Cinta Butuh Perjuangan

226 9 1
                                    

"Sebelum lanjut membaca, jangan lupa tinggalkan ulasan bintang 5 ya kakak, biar tetap semangat updatenya


Happy reading!


🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Narra akhirnya sampai di kota kelahirannya. Kota yang mempunyai kenangan indah bersama neneknya. Rumah masa kecilnya yang sangat ia rindukan. Di sinilah, awal semua mimpinya tercinta.

"Nek, aku pulang ...." gumam Narra sesaat menginjakkan kakinya di bumi khatulistiwa. Kota Pontianak yang jauh berbeda dengan masa kecilnya dulu.

"Pak, tolong ke Jalan Imam Bonjol 17 A," kata Narra dengan logat khas Pontianak-nya. Walau telah lama tinggal jauh dari kota kelahirannya, ia tidak melupakan adat istiadatnya.

Si supir pun mengangguk dan langsung membawa kendaraannya itu menuju alamat yang dikatakan Narra.

Sejam kemudian

Mobil yang dikendarai Narra akhirnya berhenti. Si supir pun memberi tahu Narra jika alamat yang ditujunya itu sudah sampai.

"Mbak, sudah sampai," ujar si supir taksi membangunkan Narra yang sudah tertidur.

"Berapa, Pak?" tanya Narra.

"50 ribu saja," sahut si supir.

Narra pun memberi uang lembar 100 ribu pada si supir dan saat ia ingin mengembalikan, Narra pun memberikan pada supir taksi berusia lanjut itu.

"Ambil aja buat Bapak," kata Narra tersenyum.

"Makasih."

Dibantu supir taksi itu, Narra akhirnya mengeluarkan barang-barangnya dari bagasi dan ia pun masuk setelah supir taksi itu meninggalkan halaman rumah sang nenek yang luas itu.

"Alhamdulillah, akhirnya aku bisa sampai di rumah ini lagi," ucap Narra.

Walau banyak yang harus ia bereskan, Narra pun tak masalah. Ia bahagia harus memulai hidupnya yang baru dari sini.

"Bismillah. Aku akan memulai semuanya di sini. Semoga kamu sehat ya, Nak dan semoga Mas Kevin di sana juga bahagia. Semoga suatu saat nanti, kita bisa berkumpul dengan Mas Kevin," ujar Narra mengelus perutnya yang mulai membesar itu.

..............

Aldi yang menyesali semua perbuatannya pun kini terpuruk. Semuanya berantakan sejak kepergian Narra dari hidupnya. Kali ini, mama dan adiknya Ellya pun tak bisa berkomentar apapun selain diam.

Suatu sore ....

Aldi pun memutuskan pergi meninggalkan rumahnya di saat mama dan Ellya sedang tidak di rumah. Aldi memutuskan mencari keberadaan Narra di luar kota. Ia teringat, Rio pernah bilang soal tanah kelahiran Narra, kota Pontianak.

"Semoga di sana aku bisa menemukannya," gumam Aldi malam itu saat ia berjalan meninggalkan rumahnya.

Sebuah surat pun sudah ia tinggalkan di meja ruang tamu rumahnya. Hingga Nyonya Rina pun tak susah jika tidak menemukan keberadaannya di rumah.

Pukul 18.45

Aldi sudah sampai di bandara. Setelah melakukan cek-in, Aldi pun menunggu pesawat yang akan membawanya menuju kota Pontianak.

Beberapa menit berlalu, penumpang pun diminta memasuki pesawat yang akan segera berangkat.

"Selamat tinggal Ma, Ellya, semoga kalian baik-baik saja sepeninggalku."

ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang