Perjuangan Cinta

194 5 0
                                    

Rencana Luthfi Memperjuangkan Cintanya

"Pembuluh darah di otaknya pecah dan pasien sempat beberapa saat gagal bernapas dan sekarang kondisinya sudah mulai stabil. Tetapi, masih dalam keadaan kritis. Kita berdoa saja ya. Kalau gitu, saya permisi," pamit dokter Reno, dokter yang menangani Luthfi.

"Apa, koma?"

Bagaimana aku harus menyampaikan berita ini pada Kak Syafa?" gumam Dinda.

Suara gawai Dinda berdering. Terlihat Syafa memanggil. Dinda pun bingung. Bagiamana harus menjawab panggilan Kakaknya itu yang pasti menunggu kabar tentang Luthfi.

[Iya, Kak]

[Nanti kita bicara di rumah ya. Aku udah mau balik nih.]

Saat beranjak pergi, Johnson melihat adik iparnya itu. Johnson pun memanggilnya. Clara pun bingung.

"Dinda, kamu ...."

"Iya, tadi ...."

"Pi, siapa ini?" tanya Clara pada suaminya.

"Oh, ini Dinda. Pacarnya Luthfi," ujar Johnson.

Dinda pun langsung syok mendengar pernyataan Johnson. Clara pun memperhatikan Dinda begitu tajam.

"Om, Tante, boleh saya melihat Mas Luthfi?" tanya Dinda.

"Oh, ya silakan," sambut Johnson ramah.

Dinda pun langsung melihat keadaan Luthfi di kamar perawatannya. Clara yang curiga akhirnya mulai mencecar Johnson.

"Katakan padaku, siapa dia sebenarnya? Apa dia simpanan kamu?" pekik Clara membuat Johnson murka.

"Stop! Ini rumah sakit. Bukan saatnya kita berdebat!" bentak Johnson.

Dinda pun mendekati Luthfi yang terbaring tidak sadarkan diri dengan penuh alat-alat medis ditubuhnya.

"Cepat sembuh ya, Mas," bisik Dinda sebelum ia beranjak pergi.

Karena takut menganggu, Dinda pun memutuskan pergi dan tiba-tiba, tangannya ditarik. Dinda seketika menoleh, mata Luthfi masih terpejam.

"Dinda, tolong rahasiakan ini. Aku mau tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Papiku dan Syafa. Tolong, bekerjasama lah denganku," lirih Luthfi yang sangat mencintai Syafa.

"Baiklah. Aku pulang dulu," pamit Dinda.

Setelah berpamitan dengan Tuan Johnson dan Nyonya Clara, Dinda pun langsung mengendarai mobilnya dengan laju di tengah malam yang semakin larut.

.......

Sesampainya di rumah

Dinda akhirnya memarkirkan kendaraannya di bagasi samping pintu utamanya. Terlihat Syafa dan Kanya sudah menunggu kepulangannya di teras rumah.

"Din, gimana?" cecar Syafa yang sudah khawatir menunggu kabar Luthfi.

"Kak, kita masuk dulu ya," ajak Dinda.

Dinda dan kedua saudaranya itu kini duduk di sofa ruang tamu. Wajah Syafa yang terlihat pucat membuat Dinda khawatir jika sang Kakak pingsan karena tak kuat menerima berita komanya Luthfi.

"Dinda, cepat katakan!" bentak Syafa.

"Kak, Kakak yang sabar ya. Mas Luthfi, dia mengalami kecelakaan yang cukup parah. Pembuluh darahnya pecah dan ...."

ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang