Cinta Tidak Harus Memiliki

389 15 0
                                    

"Mi, tolong. Aku rasa aku yang lebih pantas dan berhak mengasuh Kevin," pekik Narra.

"Apa maksudmu?" tanya Nyonya Cynthia.

"Karena Rio adalah mantan narapidana ...." ucap Narra membuat Nyonya Cynthia dan Rio terbelalak.

"Narra, jaga ucapanmu!" bentak Nyonya Cynthia yang tidak rela saat anaknya itu dihina segitunya. Di depan saingannya.

"Na—"

"Apa yang dikatakan Narra betul. Aku hanyalah mantan narapidana. Tidak pantas mendapat hak perwalian Kevin," ucap Rio dengan wajah sedih.

"Aku pamit. Jaga diri kamu dan Kevin baik-baik ya. Assalamualaikum," pamit Rio yang langsung melenggang pergi dan tak lagi menghiraukan panggilan Nyonya Cynthia.

"Rio ...."

Aldi hanya diam. Ia berusaha membujuk Narra kembali. Aldi tidak mau kehilangan anaknya lagi. Buah cintanya dengan Narra.

"Narra, tolong kasih aku kesempatan sekali lagi. Apapun yang terjadi di antara kita, anak itu nggak berdosa. Jangan pisahkan aku dan anakku," ucap Aldi memohon.

Narra tetap bergeming. Keputusannya sudah bulat. Ia tidak ingin memperkeruh suasana dan memperburuk hubungan Rio dan Kevin jika harus memilih salah satunya.

"Maaf, Mas. Keputusanku sudah bulat. Ini yang terbaik untuk kita semua. Aku hanya ingin fokus dengan Kevin dan kehamilanku. Setelah anak ini lahir, aku akan segera kembali ke Jakarta dan mengurus semuanya," ucap Narra tegas.

"Tapi ....."

"Aku nggak akan merubah keputusanku. Aku nggak akan menghalangi kamu maupun Rio untuk bertemu anak-anak kalian nantinya. Jadi, kuharap kita semua bisa menjaga hubungan baik demi anak-anak kita," ujar Narra tersenyum menatap ke arah Aldi yang masih duduk di sofa bersama Mama dan adiknya.

"Aku harus istirahat. Di atas ada 2 kamar. Sebaiknya kalian beristirahat saja, udah malam. Kalian pasti capek kan. Assalamualaikum," ucap Narra yang langsung mengajak Kevin ke kamarnya dan beristirahat.

..........

Syafa masih terlelap dalam tidur panjangnya. Setelah dipindahkan ke ruang khusus, hanya ditemani Luthfi dan dokter yang setiap 2 jam mengecek kondisinya.

Kekecewaan Luthfi pada kedua adik Syafa membuatnya harus mengambil keputusan tegas. Luthfi pun melarang Dinda dan Kanya menjenguk Syafa sampai keduanya paham, bagaimana perjuangan  Syafa.

Demi kedua adiknya bahkan ia rela dihujat semua orang sebagai pelakor demi melihat kedua adiknya sukses seperti saat ini.

Malam itu, Luthfi masuk ke dalam kamar Syafa. Menemaninya seperti hari-hari sebelumnya dan mengajak Syafa berbicara. Luthfi pun mengenggam tangan Syafa yang sangat dingin dan pucat itu.

"Syafa, aku tahu, kamu pasti bisa merasakan apa yang kurasakan. Walau kamu nggak bisa merespon, tetapi aku yakin kamu memahami apa yang kukatakan."

"Syafa, aku tahu, kamu pasti berat melewati hari-harimu selepas aku pergi. Aku nggak pernah menyalahkan apapun keputusan yang kamu ambil. Aku yakin, itu semua karena kamu dalam keadaan terpaksa. Demi adik yang sangat kamu perjuangkan hidupnya."

"Aku akan selalu mencintai kamu. Kamu harus berjuang untuk sembuh. Setelah kamu sadar dan membaik, aku janji. Aku janji, akan segera menikahi kamu dan mewujudkan semua impian kita dulu. Seperti janjiku dulu, kita akan menikah dalam satu keyakinan," ucap Luthfi terisak. Ia pun mencium kening Syafa.

ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang