"Sayang, tenang dulu! Aldi itu hanya clientku. Tadi soalnya dia baru menghubungiku karena mau meeting siang nanti. Maaf ya, Sayang."
"Baiklah, Beb, maafkan aku ya."
"Kamu pasti capek kan? Istirahat di kamar aja, Yuk! Aku mau manjain kamu!" Narra pun menarik tangan Rio ke kamar.
Rio pun duduk dipinggir kasur. Ia pun melihat Narra berganti lingerie. Ia jadi bergairah. Narra memang sangat cantik dan menggoda saat memakai lingerie.
Untuk menutupi kecurigaan Rio, Narra memang akan mencumbu suaminya dna memuaskannya. Ia pun mulai menggoda Rio dengan memberikan ciuman yang hot dipinggir kasur, hingga mereka berdua jatuh dikasur itu dan kembali bermain liar dibibir.
Rio yang sudah tergoda, mulai menjamah bagian tubuh Narra. Ia mulai melepaskan lingerie Narra dan begitupun Narra, ia melucuti seluruh pakaian Rio.
Narra dan Rio semakin bergairah. Mereka semakin liar bermain, hingga sejam berlalu akhirnya mereka mencapai kepuasan.
"Makasih ya, Sayang." bisik Rio sambil memeluk erat tubuh istrinya itu.
Rio karena kelelahan akhirnya tertidur.
Narra pun mandi dan bersiap menuju butik. Karena siang ini, ia ada janji makan siang bersama Aldi. Bukan tidak mungkin, Aldi akan mencumbunya lagi. Itu memang yang diharapkan Narra.
Narra pun pergi ke butik tanpa berpamitan dengan Rio, ia tak menganggu tidurnya. Natta berpesan pada Bibi agar menyiapkan makanan jika suaminya bangun.
****
Narra yang sudah sampai di butik, menanyakan keadaan butik pada Santi, asisten sekaligus adiknya.
"Gimana, Dek, aman?"
"Aman, Kak."
"Dek, nanti kalau Mas Rio tanya, bilang aja kakak ... ah, terserah kamu deh!" ejek Santi
"Ah, kamu ini!" Narra pun tertawa.
Aldi pun memberitahu kalau ia sudah menunggu di depan. Saat hendak keluar tiba-tiba ada yang membuka pintu dan ...
"RIO!" narra pun saling bertatap dengan sang adik.
"Duh, gimana ini? Aldi sudah menunggu di depan, " batin Narra.
"Hei, kamu kenapa?" selidik Rio yang melihat Narra panik.
"E-eh, o-oh, kamu ngapain ke sini?" tanya Narra terbata-bata.
"Oh, aku cuma mau ajak kamu makan siang, Yuk!" Rio pun menarik tangan Narra.
Saat mereka keluar dan mobil Rio pergi, Aldi melihat keduanya dan langsung menghubungi Narra.
"Aku tunggu kamu di depan! Turun atau mobil suamimu kukejar!"
Narra yang panik dan tak ingin perselingkuhannya dengan Aldi diketahui akhirnya memutuskan turun. Ia beralasan kliennya mau bertemu di sebuah cafe.
"Sorry, Ya, Beb, aku lupa kalau ada meeting siang ini. Aku turun ya? Kamu enggak marah kan?"
"Hm, oke, take care."
Rio pun akhirnya memutar balik mobilnya ke arah butik. Narra pun turun memasuki mobilnya dan saat mobil Rio melaju, Aldi pun segera memasuki mobil Narra.
"Kamu udah janji sama aku, ngapain kamu pergi sama Rio?"
"Sorry, dia datang mendadak tadi."
"Kamu jangan marah lagi, kan kita mau senang-senang." Narra pun menggoda Aldi yang sedang cemburu.
Narra pun pergi bersenang-senang dengan Aldi. Ia pun seharian menghabiskan waktu bersama kekasih gelapnya itu, makan siang, hingga keliling kota dan pergi ke sebuah cottage. Sesampainya di cottage, Narra menyiapkan mi goreng dan kentang juga teh hangat untuk makan malam mereka.
Setelah makan, mereka pun berbincang menikmati indahnya langit bertabur bintang. Aldi pun memeluk Narra dari belakang, dan mengucapkan kata cinta berkali-kali. Ia pun kembali mempertanyakan keseriusan Narra.
"Kapan kamu mau gugat cerai suamimu?"
"Please, jangan bahas itu sekarang ya. Jangan rusak malam ini, Ok!"
"Aku enggak mau menunggu terlalu lama, Narra!"
"Iya, bersabarlah dulu."
*****
Malam itu, Narra yang sedang kembali merasakan jatuh cinta, benar-benar bergelora jiwanya. Ia bahkan lupa statusnya sebagai istri Rio, seorang CEO yang bergelimang harta, juga Kevin putra tunggalnya.
Narra lupa, ia memiliki suami hebat, anak pintar. Apapun yang dia mau, Rio mampu wujudkan. Satu hal kekurangan Rio, tak punya banyak waktu karena kesibukannya sebagai CEO. Sedangkan Aldi? Hanya sebagai pegawai biasa di sebuah instansi pemerintah. Gajinya pun tak ada separuh uang bulanan yang biasa diberikan Rio.
Apa yang dicari Narra?
Narra mendapatkan perhatian dan hal yang penting dari itu semua, ia mendapatkan kepuasan saat bercinta dengan Aldi. Mungkin bagi sebagian wanita, itu tak penting. Tetapi bagi Narra, pengaruhnya luar biasa. Hidupnya jauh lebih bahagia, saat bersama Aldi. Dia juga teman yang menyenangkan.
"Sayang, aku puas banget malam ini. Rasanya ingin selalu seperti ini, sama kamu."
"Sabar ya, nanti kita pasti akan selalu bersama."
Aldi pun kembali mencumbu Narra. Narra pun tak mampu melawan gejolak hasratnya yang menggebu. Aldi benar-benar membuatnya lupa, kalau ia wanita. bersuami.
"Oh, Aldi! Kamu bisa memberikan kenikmatan yang tak bisa diberikan Rio!" celetuk Narra yang sudah lepas kendali. karena nafsu yang semakin tinggi.
"Iya, Sayang, aku akan selalu memberikan kapanpun kamu mau."
"Makasih, Sayang. Aku juga mencintaimu."
"Jangan pernah tinggalkan aku. Aku tidak akan pernah melepasmu sampai kapanpun.
Narra dan Aldi pun kelelahan. Setelah berjam-jam bercinta di atas ranjang cottage yang empuk ditambah suasana yang romantis mendukung untuk mereka bercinta berkali-kali.
Narra dan Aldi yang asyik bercinta, tak menyadari, ada sepasang mata yang melihat mereka dari kejauhan.
bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR
RomanceNarra sosok wanita mandiri yang haus akan perhatian dari Rio sang suami akhirnya berkenalan dengan seorang duda tampan bernama Aldi. Rio yang seorang workaholic menghabiskan hampir sebagian waktunya untuk bekerja. Niatnya hanya ingin membahagiakan s...