"Luthfi, aku minta maaf ya. A-aku ...." ucap Syafa terbata menahan tangisnya. Saat Syafa hendak mengenggam tangan Luthfi, Tuan Johnson menepisnya.
Luthfi pun menatap sinis penuh kebencian pada Papinya itu.
Tanpa ada kata-kata yang keluar dar bibirnya.
"Apalagi rencana dia?" gumam Dinda dalam hati.
"Dok, gimana keadaan anak saya? Kenapa dia diam saja??" cecar Nyonya Clara.
"Saya ingin bicara dengan Bapak dan Ibu. Mari ikut ke ruangan saya," ajak sang dokter.
Nyonya Clara dan Tuan Johnson pun mengikuti dokter untuk mengetahui apa sakit Luthfi sesungguhnya. Sedangkan Syafa dan kedua adiknya pun memilih tinggal menemani Luthfi yang menatapnya penuh amarah.
"Syafa, aku sudah mengorbankan semuanya untuk kamu. Tetapi, kenapa kamu justru memilih menjadi simpanan. Dan konyolnya dia Ayahku sendiri. Haruskah ku panggil Ibu?"
Syafa menatap Luthfi dengan penuh penyesalan. Netranya mengeluarkan bulir-bulir bening itu. Hatinya pun menangis saat melihat kondisi Luthfi yang tidak dapat berbicara. Hanya diam dan menunjukkan tatapan yang penuh makna.
"Luthfi, aku tahu kamu sedang nggak bisa bicara. Tetapi, aku yakin kamu masih bisa mendengar apa yang kukatakan kan? Kalau iya, tolong kasih aku tanda ya," ujar Syafa yang kini duduk di bangku samping ranjang Luthfi.
Luthfi pun mengedipkan matanya
"Aku tidak ingin beralasan atau membela diriku, tetapi posisiku saat itu terdesak. Aku butuh biaya yang sangat besar. Ibuku meninggal, adik lelakiku satu-satunya pergi dengan cara mengenaskan, mati bunuh diri," ujar Syafa terisak.
"Kami diusir dari rumah. Aku harus membiayai kedua adikku yang harus tetap bersekolah dan mengontrak rumah. Saat itu, aku nggak punya pilihan lain. Maafkan aku, Luthfi. Tetapi, aku nggak tahu kalau suamiku itu adalah Ayahmu. Maafkan aku, maaf ...."
Tangis Syafa pun pecah. Bukan ini sebenarnya yang diinginkannya. Ujian hidup membawanya pada sebuah pilihan. Akhirnya, Syafa pun terpaksa mengingkari janjinya pada Luthfi. Janji untuk setia menunggunya.
"Aku tahu kamu orang baik Syafa. Mungkin ini sudah takdir yang sudah Allah gariskan untuk kita. Tetapi, tetap saja hatiku sakit. Maaf, aku belum bisa memberimu maaf ...."
Luthfi memalingkan wajahnya dari Syafa. Syafa pun semakin terisak. Dadanya semakin sesak. Tiba-tiba tubuhnya pun pingsan. Kondisi kesehatan Syafa yang memburuk membuatnya mudah pingsan.
"Kak Syafa ...."
......
Nyonya Clara dan Johnson akhirnya duduk di ruang dokter. Dokter Ferry. Dialah yang menangani sakitnya Luthfi.
"Gimana, Dok?" cecar Johnson yang sejak tadi khawatir melihat kondisi putra tunggalnya itu.
"Maaf kalau saya harus mengabarkan berita buruk ini. Saudara Luthfi mengalami kerusakan pita suara. Sementara waktu, ia tidak akan bisa berbicara. Kakinya pun lumpuh dan buta," ucap Dokter Ferry.
Nyonya Clara seketika pingsan. Ia tidak kuat menerima kenyataan jika anak kebanggaannya itu mengalami kondisi yang mengenaskan.
Beberapa saat, Nyonya Clara akhirnya tersadar. Saat ia membuka matanya, ia langsung memaki suaminya karena dianggap menjadi penyebab sang putra mengalami kebutaan dan lumpuh.
"This is all because of you and your mistress. I'm going to sue you."
Clara pun memukul-mukul tubuh Johnson dengan kasar hingga akhirnya Johnson pun memeluk istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR
RomanceNarra sosok wanita mandiri yang haus akan perhatian dari Rio sang suami akhirnya berkenalan dengan seorang duda tampan bernama Aldi. Rio yang seorang workaholic menghabiskan hampir sebagian waktunya untuk bekerja. Niatnya hanya ingin membahagiakan s...