya dengan tangannya sendiri?]

Rio pun terbelalak, Ramon menatapnya bengis

[Lucky, kamu jangan main-main ya!]

[Rio, nikmatilah balas dendam adik Wahyu yang telah kamu bunuh itu, bye ....]

Lucky pun mematikan gawainya

[Hallo, Lucky!]

[Lucky!]

[Lucky .....]

Rio pun kesal dan nyaris saja membanting ponselnya itu.

"Jangan berkelit lagi, Tuan Rio. Sekarang saatnya kamu membusuk dipenjara!" pekik Ramon.

"Habisi dia!"

Dengan sigap, para geng motor Ramon pun langsung memukuli Rio dan anak buahnya yang tersisa. Sedangkan anak buah Rio yang lain sudah diurus teman Ramon yang lainnya.

Beberapa saat kemudian

"Gimana, Rio?" tanya Ramon saat ia meminta anak buahnya itu berhenti menyiksa.

"Kita bawa mereka semua ke kantor polisi," perintah Ramon pada temannya.

"Baik, Bos!"

Ramon pun beserta geng motornya pun membawa Rio dan ketiga anak buahnya itu ke kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan apa yang tidak pernah dilakukannya.

......

Syafa pun mulai berpikir untuk mengakhiri semua dendamnya pada Rio atas kematian Ibu dan adiknya. Ancaman Dinda dan Kanya untuk pergi darinya,
membuat ia takut.

Bagaimana jika ancaman itu benar2 dilakukan?

"Mereka benar, dendam ini tidak akan pernah membuat Ibu dan Rika kembali ...."

Keesokan harinya

Syafa pun menyiapkan sarapan. Saat ia memanggil kedua adiknya, sang adik pun turun dengan membawa kopernya masing-masing.

"Dek, Kakak mau bicara sama kamu," ujar Syafa meminta kedua adiknya itu duduk di meja makan.

"Kita sarapan dulu ya," ajak Syafa.

"Kami nggak punya banyak waktu. Jika Kakak mau bicara, cepat. Jika tidak, maaf kami pergi sekarang," sahut Dinda.

"Kak, kita dengarkan Kak Syafa dulu," timpal Kanya.

"Kakak mohon, sekali ini, ikuti Kakak ya. Kalau setelah ini kalian tetap mau pergi, pergilah," ungkap Syafa.

Dinda dan Kanya saling tatap

"Oke!" jawab Dinda.

"Kakak tahu, kalian benci sama Kakak. Tetapi, Kakak melakukan ini semua demi kebaikan kalian. Dinda, Kakak akan ikuti semua keinginan kamu dan Kanya. Kamu benar, dendam ini tidak akan pernah membuat Ibu dan Rika kembali," ujar Syafa menunduk. Airmatanya pun luruh

Kanya pun mendekati sang Kakak dan memeluknya. Ia menyakini, sang Kakak masih mempunyai hati nurani dan pemaaf.

"Lalu?" celetuk Dinda.

"Kakak akan melepaskan dendam ini dan kita mulai menyusun hidup yang baru. Semua yang berkaitan dengan Rio, akan Kakak lepaskan. Biarkan Rio mendapatkan karmanya sendiri.

ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang