Diam Bukan Berarti Bodoh
Beberapa detik kemudian, Narra pun mengeluarkan sebuah pisau dan mengarahkan tepat di jantung Ellya. Ellya yang melihatnya pun syok.
"Aaaa, Kak, jangan, Kak. Tolong, Kak. Aku minta maaf sama Kakak," ucap Ellya meminta maaf.
Narra tertawa
Nyonya Rina dan Aldi mendekati Narra dan memegang kaki Narra dan memohon ampun atas kesalahan mereka.
"Maafkan aku, Narra ...."
" Maafkan Mama, Narra ...." ucap Nyonya Rina memelas agar Narra membebaskan Ellya.
"Narra, hukum aku saja. Tolong bebaskan Ellya dan Mamaku," ucap Aldi bersimpuh
dihadapan Narra."Narra ...."
Teriakan Ellya yang ketakutan pun membuat Rino akhirnya kasihan dan menarik pisau yang dipegang Narra itu.
"Kak, udah, cukup, Kak."
Nyonya Rina dan Aldi pun menarik Ellya agar bisa bangun. Tubuhnya lemah karena menahan sesak dada ditindih oleh Narra. Tekanan Narra itu membuat Ellya merasakan ketakutan hingga tidak bisa mengontrol dirinya. Ellya terus berteriak histeris.
Rico pun akhirnya meminta Nyonya Rina membawa Ellya pulang agar ia bisa menenangkan dirinya. Sedangkan Aldi memilih tetap tinggal dan menyelesaikan semua permasalahannya dengan Aldi dan juga dengan Rio nantinya.
.....
Setelah pemakaman usai, Rio dan Lucky pun kembali ke rumah kontrakannya yang sederhana itu. Rio dan Lucky duduk terdiam di sofa berwarna coklat. Entah apa yang ada dibenak keduanya.
"Mas—"
"Biarkan aku menenangkan diri dulu. Jika kamu mau memperbaiki semuanya, bantu saya cari Wahyu," ujar Rio. Rio pun akhirnya masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu kamar.
Setelah kondisi hatinya tenang, Lucky pun meninggalkan rumah Rio itu dan mencari keberadaan Wahyu. Wahyu yang sudah membabi buta memukuli Aisyah karena merasa sakit hati dan menganggap Aisyah telah berkhianat dengan Rio saat ia memergoki Aisyah dan Rio di jalan saat itu.
Tiga jam berlalu
Lucky pun kembali ke rumah Rio. Ia mengetuk pintu rumah beraksen kayu berwarna hijau itu. Namun, tidak ada jawaban sama sekali. Lucky pun memutuskan menunggu dan duduk di kursi teras rumah Rio itu.
Sejam berlalu, tidak juga ada tanda kalau Rio keluar. Lucky pun mencoba memanggil dan menghubunginya lewat chat maupun telepon, tetapi hasilnya sama. Tidak ada respon sama sekali
"Ke mana ya, Mas Rio?" pikir Lucky.
Lucky yang mulai cemas pun akhirnya menggedor pintu dengan kencang. Karena tidak ada jawaban, Lucky memutar ke arah belakang. Tetapi, hasilnya pun nihil.
Saat memutar ke arah samping, tepat di jendela kamar Rio, Lucky melihat Rio sudah terkapar di lantai kamar dengan bersimbah darah.
"Astaghfirullahaladzhiim. Mas Rio?" lirih Lucky.
Lucky yang panik akhirnya berlari mencari bantuan. Ia pun mendatangi beberapa warga yang terlihat sedang duduk santai di salah satu kursi yang ada tidak jauh dari rumah kontrakan Rio itu.
"Bang, Bang, tolong saya," teriak Lucky dengan napas tersengal-sengal.
"Mas Lucky. Ada apa?" tanya seorang warga yang mengenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR
RomanceNarra sosok wanita mandiri yang haus akan perhatian dari Rio sang suami akhirnya berkenalan dengan seorang duda tampan bernama Aldi. Rio yang seorang workaholic menghabiskan hampir sebagian waktunya untuk bekerja. Niatnya hanya ingin membahagiakan s...